OM 42

7.1K 382 18
                                    

Seperti biasa, gaaaaaaaskan voteeeeee dan komeeeeen kalian...yak...hihihi

Kalian suka happy end atau sad end nih? Soalnya sebentar lagi cerita om duda satu ini bakal ending....hehehe...nggak kerasa udah sejauh ini...

Kalau aku sih tergantung vote dan komen kalian, bisa sad end atau happy setengah sad atau happy fuuuuuull....hehehe...

Happy Reading

"Hei, Sayang. Abang akan ceritakan kejadian yang sebenarnya ya, kamu mau kan?" Ro hanya menganggukkan kepalanya pelan, sambil tangannya mengusap air matanya.

"Memang benar, kalau Putri tadi datang ke kantor dan masuk ke ruangan Abang dengan paksa... lagi. Bahkan sekertaris Abang sampai kewalahan buat nahan dia supaya nggak masuk ke ruangan Abang, dan waktu itu Abang lagi sibuk banget ngecek berkas-berkas yang menumpuk banyak sampai Abang nggak sadar kalau ada keributan di luar. Sampai akhirnya Abang langsung kaget, begitu pintu ruangan Abang dibuka sangat keras dan lihat Putri tiba-tiba samperin Abang dan langsung rangkul lengan Abang gitu aja. Dan foto itu, kamu lihat lagi deh foto itu di ambil dari sisi belakang jadi seakan seperti sedang ciuman padahal sebenarnya Abang dan Putri tidak sampai dekat banget kaya gitu. Dan yang kamu harus tahu, di dalam ruangan itu juga ada sekertaris Abang yang sampai putri keluar pun dia masih di sana karena Abang nggak mau kalau sampai berduaan sama wanita seperti Putri. Kamu percaya kan sama Abang, Sayang? Hem?" Dengan lembut, tangan besar Haikal meremas pinggang mungil sang Istri seraya bibirnya berulang kali membubuhkan kecupan dalam di pipi wanita kesayangannya itu.

Ro hanya diam, sembari tangan mungilnya mencoba menjauhkan wajah Haikal yang tengah menempel di wajahnya itu. 

"Hei? Kamu nggak percaya ya sama Abang?"

"Ro ng-nggak tahu, apalagi lipstik yang tadi Ro temuin itu..."

"Huh, ternyata kamu belum percaya sepenuhnya ya. Baiklah kalau begitu, Abang akan melacak CCTV atau apapun itu sampai bisa menemukan siapa pemilik dari lipstik ini jika kamu memang belum benar-benar mempercayai Abang. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, Abang tidak pernah terlalu dekat dengan wanita lain selain Mama setelah Abang menikahimu. Karena Abang berusaha untuk memegang janji yang telah Abang ucapkan kepada kamu, Istriku. Abang mencintaimu, sangat mencintaimu." Ujar Haikal dengan suara beratnya yang mengalun begitu lembut di telinga Ro, yang membuat sang empunya tak tega sendiri di buatnya ketika melihat pancaran kesungguhan di kedua mata tajam Suaminya itu yang tampak begitu sendu saat menatap dirinya. 

"A-Abang, benar-benar tidak menyembunyikan sesuatu dari Ro kan? Seperti Abang sedang dekat dengan wanita lain...mungkin." Sahut Ro dengan nada lirih karena takut jika pertanyaanya bisa membuat Haikal marah, sambil menatap laki-laki itu dengan kedua matanya yang masih berlinang.

"Demi Allah, Sayang. Abang benar-benar tidak dekat dengan wanita manapun, kecuali Mama." Ro kini dapat merasakan pelukan tangan besar milik Suaminya itu semakin mengerat di pinggangnya, yang membuat tubuh mungilnya semakin menempel di tubuh kekar laki-laki itu.

"Beneran?"

"Iya, Yang. Beneran."

"Yakin?"

"Yakin, seyakin-yakinnya."

"Nggak bohong?" 

"Nggak bohong, beneran Sayang." Ro langsung mengulum bibirnya untuk menahan tawa karena melihat wajah Haikal yang biasanya tampak tegas dan berwibawa itu, tapi kini malah seperti anak kecil yang takut di marahi orang tuanya.

"Yang?" 

Akhirnya Ro pun tak tahan melihat wajah Suaminya yang seperti itu, hingga tawa kecil kecil keluar dari bibir mungilnya sambil tangannya mencubit pelan pipi tirus laki-laki berbadan besar itu.

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang