OS 9

14.3K 763 8
                                    

Kini sudah terhitung seminggu lamanya Ro ditinggal oleh mendiang kakaknya, Ro selalu mencoba ikhlas dan sabar atas kehilangan yang begitu menyesakkan ini karena kehidupan tak akan berhenti meskipun dirinya hanya diam saja dan terus terpuruk dalam kesedihan yang mendalam.

Ting

Bunyi pintu terbuka membuat Ro mengalihkan pandangannya yang semula tengah fokus merangkai bunga kepada pintu masuk toko bunga tempatnya bekerja itu.

"Assalamualaikum mbak Ro." Ucapan riang dua gadis kembar itu membuat Ro menampilkan senyuman manisnya.

"Walaikumussalam warakhmatullah, kalian udah pulang sekolah?. Kenapa ngak ke rumah dulu terus ganti baju."

"Hehehehe, nanti aja mbak. Soalnya kita mau ajak mbak Ro ke rumah kita buat bantuin ngerjain tugas dan persiapan mau Tes Akhir Semester ya. Mau ya ya ya." Ucap Era sambil menggoyangkan lengan Ro yang ia peluk.

"Iya mbak, biar lebih santai gitu kalau di rumah." Sahut Ira.

"Tapi mbak masih bekerja Era Ira, mungkin weekend aja ya soalnya mbak libur nanti."

"Ih, ngak sempet mbak. Kemarin kita dah izin ke bu dhe Kesya kok kalau mbak Ro bisa pulang lebih cepet hari ini, ya mbak ya. Mau ya." Ujar Era.

"Huh, terus ini tokonya siapa yang jaga Era Ira."

"Loh mbak Esya dimana mbak?." Tanya Ira yang sedari tadi tak menemukan teman dari Ro itu.

"Ya biasa, Esya lagi nganter bunga pesanan. Gini deh, nanti sore Insya Allah mbak bakal ke rumah kalian soalnya bu Kesya nanti bisa dateng sore ini. Namanya ngak amanah dong kalau ninggalin pekerjaan yang belum selesai gini. Nah, kalian tinggal tulis alamat kalian biar mbak nanti dateng ke sana ya." Ucap Ro lembut sembari mengelus kepala dua gadis remaja itu.

"Bener ya mbak?." Sahut Era dan Ira bersamaan.

"Iya, mbak usahakan nanti ya. Sekarang kalian pulang dulu terus bersih-bersih dan istirahat, pasti kalian capek habis pulang dari sekolah kan."

"Huh, ya udah deh mbak. Nanti kita bakalan nunggu mbak di rumah. Ini alamat rumah kita mbak. Kalau begitu kami pulang dulu ya mbak, Assalamualaikum." Ucap Era yang langsung mencium punggung tangan Ro dan diikuti oleh Ira.

"Iya, hati-hati ya. Walaikumussalam warakhmatullah."

"Dah mama." Celetuk Era dan Ira sambil menyengir lebar sebelum pergi keluar toko.

"Ada-ada aja sih mereka." Gumam Ro seraya terkekeh geli melihat kelakuan dia gadis kembar itu.

🌿🌿🌿

Karena jadwal kerjanya hanya sampai sore hari, maka selepas sholat Ashar tadi Ro langsung bergegas memenuhi janji dengan kedua gadis kembar yang ingin belajar privat kepanya.

Dirinya memutuskan menggunakan jasa ojek online untuk mengantarkan ke rumah Era dan Ira.

"Ini mbak alamatnya, sesuai yang mbak tunjukkan tadi." Ucap pengendara ojol tadi setelah memberhentikan motornya di depan rumah yang begitu megah.

"Oh baik mbak, terima kasih ya. Ini uangnya." Sahut Ro seraya memberikan uang dan mengembalikan helm keoada ojolnya.

"Terima kasih mbak, saya pergi dulu."

"Iya mbak."

Kini Ro mulai berjalan mendekati gerbang yang begitu tinggi itu, sungguh dirinya gugup sekali karena harus berada di tempat yang terasa asing baginya.

Ia memberanikan diri untuk menghampiri seorang pria paruh baya yang sedang berjaga di pos dekat rumah besar itu.

"Permisi pak, mau bertanya. Apakah benar ini rumah Era dan Ira?."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang