OM 43

6.7K 312 11
                                    

Bismillah...

Hai readersku tersayang...hehehe

Maaf updatenya lama ya, kebanyakan tugas di dunia nyata ...hehehe sambil ngumpulin ide  juga sih...tapi terima kasih banget masih mau mengikuti cerita ini...:)

Siapa yang kangen sama mantan Om duda doremi satu ini? ^_^

Happy Reading

Setelah kemarin Haikal dan Ro mengalami perselisihan di awal pernikahan mereka yang membuat hubungan mereka seakan diuji, baik dari segi kedewasaan maupun kepercayaan di antara keduanya. Haikal dan Ro mencoba meyakinkan diri mereka bawasannya setiap lika-liku permasalahan yang menerpa mahligai rumah tangga yang mereka bangun, merupakan cara Tuhan dalam memberikan berkah dalam hubungan mereka agar pernikahan mereka semakin erat dan kuat. 

"Abang, kok tidur lagi? Hari ini memangnya nggak ke kantor?" Ucap Ro dengan nada lembutnya, seraya tangan mungilnya mengelus pelan rambut lebat Suaminya itu. 

"Heuum, kayaknya Abang nggak ke kantor deh hari ini." Sahut Haikal dengan suara yang sedikit parau, sambil tangan kekarnya menarik lembut pinggang mungil sang Istri agar lebih dekat dengannya sambil bibirnya terus membubuhkan kecupan di pelipis dan kedua pipi Istri mungilnya itu.

"Abang sakit ya? Kalau begitu Adek buatin bubur mau?" Kini Ro mencoba mengecek kening Suaminya itu yang memang terasa cukup panas suhunya, beda dari biasanya.

"Buatin Abang soup aja, Dek. Soalnya Abang sedikit mual juga." 

"Adek panggil dokter dulu ya, biar Abang diperiksa dan dapet obat supaya Abang cepat sembuh."

"Nggak usah, Adek. Abang cuma masuk angin biasa kok, nanti kalau dibawa istirahat insya Allah juga sembuh. Jangan khawatir ya."

"Ya sudah, Adek bikinkan soupnya dulu ya." Ro pun mulai beranjak dari duduknya untuk memasakkan makanan yang diminta oleh Suaminya, tetapi belum sempat ia berdiri dari duduknya tubuh mungilnya kembali ditarik oleh tangan kekar Haikal dan berakhir di pelukan hangat Suaminya itu.

"Bang, lepasin dulu. Katanya tadi mau dibikinin soup?" Ucap Ro yang masih bernada lembut, seraya tangan mungilnya mengelus pelan dada dan perut kekar Suaminya itu. 

"Cium dulu." Bisik Haikal dengan suara beratnya, sambil tangan besarnya memijat lembut pinggang mungil sang Istri.

Mendengar ucapan Haikal tersebut, sontak membuat kedua pipi chubby Ro merona seketika. 

"Ih, A-Abang apaan sih. Cepet lepasin dulu, biar Adek cepet masakin makanannya." Tubuh Ro pun langsung meronta perlahan agar terlepas dari pelukan Haikal yang semakin erat itu.

"Makanya cium dulu, baru Abang lepasin Adek."

"Iiih, A-Abang mah gitu."

"Cepet, Sayangku. Kalau nggak mau, berarti kita seharian gini aja ya." Ucapan Haikal sontak membuat Ro memberengut kesal. 

Ro pun menghembuskan nafasnya perlahan, mau tidak mau dirinya harus menuruti kemuan dari sang Suami. Kedua tangan mungilnya langsung menangkup pipi tirus Haikal dan bibir merah mudanya secara cepat membubuhkan kecupan di pipi Suaminya itu. 

Haikal yang tak terima karena diberikan kecupan hanya di pipi, sontak langsung menangkup kepala belakang Istri mungilnya itu dan meraup ganas bibir merah menggoda Istrinya dengan bibir tebalnya. Ro yang mendapat serangan mendadak dari Haikal, langsung terbelalak kaget dengan kedua tangannya yang entah bagaimana sudah berada di leher Suaminya itu. 

Sebelah tangan besar Haikal, kini memeluk erat pinggang sang Istri dan sesekali mengelus lembut perut rata Ro disela kegiatan bibir tebalnya yang tengah gencar meraup gemas bibir mungil wanitanya itu seakan tak mau melewatkan waktu sedetik saja. Sedangkan Ro kini hanya bisa pasrah, kedua mata dengan iris coklatnya pun berubah sayu dan dengan perlahan terpejam seakan menerima perlakuan dari Suami tercintanya ini. 

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang