﷽
Happy Reading
"Oh, kalau Pak Haikal buru-buru biar Ro saya antar saja. Jadi, Pak Haikal nggak kerepotan."
"Tidak, Ro harus bareng sama saya."
"Loh, katanya Pak Haikal ada rapat penting. Saya kan berniat membantu agar Pak Haikal tidak ribet, kan kasihan Ro kalau diburu-buru gitu." Alfi pun membalas wajah datar Haikal dengan senyuman miringnya, seolah menandakan dirinya tengah bahagia ketika bisa membalas perbuatan Haikal.
"Kamu benar-benar menguji amarah saya ya, kamu dengarkan hal ini baik-baik. Ro itu milik saya, untuk saya, dan hanya saya saja yang berhak mendapatkannya. Tak akan saya biarakan siapa pun merebut Ro dari saya, ingat itu baik-baik."
Ro langsung terbelalak seketika, begitu mendengar ucapan dari Haikal.
"Aku milik Bang Haikal?" Ucap batin Ro yang merasa bingung dengan pernyataan yang baru saja keluar dari mulut Haikal itu.
Haikal yang baru saja menyadari apa yang barusan terucap dari bibirnya, sontak telinganya berubah memerah.
"Ma-maksud saya Ro itu kan bekerja sama saya, dan pasti sudah barang tentu saya harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Ro."
"Tanggung jawab? Semuanya? Bapak kan hanya sebatas majikan Ro, pasti batasan tanggung jawab Bapak hanya saat Ro sedang bekerja saja kan." Alfi pun tersenyum miring ke arah Haikal, karena dirinya berhasil membantah pernyataan yang keluar dari bibir laki-laki kekar itu.
Mendengar pernyataan Alfi, Haikal pun semakin menatap tajam ke arah laki-laki itu dengan rahang yang sudah mengeras.
"Memangnya tahu apa kamu soal tanggung jawab? Hah?, anak baru lahir kemarin sore aja udah mau ngajarin saya tentang tanggung jawab. Pokoknya Ro akan berangkat sama saya, itu mutlak dan tidak bisa diubah."
"Ck, mending gini aja deh Pak. Kita minta Ro buat milih, dia mau dianterin siapa. Gimana?"
Ro yang sedari tertunduk pun, langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar ucapan Alfi.
"Oke, kita minta Ro buat milih." Tatapan Haikal pun langsung berubah lembut, ketika menatap ke arah wajah ayu milik Ro.
"Parah sih, tadi aja pas natap gue wajahnya kaya mau basmi gue sampai ke akar-akarnya. Tapi pas lihat Ro, bisa berubah gitu. Ck, dasar. Om-om bunglon bucin." Ucap batin Alfi yang merasa takjub dengan perubahan raut wajah Haikal ketika kembali berhadapan dengab Ro.
"Ro, kamu sekarang tentukan pilihan kamu ya. Kamu mau berangkat bareng saya atau bareng sama laki-laki pas-pasan itu?" Ucap Haikal lembut, dengan mata yang menatap intens ke arah Ro yang tampak bingung.
"A-ah, itu. Kenapa saya harus memilih, Abang? Sa-saya bingung jadinya."
"Ro, kamu nggak mau kan kita berdua rebutan disini sampai besok. Jadi, jalan tengahnya adalah kamu memilih siapa yang antar kamu ke rumah saya."
"Iya, Ro. Aku juga udah muak berantem sama om-om ini terus, nggak berfaedah banget."
"Saya juga muak lihat wajah pas-pasan kamu itu, kelihatan wajah pasaran banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Suamiku? [End]
RomanceApa jadinya bila seorang gadis berusia 20 tahun bertemu dengan seorang duda tampan berusia 32 tahun, karena sebuah peristiwa yang membuat mereka terikat satu sama lain. Penasaran??? Cek langsung yuk!!!✨