﷽
Happy Reading
"Maafkan saya Tuan dan Nyonya, sepertinya saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan saya ini. Mungkin hal ini terdengar tidak sopan ketika mengingat saya bekerja belum ada satu hari, tetapi sesuai dengan prinsip saya ketika dalam pekerjaan itu saya merasa tidak dihargai maka mau tidak mau saya akan mengundurkan diri."
Ucapan Ro membuat semua orang yang berada di ruangan itu terbelalak kaget, kecuali Kezraf yang nampak tenang di pangkuan Ro.
"Ngak, kamu ngak boleh mengundurkan diri. Maafkan saya Ro kalau ucapan saya menyakiti kamu, tapi saya mohon jangan pergi. Kamu mau lakukan apapun terserah kamu supaya kamu tidak marah lagi, tapi tolong jangan pergi Ro." Semua orang yang berada di sana pun kembali dibuat tercengang ketika melihat Haikal yang sudah berlutut di hadapan Ro dengan wajah yang penuh permohonan.
Ro hanya diam sembari menundukkan kepalanya dalam, pandangannya langsung bertatapan dengan mata bulat Kezraf yang juga tengah menatapanya sembari berkedip lucu. Ro pun semakin tidak tega dengan Kezraf, bayi mungil itu sudah begitu ia sayangi dan sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri. Terlebih Era dan Ira, kedua gadis remaja itu selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada dirinya yang membuatnya berat sekali untuk memutuskan keluar dari pekerjaannya ini. Tetapi perilaku Haikal sungguh membuat Ro kecewa dan menjadi sedikit tidak nyaman dengan Haikal.
"Mbak, apakah Ayah melakukan kesalahan yang cukup fatal terhadap Mbak? Dan akhirnya membuat Mbak Ro marah seperti ini." Tanya Ira dengan raut wajah polosnya ketika sudah ikut duduk di samping kanan Ro.
Seutas senyum tipis Ro berikan ke arah Ira, sungguh Ro tidak sanggup mengatakan hal yang sudah terjadi tadi.
"Mbak Ro, kalau misalnya Ayah sudah buat Mbak marah sampai mau mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Kita akan mewakili Ayah untuk meminta maaf kepada Mbak, tolong jangan pergi Mbak Ro. Kami dan Kezraf butuh sosok Mbak Ro di samping kita, sungguh Mbak Ro kami menemukan sosok seorang ibu setiap Mbak Ro selalu perhatian kepada kita. Rasanya luar biasa sekali, setiap sholat aku bersyukur kepada Allah karena sudah mempertemukan kami dengan Mbak Ro karena dengan hal itu aku dan Ira bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu yang sudah lama tidak kami rasakan, khususnya Kezraf yang sama sekali belum merasakan bagaimana kasih sayang seorang Ibu itu." Ucap Era dengan nada yang begitu tulus setelah dirinya ikut duduk di samping kiri Ro, sembari memeluknya dari samping.
Mendengar perkataan Era yang terdengar begitu tulus sekaligus terdengar seperti perkataan polos seorang remaja tentang seorang ibu, membuat Ro tak kuasa menahan tangisnya. Bahkan Mama Haikal sudah menitikan air matanya mendengar curhatan dari sang cucu yang ternyata begitu merindukan sosok ibu di kehidupannya, Haikal pun menutup kedua matanya perlahan dengan tangan kekarnya menyibak rambut gondrongnya. Bahkan air matanya tanpa ia sadari sudah luruh membasahi pipinya.
Sungguh Haikal baru menyadari kalau anak-anaknya sudah menganggap Ro sebagai pengganti sosok ibu dalam hidupnya, Haikal benar-benar tidak bermaksud menyakiti Ro sampai membuatnya kecewa seperti ini.
"HIks...maafkan Mbak Era, Ira. Mbak sudah membuat kalian sedih seperti ini, Ayah kalian tidak melakukan sesuatu yang fatal kok. Mungkin Mbak yang terlalu memasukkannya dalam hati, Mbak hanya...hiks...hanya merasa tidak enak saja kok. Kalau Era, Ira, dan Kezraf akan sedih ketika Mbak pergi maka Mbak tidak akan pergi."
"Terima kasih Mbak, kami sayang Mbak Ro." Ujar Era dan Ira bersamaan sembari memeluk Ro yang masih mendekap tubuh mungil Kezraf.
"Iya, sama-sama."
"Ma-Ma-Ma-Ma..." Celotehan Kezraf membuat Era, Ira, dan Ro tersenyum ke arah bayi imut itu, yang dibalas senyum lebar bayi itu yang menampilkan gusinya yang belum tumbuh gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Suamiku? [End]
RomanceApa jadinya bila seorang gadis berusia 20 tahun bertemu dengan seorang duda tampan berusia 32 tahun, karena sebuah peristiwa yang membuat mereka terikat satu sama lain. Penasaran??? Cek langsung yuk!!!✨