♥Happy Reading♥
°°°°°°°
Setelah hari yang panjang dan melelahkan. Jungwon terus teringat kejadian di rumah abu sore tadi. Ia berharap tindakan yang dilakukannya tidak salah. Dengan mengatakan keluh kesahnya kepada Jinna sore itu sedikit mengurangi beban yang ditampung selama ini.
Jungwon merebahkan tubuh lelahnya di tempat tidur. Sesekali matanya terpejam sekedar menenangkan fikiran. Dering ponsel di atas meja menarik perhatiannya.
Ia bangkit dan mengambilnya. Jinna. Satu nama tertera di sana. Jinna menghubunginya tiba-tiba. Sebelumnya, gadis itu kerap kali mencoba menghubungi. Namun karena Jungwon tak pernah atau bahkan tidak tertarik memainkan ponsel. Panggilan itu kerap kali tak terjawab.
Tak ada salahnya menjawabnya kali ini.
"Jinna_"
'Tumben sekali Kau angkat!!' gerutu Jinna di sebrang sana.
Jungwon tersenyum. "Kau tak senang Aku mengangkat panggilanmu? Baiklah, Ku matikan dulu," godanya.
'Wonnie, Aku hanya becanda. Kau tak peka!!'
Jungwon terkekeh pelan. "Katakan, ada apa?"
'Tidak ada. Hanya ingin menanyakan keadaanmu, bagaimana?'
"Aku tak apa," singkatnya.
'JungWonnie.. Aku tahu Kau kuat. Bersabarlah, suatu saat akan ada jalan keluarnya. Tenang saja, Kau tak sendiri lagi sekarang. Ada Aku. Aku akan ada untukmu..'
Jungwon tersenyum getir. Tak menyangka masih ada seorang yang perduli padanya. Tapi, rasa cemas terus menghantuinya. Ia takut jika mereka yang disayanginya malah mendapat suatu hal buruk karenanya.
"Jinna.." suara itu lirih, "terima kasih, sudah menghawatirkanku."
'Apa maksudmu! Aku adalah sahabatmu. Apapun itu Aku akan selalu ada untukmu. Begitu juga dirimu. Kau jadi alasan mengapa Aku selalu bahagia saat melihatmu..'
"Jinna.. Tetaplah seperti ini. Aku tak memiliki tempat lagi untuk membagi keluh kesahku selain dirimu."
Sempat tak ada suara yang terdengar di sana. Sampai beberapa detik, suara lirih mulai terdengar. 'Wonnie.. Aku menyayangimu.'
"Aku pun.. Sebagai sahabatku, Jinna."
•••••••
Sunoo terlihat menuruni anak tangga. Duduk di sebelah Ni-ki yang tentu sedang bermain game. Sudah menjadi kebiasaan buruk baginya.
"Hyung, Kau mengagetkanku!" gerutu Anak itu. Pandangannya beralih pada ponsel yang Sunoo bawa. "Wahh! Ponselmu baru, Hyung?!"
"Jay yang membelikannya sebagai ganti ponsel lamaku yang dirusak," ucapnya malas. Ni-ki yang peka merasa ada yang aneh pada saudaranya itu.
"Ada apa denganmu. Bukannya senang mendapatkan ponsel baru. Kau malah menggerutu seperti ini?!"
"Tak ada. Lanjutkan saja game mu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...