♥Happy Reading♥
•••••••
"Aku ke toilet sebentar, ya.." Mia beranjak dari duduk berjalan menerjang ramainya kantin. Menyisakan Jinna dan Jungwon di satu meja, saling berhadapan. Tanpa obrolan, suara ramainya kantin memecah hening yang sebenarnya diantara mereka.
"Jinna.. Kenapa hanya diam. Kau tidak papa?" Jungwon bersuara.
"Tidak," jawabnya masih tertunduk.
"Kalau ada sesuatu, katakan saja padaku."
Gadis itu menggeleng. Pandangannya masih tertunduk fokus pada makanan.
"Jinna.."
"Aku sudah mengatakannya semalam padamu. Tapi apa responmu!!" tanpa sadar gadis itu terang-terangan mengatakannya. Seketika Ia merasa bodoh dan seberapa malu dirinya sekarang. Gadis itu menggigit bibirnya gelisah. Membuat Jungwon sedikit tersentak. Ia berusaha memutar kembali ingatan semalam yang Jinna katakan sampai membuatnya tak senang.
"Apa yang Aku katakan semalam. Aku tak ingat. Katakan lagi, Jinna. Aku benar-benar lupa."
Jinna mendengus kesal. "Kau tak peka." gumam lirih gadis itu.
"Kau mengatakan sesuatu? Aku tak dengar.."
"Lupakan. Aku tak ingin membahasnya sekarang!"
Jungwon terkekeh pelan melihat gadis di hadapannya yang merajuk namun menggemaskan.
"Jinna, Kau adalah sahabatku. Bahkan sudah Ku anggap sebagai saudariku sendiri. Tentu Aku ingin membuatmu terus tersenyum dan melindungimu sebisaku. Bahkan Aku sangat menyayangimu, tentu dalam artian sebenarnya sebagai sahabat.."
Gadis itu terpaku. Dirinya tertegun atas pengakuan barusan. Ingin rasanya gadis itu berlari jauh andai bisa.
"Wonnie.. Kau ingat itu. Sungguh Kau jahat sudah membuatku malu!!" rengeknya menyembunyikan wajah yang sudah semerah tomat di balik helaian rambut panjangnya. Hal itu membuat Jungwon semakin terkekeh dengan tingkah polos gadis itu.
"Kau lucu, Jinna. Aku suka.."
.
."Kau sudah permalukan dirimu sendiri di hadapannya, Jinna. Bodoh sekali!" gumamnya lirih. Kejadian di kantin waktu itu tak akan pernah bisa dilupakan. Tentu saja Jungwon akan menganggap sebagai sahabat. Yaa.. Karena itulah faktanya.
Suara pintu kamar terbuka menampakkan saudaranya berdiri di sana. "Aku akan pergi memeriksakan keadaan Jungwon ke rumah sakit malam ini. Kau tak ingin ikut?"
"Pergilah tanpaku, Oppa. Sebelum Adikmu ini juga permalukan dirimu di sana," Drama gadis itu.
Jungkook terheran. "Ada apa denganmu. Aneh sekali."
"Pergilah sekarang. Jangan pulang terlalu malam."
"Baiklah. Jika butuh sesuatu hubungi saja. Jaga dirimu, Aku pergi.." Jungkook hilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...