﷽
Happy Reading
"Kalau boleh tahu, siapa nama putri anda Pak?"
"Era dan Ira, Bu. Apakah Ibu mengenalnya juga?"
"Era dan Ira?, mereka ada di sini Pak. Katanya mereka izin menginap untuk belajar, saya kira sudah izin sama orang tuanya. Saya tidak tahu kalau mereka sama sekali tidak mengabari atau memberitahu orang tuanya."
"Ya Allah, mereka ada di sini Bu?. Tolong minta mereka untuk keluar, Bu. Kami sangat cemas sama dua putri kami itu, Bu."
"Iya, Pak. Saya akan panggilkan mereka, Bapak sama Ibu silahkan masuk dulu. Lebih baik kita bicarakan di dalam ya."
"Terima kasih, Bu. Ayo, Ro!"
"Iya, Abang."
Haikal dan Ro pun berjalan memasuki rumah itu, mengikuti wanita yang sudah berjalan di depan mereka.
-
-
-
"Silahkan duduk Pak, Bu. Saya akan panggilkan mereka dulu."
"Terima kasih, Bu."
Wanita itu pun akhirnya berlalu pergi dari hadapan Haikal dan Ro, yang kini tengah duduk bersebelahan di sofa ruang tamu rumah itu. Mereka menunggu dengan cemas dan dalam benak Ro juga terbesit kekhawatiran, jika Haikal nanti akan memarahi kedua anak gadisnya itu.
>>>................................<<<
*Tok...tok...tok*
Suara ketukan pintu seketika langsung membuat para gadis yang tengah berlomba mengerjakan soal matematika yang suit di pecahkan itu pun menghentikan kegiatannya.
"Ada yang ketuk pintu, guys. Waktunya berhetiin dulu, jangan curang." Ujar seorang gadis yang memakai hoddie berwarna merah muda itu, seraya berdiri dari posisi tengkurapnya.
"Mila?, kamu tolong keluar dulu. Di depan ada orang tua Era sama Ira, kasihan mereka khawatir sama Era dan Ira." Ucapan seseorang yang merupakan Ibu Mila itu, sontak membuat para gadis terkejut.
"I-iya, Mi. Sebentar lagi kita keluar."
"Cepetan ya Mila, kasihan orang tuanya Era dan Ira kalau nunggu lama."
"O-oke Mi."
Setelah mendengar langkah kaki Mami-nya menjauh dari kamarnya, Mila pun di buat panik seketika.
"Gimana nih, guys. Orang tua kalian ada di depan, apa rencana kalian?"
"Sebentar deh, orang tua?. Berarti bukan cuma Ayah aja yang datang, apa mungkin Mbak Ro juga datang ya Ir?"
"Kayaknya iya deh, Kak. Aku jadi kasihan sama Mbak Ro, kalau bener dia udah tahu kita pergi dari rumah. Padahal kita selama ini selalu ngrepotin Mbak Ro, dan sekarang kita malah buat Mbak Ro khawatir."
"Huh, kalau gitu menurutku kalian lebih baik temui mereka. Ungkapkan apa yang selama ini kalian inginkan dan rasakan, ngak selamanya sesuatu yang di pendam itu berakhir baik. Kalian juga berhak bahagia, meski dengan cara sederhana sekalipun. Karena meskipun orang lain menganggap kalian kekanak-kanakan, tetapi menurutku kalian adalah gadis yang hebat yang ingin memperjuangkan kebahagiaan adik kalian." Ujar Mila seraya merangkul bahu kedua sahabatnya itu.
"Baiklah, kita terima konsekuensinya nanti. Aku yakin Ayah pasti akan marah besar sama kita, tapi dengan cara inilah kita satu langkah lebih dekat dengan kebahagiaan yang kita inginkan. Bener kan, Ir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Suamiku? [End]
RomanceApa jadinya bila seorang gadis berusia 20 tahun bertemu dengan seorang duda tampan berusia 32 tahun, karena sebuah peristiwa yang membuat mereka terikat satu sama lain. Penasaran??? Cek langsung yuk!!!✨