♥Happy Reading♥
°°°°°°°
"Hyung...""Heeseung Hyung, Kau di dalam?"
Tok~tokk~tokk
Jungwon terus mengetuk pintu kamar Heeseung. Sedari tadi tak ada jawaban dari dalam. Jungwon terpaksa membukanya karena tak dikunci. Benar saja kamar itu kosong. Heeseung tak ada di kamarnya, lebih tepatnya tak ada di rumah. Mungkin Ia keluar atau, bekerja. Sudah beberapa hari Ia ijin karena permasalahan keluarga.
Jungwon di rumah sendirian. Jake belum pulang sejak pagi tadi. Tak ada seorang pun di sana. Tak menjadi masalah baginya, Ia sudah terbiasa dengan situasi seperti itu. Namun Jungwon penasaran kemana Jake pergi. Masa hukumanannya masih satu minggu, tak mungkin Ia sekolah. Keluar bersama teman sepertinya tak mungkin. Bahkan pada situasinya sekarang tak mungkin Jake bersenang senang di luar.
Seketika Jungwon teringat akan satu hal. Obat. Jake masih membawa obat itu. Jungwon tak ingin Jake atau saudaranya yang lain tahu mengenai penyakitnya. Satu fikiran terlintas. Ia berniat mencari obat itu di kamar Jake. Hanya kesempatan inilah harus bisa Ia lakukan.
Sampai di kamar Jake, Jungwon merasa ragu. Lebih tepatnya takut. Jika sampai Jake tahu Ia berhasil mengambil obat itu diam diam, Jake akan marah besar kepadanya. Namun apapun akibatnya nanti, Ia harus menemukan obat itu segera sebelum sipemilik kamar pulang. Hukuman apapun dari Jake akan Ia terima meski akan semakin menyakiti dirinya. Jungwon tak ingin semua saudaranya tahu mengenai kesehatannya sekarang.
Ia menggeledah seisi kamar Jake. Lemari, laci meja, bawah bantal, bahkan setiap sudut ruangan itu tak perlihatkan apa yang dicari.
Merasa frustasi, Jungwon semakin cemas. Ia meraphikan kembali barang barang tak beraturan itu menjadi rapi seperti semula. Jika tidak, Jake akan curiga ada yang memasuki kamarnya diam diam. Karena lelah, Jungwon duduk di ranjang sekedar menetralkan nafasnya.
"Tak mungkin Jake Hyung membawanya. Lagi pula untuk apa?" cemas Jungwon.
"Apa Dia tahu jika Aku pasti akan mengambilnya?"
Sepertinya usahanya itu percuma. Jake terlalu pandai menyembunyikannya. Dengan terpaksa Jungwon menyerah karena tak menemukan apa yang dicari.
Diwaktu yang sama, Jungwon mendengar suara seseorang mengetuk pintu dari depan. Biasanaya jika semua saudaranya pulang, mereka akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Mungkin orang lain yang datang.
Segera Jungwon turun dan membukakan pintu itu. Pintu terbuka, perlihatkan Pria tinggi dewasa berkacamata. Jungwon terkejut dan, gugup. Ia mengenal siapa tamu itu.
"D-dokter Kim..."
"Bagaimana kabarmu, Jungwon."
•••••••
Jam belajar telah usai. Semua pelajar mulai meninggalkan area sekolah mewah tersebut.Termasuk tiga bersaudara itu. Sunghoon, Sunoo, Ni-ki, dan... Jinna. Sedari tadi Jinna terus merengek seperti anak kecil kepada Sunghoon. Ia terus meminta agar ikut pulang bersama mereka. Namun Sunghoon menolak permintaan Jinna.
"Kumohon... Aku ingin pulang bersama kalian. Boleh yaa," pinta Jinna dengan mata berbinar.
"Tidak," singkat Sunghoon.
"Kenapa?!"
Sunghoon diam, tetap fokus berjalan dengan pandangan lurusnya. Berkesan dingin, begitulah Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
Fiction générale"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...