OM 40

7.8K 456 12
                                    

Sebelum baca, silahkan tekan bintangnya dulu dan spam komen dulu ya.....yuuuuuuuukk gaaaaaaaaaaas kan...hehehe..

Follow me juga sangat di perbolehkan....sangat...hihihi

Happy Reading

"Ibu, tolong kepang rambut Kakak."

"Ibu, barang-barang Ira ada yang belum di beresin."

Begitulah suara-suara yang terdengar di hari yang menjelang subuh ini, yang sontak membuat kedua orang berbeda jenis kelamin yang tengah bergelung nyaman di dalam selimut tebalnya itu mulai mengerjapkan kedua matanya pelan.

Wanita yang mendengar suara kedua anak gadisnya yang memanggil dirinya itu, dengan perlahan mencoba memindahan tangan besar yang sedari tadi betengger manis di pinggangnya itu. Tetapi, bukannya terlepas malah wanita itu merasakan pelukan dari tangan besar itu semakin mengerat.

"A-Abang, lepas dulu. Anak-anak panggil aku tuh di luar, mereka kayaknya kerepotan sebelum berangkat camping."

Seakan tidak mendengar ucapan perempuan yang berada di dalam pelukannya itu, laki-laki yang tak memakai apapun untuk menutupi tubuhnya selain selimut tebalnya itu malah semakin mempererat pelukannya seolah tidak mau di tinggalkan oleh perempuan ini.

"A-Abang."

"Lima jam lagi, Sayang."

"Baiklah, lima-apa? Ih, Abang." Dengan kesal, perempuan itu mencubit tangan kekar laki-laki yang masih memeluknya itu yang malah membuat sang empunya terkekeh geli dibuatnya.

Sudah terhitung seminggu lamanya, wanita manis yang berperangai lemah lembut itu telah sah menjadi Istri dari seorang duda beranak tiga yang masih sangat tampan dan gagah di usianya yang telah menginjak kepala tiga itu. Dia lah Roselia Afifah Pratiwi, seorang perempuan yatim-piatu yang akhirnya terjerat takdir cinta bersama laki-laki yang usianya cukup jauh darinya yakni Haikal Putra Abdullah.

Sama sekali tak pernah terlintas dalam benak Ro, jika akhirnya dirinya akan menikah dengan laki-laki yang usianya hampir sama dengan Omnya sekaligus laki-laki yang pernah ia bantu di jalan ketika dirinya pulang dari bekerja itu.

Dirinya juga sama sekali tidak menyangka jika ternyata laki-laki yang tampan, mapan, dan sangat menyayangi keluarga itu menaruh perasaan lebih kepada gadis sederhana seperti dirinya. 

"Mereka sudah besar, Sayangku. Mereka pasti bisa mengurus semuanya sendiri, mending kita lanjutin program adiknya Era, Ira, sama Kezraf." Ro langsung menggeliatkan badannya, begitu merasakan bibir tebal Suaminya kembali berulah di leher putihnya yang sudah tertutupi banyak tanda yang berasal dari kelakuan Suaminya semalaman itu.

"A-Abang, udah ih." Ro pun berusaha untuk melepaskan kungkungan dari Haikal yang semakin erat saja.

Dan akhirnya Haikal pun menyerah, yang membuat Ro langsung bernafas lega ketika tubuh mungilnya terlepas dari pelukan sang Suami.

"Abang cepat bangun ya, sebentar lagi adzan subuh." Ucap Ro dengan suara lembutnya, seraya tangannya aktif mengancingkan kemeja sang Suami yang sudah ia kenakan di tubuh mungilnya karena bajunya sudah di lempar entah dimana oleh Haikal tadi malam. 

"Iya, Yang." Sahut Haikal dengan suara yang seperti gumaman itu, karena laki-laki itu kembali memejamkan matanya dengan lengan yang sudah menutupi separuh wajahnya. 

Ro pun menggelengkan kepalanya, dirinya tidak menyangka tentang kelakuan Haikal yang sangat berbeda ketika dirinya belum menjadi Istri dari laki-laki itu, sekarang Haikal malah terlihat sangat manja kepadanya bahkan kerap kali bertengkar dengan Era dan Ira hanya untuk berdekatan dengan dirinya. 

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang