OS 23

8.7K 464 19
                                    






Happy Reading

"Tidak, kalian tidak akan pernah menjadi beban untuk Ayah. Ayah akan selalu berusaha menuruti kemauan kalian, meskipun itu harus mempertaruhkan nyawa Ayah sekalipun. Karena kalian adalah harta berharga Ayah sekaligus amanah dari Almarhum Relia yang harus Ayah jaga. Maafkan perbuatan Ayah selama ini, yang seakan menutup diri untuk wanita lain. Karena jujur saja, ada keinginan di hati Ayah untuk tidak menikah lagi sebab Ayah ingin menjaga nama Ibu kalian tetap menjadi ratu di hati Ayah. Tetapi sepertinya Ayah terlalu egois bila melakukan hal tersebut, kalian masih butuh sosok seorang Ibu yang dapat menggantikan Ibu kalian. Dan tanpa di sadari juga, Ayah juga butuh sosok pendamping yang dapat melayani Ayah dan menjadi penguat di saat Ayah sedih atau terpuruk. Oleh karena itu, Ayah akan mencoba mencari seorang Istri untuk selalu mendampingi Ayah sekaligus Ibu untuk anak-anak Ayah."

Era dan Ira pun sontak langsung tersenyum lebar, begitu mendengar pernyataan yang keluar dari mulut sang Ayah. Mereka sangat bahagia dengan keputusan Haikal, dan artinya rencana mereka berhasil.

"Terima kasih, Ayah. Kami sayang sama, Ayah." Era dan Ira pun langsung berjalan menghampiri Haikal dan langsung memeluk Ayah-nya itu.

"Sama-sama, Sayang. Maafkan Ayah juga ya."

"Bu-bu-bu...tak-tak-tak." Celotehan Kezraf pun membuat suasana yang awalnya terasa begitu mengharukan, menjadi ceria kembali. Terlebih tawa khas bayi milik Kezraf yang membuat semua orang yang ada di sana merasa gemas sendiri, Ro pun sudah mencium berulang kali pipi tumpah milik Kezraf yang membuat sang empunya tertawa kegelian.

"Tapi Ayah, kami tidak mau yang menjadi Ibu kami nanti Tante Sulis yang katanya teman Ayah itu atau Tante Putri yang kerja di kantor Ayah itu." Ujar Era seraya menatap sang Ayah penuh permohonan.

"Kenapa memangnya? Bukankah mereka baik sama Kalian dan juga Kezraf."

"Tidak boleh pokoknya, karena kami itu meskipun masih remaja tetapi kami bisa membedakan mana kasih sayang yang tulus dan tidak. Karena tidak selalu tampilan luar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya." Sahut Ira yang menambah argumen dari Era.

"Baiklah, akan Ayah usahakan. Berarti Ayah boleh deket dengan wanita lain, selain mereka berdua kan?"

"TIDAK." Balas Era dan Ira dengan nada cukup keras, yang membuat semuanya terkejut di buatnya.

"Terus bagaimana Ayah akan mencari Ibu untuk kalian, Nak?"

"Kami hanya mau yang menjadi Ibu kami adalah Mbak Ro, itu keputusan mutlak dari kami." Perkataan dua gadis kembar itu, sontak membuat semua orang terbelalak tak percaya. Terlebih Ro yang menatap Era dan Ira dengan pandangan tidak mengerti, dan tubuhnya pun menegang seketika.

"Maksudnya kalian ingin Ayah menikah dengan Ro?"

"Iya, kami ingin Mbak Ro yang jadi Mama kita." Era dan Ira pun langsung menunjuk ke arah Ro, yang tengah megerjapkan kedua matanya bingung.

Entah mengapa, kini Haikal malah berusaha menahan senyumannya ketika mendengar permintaan kedua anak kembarnya itu.

"Khem, kalau itu kalian bisa tanyakan sama Ro. Dia mau ngak menikah dengan Ayah, karena pernikahan itu kan harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak." Haikal pun mencoba melirik ke arah Ro, yang masih terdiam dengan Kezraf yang tampak tenang berada di pangkuannya.

"Emangnya Ayah setuju untuk menikahi Mbak Ro?" Tanya Era yang mengernyitkan keningnya bingung dengan tingkah Haikal yang seakan menerima permintaannya dengan suka hati tanpa menolak sedikit pun.

"Khem, kalau Ayah ngak masalah mengenai siapa yang akan Ayah nikahi. Karena bagi Ayah yang terpenting dia adalah wanita baik-baik, bisa mencintai Ayah dengan tulus, sekaligus memberikan kasih sayang seorang Ibu untuk anak-anak Ayah."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang