OS 7

14.8K 738 4
                                    

Cklek

Kini Ro sudah memasuki ruangan ICU, tempat kakaknya masih di rawat. Dokter belum menyarankan untuk dipindahkan karena keadaan Venna yang semakin melemah.

"Kakak...hiks, kakak ini Ro. Kakak harus kuat ya..hiks, ada Ro disini yang selalu suport kakak. Hanya kakak yang Ro punya saat ini, hiks...kakak harus bertahan untuk Ro. Hiks...kalau kakak pergi siapa yang akan menjadi sandaran Ro nanti kalau Ro sedih dan kecewa, hiks...huhuhu. Kakak adalah segalanya buat Ro, Ro sayang banget sama kakak. Hiks..selalu disisi Ro ya kak...hiks...bertahan ya kak. Kakak harus kuat ya, jangan nemuin ayah sama bunda dulu. Hiks...aku kesepian kak disini...hiks..kalau kakak malah nemenin ayah sama bunda..hiks..huhuhu." Ucap Ro seraya menggenggam tangan Venna yang satunya yang tidak terpasang infus tapi terpasang alat medis lainnya.

Karena merasa tubuhnya sangat lelah, akhirnya Ro tertidur dengan tangan mungilnya masih setia menggenggam tangan sang kakak.






Cukup lama Ro tertidur, dengan posisi duduk di samping brangkar sang kakak.

Tantenya yang baru saja memasuki ruang ICU karena harus sholat Isya' di mushola rumah sakit, seketika hatinya terenyuh melihat Ro yang tertidur dengan mata sembabnya disamping kakaknya.

Ia sangat tahu bagaimana rasa sayang Ro kepada sang kakak, bagaimana kesabarannya merawat sang kakak tanpa mengeluh sedikit pun.

"Ro, bangun dulu nak." Ucap tante Ro sambil mengusap lembut pucuk kepala ponakannya itu yang terbalut jilbab berwarna merah muda.

"Eung, tante." Sahut Ro dengan tangannya masih mengusap matanya.

"Iya sayang, kamu makan dulu ya. Tadi tante beliin kamu nasi goreng, tuh ada di meja. Kamu harus jaga kondisi kamu Ro, kalau kamu sakit nanti siapa yang bakal selalu dampingi kakak kamu. Tante kan ngak bisa selalu ada disini sayang."

"Baik tante, terima kasih tan. Ro cuci muka dulu."

"Iya nak."

Ro pun berjalan ke arah kamar mandi yang berada di ruangan tersebut.

"Sayang, kamu harus bertahan ya. Tante sama Ro ada disini buat kamu. Kamu harus kuat ya Ven, tante sayang banget sama kamu nak." Lirih tante Ro sembari mengusap kepala Venna.








Pukul 21.45

Kini Ro dan tantenya masih menunggu Venna di dalam ruang ICU itu.

Ro yang mendengarkan murotal sambil berdzikir sedangkan tantenya yang sedang membaca surah Yasiin di kursi yang berada di samping Ro.

Dokter yang beberapa kali memeriksa keadaan Venna hanya bisa mengatakan kalau kodisi Venna semakin lama semakin lemah. Tidak ada perkembangan sama sekali.

Ro yang mendengar pernyataan sang dokter yang selalu mengatakan hal itu selepas habis memeriksa kakaknya, hanya bisa memeluk tantenya dengan isak tangis yang tak kunjung berhenti.









Pukul 22.00

Saat ini tante Ro sedang bersandar di kursi dengan Ro yang berada di peluaknnya, sambil bercerita tentang kisah cintanya dengan sang paman.

"Romantis banget si om, pantesan tante awet muda gini."

"Alhamdulilah Ro, tante bersyukur bisa mendampingi om kamu. Dia selalu mengerti tante, tutur katanya lembut ngak keras kalau sama tante, dan ya romantis gitu."

"Ro pengen bisa dapat suami kaya ayah dan om tan. Semoga Allah berikan sosok suami yang Ro inginkan."

"Aamiin. Jodoh itu cerminan diri sayang."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang