﷽
Di waktu yang bersamaan, seorang laki-laki dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja putih tanpa dasi tengah berdiri gagah di hadapan banyak orang yang berada di ruang rapat sembari menjelaskan secara jelas dan tegas mengenai hal-hal yang tertampil di layar monitor di belakangnya. Seperti memiliki magnet yang sangat kuat dalam dirinya yang membuat seluruh pasang mata seakan hanya terpaku kepada sosoknya, terlebih para kaum wanita yang seperti terbius dengan paras tampan dan dewasanya yang membuat mereka hilang fokus dari materi yang diberikannya. Jangan lupakan rambut sebahunya yang disisir rapi ke belakang yang membuat pesona dewasa begitu melekat pada ayah tiga anak itu. Ya, dia adalah Haikal. Seorang duda dengan segala pesonanya yang seakan tidak luntur seiring bertambahnya usia.
"Begitulah kurang lebih proyek yang kami rencanakan yang memiliki peluang yang cukup besar, baik terkait keuntungan maupun kemampuan dalam bersaing dengan perusahaan sejenis. Untuk pengamatan lapangan telah kami lakukan, jika berkenan mengenal kami lebih jauh dan terkait proyek yang tengah kami bangun maka dengan senang hati kami akan menerangkan hal ini lebih intens kembali. Sekian dari saya, Wassalamualaikum." Setelah memberi penjelasan terakhirnya, Haikal langsung berjalan ke arah kursinya dengan riuh tepuk tangan yang mengiringinya.
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Setelah menyelesaikan rapatnya yang memakan waktu cukup lama, Haikal memutuskan untuk menunaikan sholat dhuhur sembari mengistirahatkan badan dan pikirannya yang cukup lelah karena aktivitas yang begitu menguras tenaganya.
Ketika tengah memasang sepatunya karena dirinya sudah menyelesaikan sholatnya di masjid yang berada di dekat kantornya sebab dirinya sudah meniatkan dirinya untuk selalu sholat di masjid, dirinya merasakan getaran di kantung celananya yang berarti ada panggilan dari ponselnya.
Kini lengan kemejanya sudah digulung hingga siku dengan rambut yang masih terdapat bekas air wudhu-nya yang membuat aura tampannya semakin keluar, sedangkan setelah menerima panggilan itu ponselnya Ia selipkan diantara telinga dan bahunya karena tangannya masih sibuk memakai sepatu.
"Assalamualaikum."
"Wa-walaikumussalam warakhmatullah, maaf mengganggu waktunya Tuan. Ini saya Ro."
Mendengar suara lembut yang sangat Ia kenali itu, suara yang berasal dari sosok yang mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya terutama hatinya langsung membuat Haikal terkejut dan hampir menjatuhkan ponselnya.
Sebelum menjawab, Haikal berdehem sebentar untuk menetralkan suaranya agar tidak terdengar gugup dan bersikap se-cool mungkin. Sejujurnya hati dan jantungnya tengah kacau setelah mendengar panggilan baru yang terucap dari bibir gadis mungilnya itu. What?, gadis mungilnya?.
"Khem, kenapa kamu menghubungi saya pakai nomor Mama saya Ro?."
"Oh begini Tuan, Bu Fira tadi sebenarnya ingin menghubungi Tuan karena ada sesuatu yang ingin disampaikan tetapi tiba-tiba ada tamu beliau yang datang dan akhirnya kata beliau ingin saya yang menyampaikan sesuatu kepada Tuan Haikal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Suamiku? [End]
RomanceApa jadinya bila seorang gadis berusia 20 tahun bertemu dengan seorang duda tampan berusia 32 tahun, karena sebuah peristiwa yang membuat mereka terikat satu sama lain. Penasaran??? Cek langsung yuk!!!✨