4. Maaf✓

3.7K 486 4
                                    

Happy Reading
°°°°°°

Setelah perdebatan mengawali paginya, Jungwon berangkat sekolah menaiki bus seperti biasa.

Sebenarnya dulu Ia berangkat bersama saudara nya yang lain menaiki mobil. Namun setelah insiden meninggalnya Daniel, kebiasaan itu pun tak pernah lagi Ia rasakan. Heeseung dan Jay berangkat bersama ketempat kerja. Sementara Jake, Sunghoon, Sunoo, dan Ni-ki berangkat bersama dengan mobil yang Jake kemudi.

Setelah kejadian dua tahun lalu, keseharian Jungwon berubah seketika. Senyuman dan kasih sayang yang pernah Ia dapatkan bersama saudaranya dulu, pupus dengan seiring berjalan nya waktu.

Jungwon sampai di sekolah tepat waktu. Siswa/i yang menempati kelasnya terlihat bersiap melaksanakan upacara pagi ini.

Kyungmin dan Taeyong yang sedang duduk ditempatnya nampak terkejut setelah melihat Jungwon yang baru memasuki kelas. Tak biasanya Ia datang hampir terlambat. Dan mereka bertambah cemas setelah melihat luka memar pada rahang Jungwon yang membiru. Bahkan wajahnya terlihat pucat dan lesu, karena Ia belum makan dari semalam.

"Kau baru sampai? Kau terlihat pucat pagi ini, apa kau sakit?" cemas Taeyong.

"Apa yang terjadi pada wajahmu, Yang Jungwon? kau habis dipukul seseorang?!" tegas Kyungmin.

Jungwon yang merasa badan nya lemas hanya duduk tanpa sepatah kata menjawab pertanyaan barusan.

"Kenapa kau diam? siapa yang memukulmu, beritahu kami sekarang?!" geram Kyungmin.

"Sudahlah, aku tidak papa. Aku hanya lelah saja," jelas Jungwon yang tentu berbohong. Tak mungkin Ia mengatakan jika dari semalam perutnya belum terisi makanan sedikitpun. Tak mungkin juga mengatakan Hyung nya sendiri lah yang menciptakan memar diwajah nya. Ia tak ingin sahabatnya berfikir buruk mengenai saudaranya sendiri.

"Lalu luka memarmu?" sidik Taeyong curiga.

"A-aku... hanya terjatuh saat tidur tadi," dustanya lagi, "sudah, upacara akan dimulai. Kita harus ke lapangan sekarang," lanjutnya, berdiri dari duduk dan pergi mendahului dua orang di depannya.

Sementara dua orang yang sedari tadi mencemaskannya, masih curiga dan tak yakin dengan jawaban yang Jungwon berikan.

°°°°°°°

Seluruh pelajar telah berbaris rapi di halaman sekolah. Jungwon dan dua sahabatnya juga sudah berada disana. Cuaca saat itu sangat cerah. Terik matahari terasa semakin menyengat lapisan kulit luar.

Mereka mendapat barisan paling belakang. Upacara sudah dimulai cukup lama. Terik matahari semakin membuat penglihatan semakin sakit, dan kaki semakin pegal.

Jungwon merasa pusing saat itu. Badannya semakin lemas, seketika kaki semakin tak mampu menopang badan sendiri. Pandangan menjadi semakin kabur. Pendengaran nya juga perlahan ikut menghilang.

Bruukkk...

Jungwon pingsan. Dua sahabat di sampingnya terkejut melihat Jungwon sudah tergeletak dengan wajah semakin pucat. Bahkan beberapa pelajar yang melihatnya ikut terkejut dan saling berbisik dengan tatapan mengarah pada Jungwon.

"Jungwon..." panggil Kyungmin berusaha membangunkan.

Tak ada sahutan dari Jungwon. Akhirnya Ia dibopong oleh beberapa petugas kesehatan yang diusulkan oleh guru yang melihatnya. Tak lupa Kyungmin menemaninya.

"Noo... Bukankah itu Jungwon saudaramu? Sepertinya Dia pingsan," ucap siswa yang merupakan teman sekelas Sunoo.

"Biarkan saja, aku tak peduli" acuh Sunoo.

Red Blood •[EN-]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang