41. Lucid Dream✓

3.3K 376 81
                                    

♥Happy Reading♥
°°°°°°°

Tapp~

Tap

Tapp

"Beri Kami jalan!!"

"Jungwon bertahanlah!"

Degup jantungnya yang lemah dapat dirinya sendiri dengar. Tak dapat menggerakkan tubuh yang seakan mati rasa. Cahaya lampu diatas bergerak begitu cepat. Bukan cahaya itu,  melainkan tubuhnya yang terbaring lemah dan didorong beberapa orang disekitarnya.

Penglihatan kabur dengan pendengaran ikut terpengaruh. Samar-samar Ia melihat seorang Dokter bersama beberapa perawat. Saudaranya pun ada tepat di sampingnya. Menggenggam kuat tangannya yang bernoda darah.

Meski samar Ia yakin dan percaya, jika Heeseung menagisi dirinya.

"Bertahanlah, kumohon_" suara Pria itu tak terdengar jelas. Tapi yang pasti permohonan tersebut ditujukan untuknya.

"Hyung__" suara lirih itu tertahan akibat masker oksigen yang dikenakan. Genggaman semakin kuat dirasa, Heeseung tersedu memandanginya tak berdaya.

Jake, Ia juga terlihat di belakang Heeseung. Juga memandanginya tanpa sepatah kata. Entah kecemasan atau apapun itu, Jungwon tak yakin apa yang sedang saudaranya itu fikirkan dengan pandangan kosong ke arahnya. Hal lain yang membuat Jungwon juga sedih, Jake juga terluka disana.

Perlahan rasa sakit disekujur tubuh begitu menyiksa. Luka dalam pada kepala tak henti mengeluarkan cairan merahnya. Pandangan samakin kabur. Pendengaran seakan tak berfungsi kembali. Degup jantung semakin lemah, bahkan deru nafas yang lemah semakin menyakitinya.

Apakah rasa sakit itu akan menjadi saksi akhir hidupnya?

Mungkinkah Ia harus menyerah sekarang? Ia tak mampu menahannya lagi. Tanpa disetujui, seluruh kesadaran itu perlahan hilang dengan cahaya semakin memudar dan mata indahnya terpejam. Dan akhirnya kegelapan benar-benar menghampirinya sekarang.

 Dan akhirnya kegelapan benar-benar menghampirinya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tak mengerti kenapa Bibi tega melakukannya. Keluarga Kami sudah percayakan semuanya padamu, Bibi. Tapi apa sekarang?!" tegas Jungkook meminta jawaban. Sedangkan Ahna diam memalingkan pandangan.

"Kenapa hanya diam. Jawablah apa alasanmu!"

"Alasana? Di sini bukan hanya Keluargamu yang menderita. Wanita jalang itu menghancurkan Keluarga dan hidupku. Dan apa yang telah menimpa mendiang Putranya itu pantas didapat!" suara lantangnya menggema di setiap sudut ruang introgasi.

"Lalu Kau lampiaskan semua itu pada Anak yang bahkan tak tahu mengenai hidupnya sendiri? Ingatlah jika Daniel adalah Putramu juga!"

"Aku memang tak bisa memberi keturunan untuk suamiku, dan sudah lama Aku menginginkan seorang Anak. Tapi bukan berarti Aku harus merawat Anak sialan itu. Dia bukan Putraku!"

Red Blood •[EN-]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang