OS 24

8.9K 449 6
                                    



Happy Reading

"Kita mohon, Mbak. Kita ngak mau hal apapun lagi selain Mbak Ro jadi ibu kita, tetapi Mbak Ro tidak bisa. Oleh karena itu, kita mohon Mbak tinggal di sini ya. Supaya kita tidak kesepian lagi, dan Mbak Ro bisa lebih memudahkan ketika ingin mengasuh Kezraf. Tolong kita, Mbak. Terima permintaan kita ini, Mbak. Nanti aku sama Era akan ke sana untuk membersihkan rumah Mbak itu, jadi Mbak tenang saja ya." Ucap Era, dengan air mata yang sudah luruh membasahi kedua pipinya.

Ro pun semakin bingung dan tidak tega dibuatnya, dirinya merasakan betapa kuatnya kedua gadis kembar itu menginginkan dirinya agar tinggal di rumah ini. Bahkan mereka sampai rela membersihkan rumahnya, supaya ia bisa tinggal di rumah ini dan tidak mengkhawatirkan keadaan rumahnya itu. Dengan lembut, telapak tangan mungil Ro mulai menghapus air mata Era dan Ira yang sudah membasahi kedua pipi gadis itu.

"Suttt, kok nangis sih. Nanti cantiknya hilang loh, malu tahu dilihat sama Kezraf nih. Iya kan, Nak. Kak Era dan Kak Ira kalau nangis ngak cantik kan ya." Balas Ro yang mencoba untuk menghibur kedua gadis itu.

"Hiks...kita ngak peduli kalau wajah kita jelek sekalipun, karena yang terpenting Mbak Ro mau menerima permintaan kita untuk tinggal di sini...hiks." Kata Ira, dengan suara yang masih sesenggukkan.

Ro pun hanya tersenyum lembut ke arah kedua gadis kembar itu, seraya mengalihkan pandangannya ke arah kedua orang tua Haikal yang juga tengah menatapnya sambil menganggukkan kepalanya pelan yang disertai dengan senyuman tipis di wajah mereka. Kemudian, Ro mengalihkan pandangannya ke arah Haikal yang tengah menatapnya begitu intens seraya mengedipkan sebelah matanya dengan senyuman manis sudah tersungging di wajah tampannya itu yang seketika itu membuat Ro merona di buatnya.

"Ya Allah, jantungku." Ucap batin Ro, yang tak habis pikir dengan tindakan Haikal yang membuat dirinya merasakan sesuatu yang aneh dalam perasaannya.

"Mbak Ro mau kan?" Pertanyaan dari Era, sontak membuat Ro memutus kontak mata dengan Haikal dan langsung menatap kedua gadis kembar itu secara bergantian.

"Baiklah, Mbak akan tinggal di rumah ini. Tetapi setiap hari Sabtu dan Ahad, Mbak akan pulang ke rumah Mbak ya. Bagaimana?"

"Setuju." Teriak Era dan Ira, seraya memeluk tubuh mungil Ro. Sedangkan Haikal kini, bibirnya tengah berkedut menahan senyuman yang akan terbit di wajah tampannya itu. Dirinya malah salah tingkah sendiri, ketika membayangkan Ro tinggal satu rumah dengannya.

"Lihat Haikal deh, Pah. Badan segede itu, tapi malu-malu kaya anak ABG aja. Senyum-senyum gak jelas gitu, ih. Kaya remaja baru jatuh cinta." Bisik Mama Haikal kepada Suaminya, seraya terkekeh pelan.

"Kayaknya yang seneng bukan anak-anaknya aja, tapi Bapak-nya juga ngarepin banget." Kedua orang tua Haikal pun tertawa pelan, ketika melihat kelakuan anak laki-laki mereka yang seperti tengah kasmaran itu.

>>>.......................<<<

Setelah pembicaraan panjang tadi, kini Ro tengah berada di kamar Kezraf karena bayi imut itu sudah mengatuk. Dirinya menimang Kezraf yang berada dalam gendongannya, sembari menepuk lembut punggung mungilnya itu.

"Kezraf nanti jadi anak yang sholeh ya, Nak. Nanti jadi anak yang selalu ingat akan Tuhan-nya ya, jadi anak yang selalu membanggakan orang tua, dan menjadi anak yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Mbak sayang sama Kezraf." Bisik Ro, seraya mencium kedua pipi chubby Kezraf yang sudah terlelap itu.

Ro pun dengan lembut membaringkan Kezraf di kasurnya, dan langsung mengelus kepalanya yang tertutupi oleh tudung bayinya itu sebelum keluar dari kamar.

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang