OM 35

6.9K 388 14
                                    

Before reading, pliss vote and comment..okay...hehehe

Follow juga boleh kok..gratis 

Happy Reading

"Apakah kehadiran kita hanya sebuah kesalahan, Ayah? Kenapa orang tua Ibu kandung kita ingin menyingkirkan kita?" Tanya Era, di sela isak tangisnya.

"Hei, jangan berpikir seperti itu. Setiap anak yang lahir ke dunia adalah sebuah anugrah dan keberkahan tersendiri bagi orang tuanya, Kak Abri dan Kak Nara sangat bahagia ketika kalian hadir di dunia dengan selamat. Begitu pun dengan Ayah, juga Opa dan Oma. Kalian layaknya malaikat kecil yang membuat keluarga kita semakin berwarna dan dipenuhi kebahagiaan."

"Tapi kenapa orang tua Ibu Nara tidak menyukai kita, Yah?"

"Huh, sebenarnya pernikahan antara Kak Abri dan Kak Nara itu sempat ditentang oleh orang tua dari Kak Nara sendiri. Alasannya adalah karena waktu itu Kak Abri belum memiliki pekerjaan tetap, dan hanya menjabat sebagai karyawan di kantor Opa. Waktu itu, Opa ingin menjadikan Kak Abri sebagai pemimpin di perusahaan Opa itu tetapi Kak Abri menolaknya karena ia ingin membangun usahanya sendiri dari nol. Perjuangan Kak Abri pun tidak selalu mulus, dia berulang kali jatuh ketika membangun usahanya sendiri. Tetapi semangat pantang menyerahnya memang sangat luar biasa dan kita sebagai keluarganya pun hanya bisa mendukung usahanya itu, terlebih Kak Nara adalah sosok wanita luar biasa yang selalu mendampingi Kak Abri ketika dirinya masih berada di titik nol atau masih berjuang untuk membangun usahanya itu. Namun, sayangnya orang tua Kak Nara tidak pernah mau melihat dan memahami kerja keras Kak Abri selama ini untuk membangun usahanya sendiri. Mereka pun berniat untuk menjodohkan Kak Nara dengan laki-laki lain yang dari segi finansial lebih tinggi daripada Kak Abri, tetapi Kak Nara menolaknya dan berusaha meyakinkan Kak Abri kalau dirinya tidak akan pernah menerima tawaran perjodohan itu karena Kak Nara sangat mencintai Kak Abri yang sudah mendampinginya selama sembilan tahun lamanya. Kak Nara pernah menceritakan hal ini kepada Opa dan Oma, juga Ayah. Kak Nara bahkan waktu itu sudah kita anggap sebagai keluarga sendiri, karena ia sering sekali berkunjung ke rumah dan bercerita banyak hal kepada kita."

"Lalu bagaimana Ayah Abri dan Ibu Nara bisa menikah?"

"Hem, apakah kalian benar-benar ingin mendengar ceritanya?" 

"Iya, Ayah." Sahut Era dan Ira.

"Baiklah, tapi Ayah mohon jangan langsung mencap buruk Ayah dan Ibu kandungmu ya. Karena bagaimana pun mereka telah berjuang dengan sangat keras, untuk kebahagian kalian. Mereka tetaplah orang tua kandung kalian, paham?"

"Paham, Ayah."

"Begini, dulu memang Kak Abri dan Kak Nara sulit sekali mendapatkan restu dari orang tua Kak Nara. Bahkan Opa dan Oma sudah ikut turun tangan untuk meyakinkan bahwa Kak Abri dan Kak Nara memang sebaiknya bersatu, karena mengingat lika-liku hubungan mereka selama ini dan bagaimana kuatnya jalinan kasih yang mereka rangkai sembilan tahun lamanya yang bisa dibilang bukanlah waktu yang singkat untuk menyebut hubungan sebelum pernikahan. Tetapi hal tersebut tidak sedikit pun menggoyahkan hati orang tua Kak Nara, bahkan Ayah dari Kak Nara hampir saja memukul Kak Abri karena ia mengatakan tidak akan pernah melepaskan Kak Nara. Hingga Opa pun akhirnya tak kuasa ketika melihat anaknya yang seolah direndahkan itu, beliau memilih membawa Kak Abri pergi dari rumah orang tua Kak Nara itu dan selama kurang lebih dua bulan Kak Abri dan Kak Nara tidak pernah bertemu. Sampai suatu hari, tiba-tiba Ayah, Opa, dan Oma dikejutkan dengan kehadiran Kak Abri dan Kak Nara yang datang bersama sekaligus mengatakan jika mereka telah menikah tanpa sepengetahuan siapa pun bahkan Opa dan Oma pun tidak mengetahuinya. Hal tersebut tentu saja membuat Opa dan Oma marah kepada Kak Abri dan Kak Nara karena mereka terlalu nekat dan gegabah dalam memilih keputusan, bahkan Ayah pun sempat memukul Kak Abri karena tindakannya itu."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang