♥Happy Reading♥
°°°°°°°"Sudah lama aku tak mendengar kabarmu, Hyung," ucap Jay kepada lawan bicaranya.
"Maafkan aku Jay. Aku sangat sibuk mengurus pekerjaanku di sana sampai tak ada waktu mengurus diriku sendiri. Bahkan tak banyak waktu kuhabiskan bersama adikku ini," jelas pria itu sambil mengusap halus kepala gadis manis di sebelahnya.
"Tak apa, aku paham dengan kesibukanmu. Aku juga berusaha sebaik mungkin mengurus tempat yang kau percayakan padaku ini."
"Terima kasih sudah menjaganya, tempat ini semakin bagus tak seperti terakhir kali ku titipkan padamu. Bahkan sepertinya semakin ramai."
Jay tersenyum. Pandangannya teralih kepada gadis di hadapannya, "Emm... apakah kau Jeon Jinna?"
"Tak mungkin kau melupakanku, Jay Oppa," sahut gadis itu sambil menyipitkan matanya.
Jay tertawa dengan tingkah lucu adik sunbae nya itu. Sifatnya tak berubah, masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu tiga tahun lalu.
"Lihatlah adikmu ini Jungkook Hyung, Ia masih sama saja seperti dulu. Malah semakin lucu seperti anak kecil yang merajuk."
"Aku sudah besar Oppa... Aku sudah dewasa. Jangan samakan aku yang dulu, aku tak suka!" sungut Jinna.
"Kau sangat lucu saat merajuk," ucap Jay mencubit pipi chubby Jinna karena gemas. Sedangkan Jinna hanya terdiam pasrah. Membiarkan Jay mencubit pipinya untuk kesekian kali. Itu adalah kebiasaan Jay saat merasa gemas dengannya. Ia sangat merindukan momen yang sudah lama tak Ia rasakan.
"Bagaimana kabar semua saudaramu?" tanya Jungkook.
"Mereka baik, Hyung."
Wajah Jungkook tiba tiba berubah. Wajahnya terlihat sedih ingin mengatakan sesuatu namun tertahan. Jay sadar dengan perubahan raut wajah itu.
"Ada apa Hyung. Kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Jay... Aku turut sedih akan musibah yang adikmu alami. Daniel adalah anak yang ceria dulu, aku tak percaya Ia akan berbuat senekat itu. Aku..." ucapan Jungkook terhenti kala Jay memotong bicaranya.
"Hyung... Daniel tak seperti itu, kau salah. Dia tak mungkin melakukannya. Daniel pergi karena ulah orang lain yang tak punya hati!" tegas Jay meyakinkan.
Jungkook membuang nafasnya kasar. Ia tahu jika Jay masih tak terima dengan kepergian Daniel yang memang adalah kemauan sang adik sendiri.
"Jay... Aku tahu perasaanmu saat ini. Tapi, kau yang belum mengetahui apa yang terjadi. Kumohon jangan menyalahkan Jungwon yang tak bersalah. Dia adikmu Sendiri, kau salah paham!"
Jinna yang sejak tadi menyimak pembicaraan mereka hanya terdiam bingung. Apa yang telah terjadi. Mengapa Jungwon ikut terlibat pada tragedi Daniel dua tahun lalu. Yang Jinna tahu Daniel meninggal karena kecelakaan malam itu. Lalu apa hubungannya dengan Jungwon, sahabatnya.
"Hyung kumohon, aku tak ingin mengingat malam itu. Aku tak ingin membicarakannya," pinta Jay, menatap Jungkook sendu.
"Baiklah aku mengerti. Maafkan aku Jay, aku tak bermaksud. Baiklah, jika boleh besok aku ingin ke rumahmu menemui semua Saudaramu," Jungkook mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...