50. Melepas Rasa Sakit✓

4.2K 378 77
                                    

♥Happy Reading♥
°°°°°°°

Keadaan di ruang tamu saat ini hening. Tak ada satu pun yang berniat membuka suara. Mereka sibuk bergelut bersama fikiran masing-masing dengan berbagai pertanyaan diangan.

Pukul tujuh malam tadi Mereka pulang dari rumah abu dengan perasaan gusar. Pasalnya Jungwon tiba-tiba saja pingsan setelah mengungkapkan segala isi hatinya kala itu. Beruntung Sunghoon masih di sana segera membantu.

Jungkook bersama Heeseung datang menuruni anak tangga. Saat sampai rumah, Heeseung segera menelfon Jungkook karena takut terjadi sesuatu kepada sang Adik. Jungkook datang bersama Jinna yang saat ini masih di kamar Jungwon melihat kondisinya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jay. Heeseung diam, sedangkan yang lain menunggu jawaban darinya.

"Dia sudah sadar. Jinna bersamanya saat ini," sahut Jungkook. Yang lain bernafas lega.

Heeseung menghampiri Sunghoon yang duduk diam dengan tatapan kosong. Ia menepuk pelan pundaknya. "Untung Kau mengawasinya tadi. Tapi bagaimana Dia bisa pingsan. Apa Kau tahu sesuatu?" tanya Heeseung lembut.

Tatapan yang semula kosong sekarang beralih menatap dalam manik Pria disampingnya. "Jungwon lelah. Dia tak mampu menahannya lagi," ucapnya lirih. Heeseung tertegun. Senyum kecut diperlihatkan setelahnya. "Dia harus istirahat. Setelah itu penatnya akan hilang."

Jay dan Jungkook tak mampu menahan air mata masing-masing. Seakan tahu maksud ucapan Sunghoon dan Heeseung, hati Mereka terasa tersayat.

Sedangkan keadaan di kamar Jungwon saat ini...

"Kau keras kepala. Harusnya Kau istirahat saja agar sembuh. Setelah itu Kau bisa bersenang-senang sesukamu!"

Jungwon terkekeh pelan. "Baiklah, maafkan Aku."

"Mudah sekali Kau mengatakannya. Meminta maaflah kepada semua Saudaramu yang sudah Kau buat hawatir!" gerutu Jinna.

"Tentu. Aku akan meminta maaf nanti," setelah itu, Jungwon meminta Jinna mengambilkan kotak kecil di atas nakas. Jinna menurut dan mengambilnya.

"Untukmu, Jinna. Bukalah."

"Untukku? Apa ini?"

"Buka saja."

Jinna buka kotak tersebut dan mendapati sebuah gelang cantik di dalamnya. Gelang bermanik biru dengan hiasan motif kupu-kupu di sekelilingnya.

"Gelang?" Jungwon mengangguk.

"Kau membelinya untukku?" Jinna masih saja tak percaya.

"Sepulang dari pantai tadi, Aku meminta Heeseung Hyung berhenti di sebuah toko. Aku ingin memberikan hadiah untukmu."

"Kenapa?"

Ia menggidikkan bahu. "Ingin saja. Kau suka?"

"Biru. Warna favoritmu?"

"Agar Kau selalu mengingatku saat melihatnya. Pakai ya."

"Aku tinggal menemuimu saja jika rindu."

Tatapan Jungwon berubah sendu. "Jinna, Pakailah gelang itu setiap mengunjungiku. Aku akan senang nanti," pintanya penuh harapan.

"Wonnie, nada bicaramu aneh sekali. Ada apa denganmu. Setiap hari Aku akan datang menemuimu. Kau tak perlu memintanya, Aku bahkan akan datang saat namaku Kau sebut."

"Jinna. Apa Aku boleh memelukmu sebentar?"

Gadis itu terdiam sesaat sebelum anggukan kecil dilakukan. Rangkulan hangat Jungwon berikan mampu membuat Jinna merasa haru.

Red Blood •[EN-]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang