OM 41

7.4K 433 16
                                    

Yuuuuuk gaaaaaaskan dan ramaikan dengan voteeee kalian okayyy....

BTW, ceritaku ini ngebosenin atau enak buat di baca berulang-ulang, menurut kalian gimana?

Karena terkadang aku ngrasa ceritaku ini agak gimana gitu....hehehe

Happy Reading

Pagi ini Ro dibuat bingung dengan kelakuan Haikal, yang tiba-tiba bertingkah cuek kepadanya. Bahkan sedari tadi, Suaminya hanya diam saja ketika ia bicara kepadanya.

Sembari menggendong Kezraf yang sejak tadi malam masih rewel, karena badannya sedikit demam dan sepertinya dia merasa tidak nyaman dirinya berniat mendekati Suaminya yang sedang bersiap-siap untuk bekerja itu.

"Abang, nanti pulangnya jam berapa? Biar Ro masakkan makanan kesukaan Abang ya." Dengan perlahan, Ro berjalan menghampiri Haikal yang kini tengah memasang jasnya di tubuh kekar miliknya.

Haikal langsung membalikkan badannya dan menatap ke arah Istrinya yang kini tengah menggendong Kezraf, yang masih merengek pelan. Sungguh Haikal semakin tak tega dibuatnya, ketika melihat wanitanya masih bisa tersenyum ke arahnya meskipun raut wajahnya tampak menegaskan kelelehan karena kurang tidur. Tetapi Haikal kini masih diselimuti oleh egonya, yang membuat dirinya seakan tidak mau kalah dengan pesona Istrinya itu.

"Tidak perlu, aku akan berangkat sekarang." Tanpa memperdulikan tatapan sendu dari Ro, kini Haikal langsung berjalan keluar kamar seraya menenteng tas kerjanya.

Tetapi tiba-tiba langkahnya langsung terhenti, begitu merasakan tarikan lembut di lengannya. Dirinya sontak terdiam seketika, begitu Istrinya mencium lembut punggung tangannya.

"Meskipun Abang sedang marah dengan Ro, tetapi Ro akan terus berusaha agar seluruh kewajiban Ro sebagai seorang istri tetap terlaksana. Baktiku kepadamu, Suamiku. Fi amanillah, Abang."

 Haikal semakin dibuat tak berdaya, ketika pipinya mearasakan kecupan lembut yang tentu saja berasal dari Istrinya itu. Laki-laki itu pun langsung berdehem pelan, dan langsung berjalan pergi meninggalkan Istri serta putranya tanpa kecupan seperti biasanya.

Ro pun hanya menghela nafasnya, karena ia tahu kalau Suaminya itu masih dikuasai oleh kecemburuan akibat kejadian tadi malam. Bisa dibilang, Haikal kembali dibuat cemburu karena tadi malam Ro mendapatkan panggilan dari Alfi yang meminta dirinya untuk bertemu di rumahnya. Laki-laki itu meminta dirinya untuk datang ke acara pertunangan sang Kakak, yang memang Ro sangat dekat dengan dirinya.

"Yahyahyahyah." 

"Apa, Nak? Cari Ayah ya. Ayah lagi kerja, buat sekolahnya Kakak sama buat Kezraf ya. Alhamdulillah, anaknya Ibu udah nggak demam lagi ya. Sekarang kita main sama Oma yuk!" Setelah telapak tangannya mengecek suhu tubuh putranya itu, kini Ro memutuskan menghampiri Ibu mertuanya agar dirinya bisa sedikit melupakan permasalahannya hari ini.

~oOo~

"Hai, Oma. Hai, Kezraf gembul." Ucap Era, ketika dirinya sampai di gazebo yang terletak di samping rumah itu dengan Ira yang berjalan di belakangnya.

"Loh, kalian udah pulang. Udah makan belum?"

"Nanti aja, Oma. Lagian kita tadi udah makan di kantin pas istirahat kedua." Sahut Ira, sambil mendudukkan badanya di samping adik kecilnya yang masih asik bermain.

"Kezraf udah sembuh demamnya, Oma?"

"Alhamdulillah, udah turun demamnya. Semaleman kan nggak nidurin Ibunya, kayaknya cucu Oma mau tambah pinter ya." Dengan lembut, Mama Haikal mengelus kepala Kezraf yang terbalut topi mungilnya itu.

"Oh iya, Ibu kemana Oma? Kok Era nggak lihat dari tadi."

"Sama, Ira juga belum lihat."

"Ibu kalian katanya tadi mau ngaterin makan siang buat Ayah kalian, tapi Mang Ujang masih nyuci mobil. Kayaknya Ibu kalian masih di kamar, mungkin lagi istirahat. Biarin aja, kasihan pasti dia lelah banget harus jaga Kezraf semalaman."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang