♥Happy Reading♥
°°°°°°°"Hyung, apakah yang kau bicarakan dengan Jay hyung itu benar?"
"Kenapa kalian semua menyembunyikan hal sebesar itu dariku dengan mudahnya? bahkan kau yang paling ku percaya juga ikut merahasiakan nya dariku!"
"Aku benci kalian, dan diriku sendiri,"
"Harusnya sejak dulu aku ikut bersama Appa dan Eomma pergi. Tapi sekarang, semuanya terlanjur terjadi,"
"Hyung, maafkan aku jika membuat kalian terbebani dengan sikapku selama ini. Dan terima kasih sudah berusaha membuatku bahagia dan berhasil membuatku melupakan keluh kesah yang ku rasakan,"
"Maafkan aku hyung, tolong sampaikan maafku kepada 6 saudaramu,"
"Aku pergi, terima kasih Jungwon hyung kau selalu menjagaku, kau baik,"
"Selamat tinggal, hyung_"
.
.
.
.
.
.
.
."Daniel..."
Suara samar terucap. Jungwon terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka perlahan dengan keringat mengalir dari pelipisnya.
Mimpi itu lagi, Jungwon bergumam.
Kedua matanya tertuju pada jam dinding kamarnya. Tepat pukul 01.25 Ia terbangun karena mimpi buruk yang akhir-akhir ini mengganggu tidurnya. Tenggorokan yang terasa kering membuatnya berniat mengambil minuman di dapur, yang berada di lantai bawah. Mengingat kamar tidurnya berada di lantai dua.
Ia membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga perlahan berusaha tak menimbulkan suara sedikit pun. Ia tak ingin membangunkan dua hyung nya yang kini sedang tertidur disofa depan TV yang bahkan masih menyala. Sepertinya mereka tertidur saat menonton.
Jungwon berusaha mematikan TV secara perlahan agar tak membangunkan dua Hyung nya, lalu berjalan mengendap menuju dapur yang berada dekat ruang TV. Membuka kulkas perlahan dan berhasil mengambil botol berisi air mineral yang dingin. Ia terkejut, lantaran lampu yang semula mati kini menyala tiba-tiba.
"Sedang apa kau." kejut suara dari belakang Jungwon.
Jungwon terkejut lantas membalikkan badannya menghadap sumber suara.
"Aku haus, Hyung," balas nya tertunduk memandangi botol yang dipegang nya.
"Cepat kembali ke kamarmu dan tidurlah," perintah Heeseung lantas berlalu meninggalkan Jungwon.
Jungwon sesekali membuang nafas nya kasar. Sudah menjadi pemandangan biasa jika Hyung nya sering membuang pandangan terhadap dirinya. Tak dijadikan masalah baginya. Lagi pula sampai kapan pun saudaranya tak akan lagi memberikan sikap lembut, rangkulan hangat, bahkan senyum tulus untuknya.
Menurut Jungwon hanya tersenyum puas ketika Ia menderita, kesakitan, dan terluka. Itu pun juga tak menjadi masalah bagi Jungwon. Ia hanya ingin semua saudaranya masih menganggapnya adik dan membiarkannya tinggal bersama, itu lebih dari cukup baginya.
Remaja 17 tahun itu masih mematung di tempatnya semula berdiri. Memandangi Heeseung yang membangunkan adik-adiknya dengan perlakuan sangat lembut. Bahkan terlihat jelas jika Hyungnya itu sangat menyayangi kedua adiknya yang tertidur pulas, Jake dan Sunoo.
Jake dan Sunoo terbangun dan berpindah ruangan menuju kamar masing-masing untuk melanjutkan tidur mereka. Heeseung menatap Jungwon tajam dengan wajah tak suka. Sementara pandangan yang dituju hanya diam tertunduk.
"Apa kau ingin tidur di sana malam ini."
"Tidak, Hyung."
"Lalu... apa aku harus menyeretmu ke kamarmu sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...