OS 17

10.2K 541 8
                                    



Happy Reading

Setelah bergelut dengan egonya sendiri, akhirnya Haikal menyerah melawan gengsinya  dan kini dirinya tengah mengikuti Ro yang tengah membonceng sepeda motor yang ia tahu sebagai ojek online.

"Aku bisa gila lama-lama." Gumam Haikal dengan pandangan yang begitu fokus memperhatikan kendaraan yang dinaiki Ro.

"Iya Kal, kamu memang sudah gila. Karena gadis itu pikiranmu jadi gila seperti ini kan."

Memang sepertinya Haikal sedikit terguncang pikirannya, sehingga kini dirinya berbicara sendiri sembari menyetir mobilnya.

-

-

-

Hingga akhirnya setelah menempuh beberapa menit perjalanan, sepeda motor yang ditunggangi Ro pun berhenti di depan rumah minimalis dengan tembok berwarna hijau, yang ia ketahui memang itu rumah Ro.

Haikal pun bisa menghela nafasnya lega begitu melihat Ro yang aman sampai di rumahnya, tetapi tiba-tiba keningnya berkerut bingung begitu melihat di teras rumah Ro ada seorang laki-laki yang sepertinya tengah menunggu kedatangan Ro.

"Siapa laki-laki itu? Kelihatannya dia dekat dengan Ro." Haikal pun bertanya-tanya tentang kedekatan laki-laki yang kini tengah berbincang dengan Ro  sembari tertawa bersama itu.

"Apa mungkin Ro sudah punya pacar? Atau jangan-jangan Ro sudah punya suami?" 

Haikal pun semakin berspekulasi yang macam-macam kepada Ro, tetapi pandangannya masih memperhatikan Ro yang tampak asik berbicara dengan laki-laki itu yang membuat tangan kekarnya tanpa sadar meremas kemudi dengan begitu kuat. Dirinya sudah bersiap untuk turun dari mobilnya, tetapi kemudian langsung ia urungkan karena teringat janjinya kepada Ro mengenai hubungan mereka yang hanya sebatas hubungan pekerjaan.

"Astaghfirullahaladzim." Gumam Haikal seraya mengusap wajahnya frustasi.

Tak selang beberapa menit, tiba-tiba laki-laki yang sedari tadi berbicara dengan Ro itu berjalan menjauhi Ro dan menuju ke arah mobilnya yang terparkir cukup dekat di depan mobil Haikal.

"Aku harus berbicara dengan Ro tentang hal ini, itu harus. Aku bisa gila beneran kalau gini." Ucap Haikal dengan pandangan mata yang melihat ke arah Ro yang mulai memasuki rumahnya.

Setelah memastikan Ro memasuki rumahnya, Haikal pun langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Ro dan pulang ke rumahnya dengan rasa penasaran yang seakan membuatnya gila saat itu juga.

................................................


Di sisi lain, kini Era dan Ira tengah berbaring di ranjangnya masing-masing yang memang mereka berada di satu kamar yang hanya ranjang mereka yang dipisah. Sebenarnya mereka sedari tadi belum tidur, tetapi hanya berbaring terlentang sembari menutup matanya.

"Ir? Kamu udah tidur?" Tanya Era kepada adiknya itu sambil membuka matanya dan memandang langit kamar mereka yang penuh dengan hiasan bintang.

"Belum."

"Huh..., kok jadi gini ya Ir. Padahal tinggal selangkah lagi Ayah dan Mbak Ro bisa lebih deket satu sama lain."

"Mungkin prediksi kita salah, Kak. Kayaknya Mbak Ro dan Ayah itu ngak jodoh deh."

"Ih, kamu jangan ngomong gitu. Nanti dikabulkan Allah, baru tahu rasa."

"Hehehe, abisnya gimana dong. Aku ngak mau kalau Tante Putri yang bakal jadi mama kita."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang