♥Happy Reading♥
°°°°°°°'Hyung. Maafkan Aku sebelumnya sudah mengambil ponselmu diam-diam. Aku terpaksa melakukannya demi sebuah bukti jika yang dikatakan Bibi Ahna bukanlah kebohongan.'
Kata itu selalu Jungwon ingat dimana Daniel datang memeluknya tiba-tiba sambil menangis. Bahkan Ia tak tahu jika Daniel sempat mengambil ponselnya.
"Bukti?" Jungwon memeriksa bukti apakah yang Daniel maksud pada ponselnya..
"Rekaman suara?" tak fikir panjang Ia segera menyetelnya.
-Kau bukanlah Anak kandung mendiang orang tuamu saat ini. Kau diadopsi saat Kau masih kecil dari panti asuhan yang mereka bangun sendiri. Panti tempat di mana Aku mengurus semua Anak malang di sana. Bahkan dirimu!
-Kau bukannya di tinggal orang tua kandungmu di depan pintu panti itu, tapi dia menyerahkannmu sendiri padaku, padaku Daniel! Orang tuamu tak membutuhkan mu!
-Kau Anak yang tak dianggap. Bahkan dunia tak menganggapmu. Ibumu merenggut segalanya dariku. Bahkan suamiku sendiri berani membohongiku demi ibumu, si wanita jalang itu asal Kau tahu!!
-Aku adalah ibu tirimu. Tapi sampai kapanpun Aku tak akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Aku tak menganggapmu ada, bahkan dunia pun begitu. Tak ada satu pun yang mengharapkan kehadiranmu, Daniel. Kau tak pantas ada di sini!!
"Daniel.." gumam lirih itu berhasil Jungwon ungkapkan. Ia tak sanggup lagi mendengarnya. Ia sangat rapuh. Lalu bagaimana dengan Daniel. Takdir sedang tak berpihak padanya. Bagaimana Anak itu sanggup menahannya setelah mengetahui segalanya.
"Hyung.." panggilan itu membuat Jungwon spontan menoleh. Daniel berdiri di ambang pintu kamarnya dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Daniel.. Bagaimana Kau bisa setegar ini," Jungwon terisak. Ia menarik Daniel masuk dan segera memeluknya erat. Mereka terlarut pada kesedihan dengan isakan yang terdengar sangat lirih di sana.
"Hyung.. Aku harus apa. Aku tak pantas ada di sini."
"Diamlah. Kau bicara apa. Kau bisa melewatinya."
Daniel melepas pelukan. "Hyung. Maukah Kau menemaniku."
"Kemana?"
.
."Untuk apa kita ke mari. Sudah malam, Niel. Sebaiknya Kita pulang. Ayoo," Jungwon menggandeng tangan Daniel mengajaknya pergi dari atap gedung tua sekarang. Namun segera Daniel tepis dan malah berlari ke arah tepian gedung.
"Daniel, apa yang Kau lakukan!!"
"Hyung. Maafkan Aku.." Anak itu tersenyum tetap dengan air mata di sana.
"Tidak. Ku mohon Daniel, jangan.."
"Maaf Hyung.."
"Tidak. Daniell!!"
"DANIELL!!—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
Ficción General"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...