OS 25

9.3K 462 15
                                    





HAPPY READING

"Horeee, kita mau punya Mama. Mbak Ro, calon Mama kita." Teriakan dua gadis itu, sontak langsung bergema di kamar mereka itu. Mereka adalah Era dan Ira, yang kini tengah meloncat-loncat dengan hebohnya di atas ranjang mereka begitu memikirkan apabila keinginan mereka bisa terwujud.

Entah garis takdir apa yang akan terjadi kedepannya, kita tidak akan tahu apakah keinginan dua gadis kembar itu akan benar-benar terealisasikan. Karena jodoh, maut, dan rezeki sudah di tetapkan di suratan takdir sang Maha Kuasa. Kita hanya bisa berusaha, berdoa, dan bertawakal agar di berikan takdir yang terbaik bagi kehidupan kita nantinya.

_-_

Keesokan paginya, Ro kembali memeriksa barang-barang yang akan di bawa ke rumah Haikal. Karena setelah kemarin pulang dari rumah Haikal, malamnya dia langsung membereskan barang-barang penting yang akan di bawa pindahan.

Tetapi ketika dirinya sedang menyapu ruang tamu rumahnya, terdengar ketukan pintu yang berasal dari luar yang membuat dirinya langsung meletakkan sapunya dan berjalan ke arah pintu.

*Cklek…*

Ro langsung mengernyitkan keningnya, begitu melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya.

"Assalamualaikum, Ro." Ucap seorang pemuda tampan dengan setelan kaos polos berwarna abu-abu yang membentuk tubuh tegapnya, yang langsung tersenyum manis ketika Ro sudah keluar dari rumah.

" Ucap seorang pemuda tampan dengan setelan kaos polos berwarna abu-abu yang membentuk tubuh tegapnya, yang langsung tersenyum manis ketika Ro sudah keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Walaikumussalam warakhmatullah, Alfi? Pagi-pagi gini udah dateng aja."

"Hehehe, iya nih. Aku ganggu ya?"

"Nggak kok, Al. Memangnya kamu ada apa pagi-pagi ke sini?"

"Em, itu sebenarnya aku ke sini mau bilang sesuatu sama kamu."

"Sesuatu?"

"A-aku mau ngajakin kamu keluar malam minggu nanti, ke acara syukuran Anniversary pernikahan Mama sama Papa. Kamu bisa nggak?"

"Masha Allah, Om Faris sama Tante Zahra udah anniversary aja. Maaf, aku baru tahu nih."

"Nggak apa-apa lagi, kaya sama siapa aja kamu. Jadi gimana, kamu mau kan?"

"Insya Allah, aku bisa."

"Yesss…, kalau begitu nanti kamu aku jemput ya."

"Eh, nggak usah. Takutnya malah ngrepotin kamu, Al."

"Untuk kamu sih, nggak ada yang ngrepotin. Kamu kan juga prioritasku Ro, hehehe."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang