OM 48

3.9K 220 7
                                    

Bismillah..

Ada yang kangen aku nggak? Hehehe...

MINTA VOTE AND COMMENTNYA DULU YA BESTIE...HEHEHE😉



Happy Reading

Setelah menempuh perjalanan yang bisa di bilang cukup singkat bila dibandingkan dengan perjalanan sewaktu berangkat tadi, kini Ro sudah sampai di kediaman sang Suami dan segera bergegas untuk bertemu dengan sang putra karena pikirannya sedari tadi sudah tidak tenang.

"Assalamualaikum." Ucap Ro seraya tangannya membuka pintu kamarnya dan Suami, yang memang tadi digunakan untuk tidur sang putra.

"Walaikumussalam warakhmatullah, eh. Tuh, Ibu udah datang Sayang. Cup-cup-cup, Cucu Oma berhenti nangis dong. Kan jagoan, masa jagoan cengeng sih. Cup-cup-cup." Sahut Mama Haikal, dengan tangannya yang senantiasa mengelus punggung mungil Cucunya yang masih menangis sesenggukkan.

"Sudah lama Ma, Kezraf nangisnya?" Tanya Ro sambil dirinya melepaskan kaos kaki yang masih terpasang di kakinya.

"Belum lama kok, Nak. Soalnya tadi Kezraf waktu bangun juga nggak langsung nangis, tapi begitu dia nyadar nggak ada kamu dia langsung nangis gitu aja."

"Kalau begitu Ro bersih-bersih dulu sebentar ya, Ma."

"Iya, Nak."

Ro pun memutuskan untuk mencuci tangan dan kakinya, karena bagaimana pun dirinya baru saja beraktivitas di luar dan dirinya tidak ingin jika sang putra yang bisa dikatakan masih sensitif itu sampai terkena kuman sekecil apapun. Dirinya berusaha untuk melakukan pencegahan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya.

"Cup-cup-cup, Sayang. Itu Ibu lagi bersih-bersih dulu ya, biar bisa gendong Kezraf lagi."

"Uh, Putranya Ibu kenapa? Tadi nyariin Ibu ya, Nak." Setelah selesai membersihkan dirinya, Ro pun berjalan mendekati Mama mertuanya yang tengah menggendong Kezraf.

Mama Haikal pun dengan perlahan memberikan Kezraf kepada Ro, karena Cucunya itu sudah meronta ingin digendong oleh Ibunya.

"Cup-cup-cup, iya Nak. Ini Ibu udah di sini, jagoan nggak boleh nangis terus ya. Sayangnya Ibu, anak sholehnya Ibu, gantengnya Ibu." Dengan lembut, Ro mengelus kepala sang buah hati yang menyandar di dadanya dan masih sedikit sesenggukkan meskipun sudah tidak menangis lagi.

Mama Haikal pun hanya bisa tersenyum dibuatnya ketika melihat sang menantu yang begitu telaten dan sangat sabar menghadapi Cucunya, sungguh dirinya benar-benar bersyukur bisa diberikan menantu seperti Ro. Karena jarang sekali di zaman sekarang ini, ada perempuan yang menerima dengan ikhlas dan penuh kasih sayang terhadap anak yang bukan darah dagingnya sendiri.

"Oh iya, Ro. Kamu tadi sudah makan belum?"

"Belum, Ma. Ro belum sempat makan siang tadi."

"Kalau begitu kamu makan dulu ya, ajak Kezraf juga nggak apa-apa. Kamu jangan sampai telat makan loh, Mama kemarin lihat kamu pucat dan lemes banget dan Mama rasa kayaknya kebiasaan kamu yang telat makan itu yang membuat tubuh kamu mudah lemas."

"Iya, Ma. Terima kasih sudah perhatian dengan Ro." Ucap Ro dengan nada lembutnya, seraya tersenyum ke arah mertuanya itu.

"Sudah pasti itu, kamu kan sudah Papa dan Mama anggap sebagai anak sendiri. Jadi, kalau ada apa-apa nggak usah sungkan untuk minta tolong sama Papa atau Mama ya." Kini Mama Haikal dengan lembut mengusap kepala Ro yang masih tertutup jilbab itu, seakan menyalurkan kasih sayang seorang Ibu kepada sang menantu yang seorang yatim piatu itu.

Ro pun hanya tersenyum ketika merasakan perlakukan lembut dari Mama mertuanya ini, yang membuat dirinya selama ini nyaman menyandang status sebagai menantu di keluarga sang Suami.

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang