♥Happy Reading♥
°°°°°°°
Heeseung, Jay, dan Jungwon menunggu di luar ruangan Sunghoon yang tengah ditangani di dalam. Keadaan semakin kacau. Kondisi Sunghoon yang kritis sepertinya semakin memburuk. Mereka berharap besar keberuntungan menyertai Sunghoon sekarang.
Dokter telah meminta agar Mereka segera mendapat pendonor untuk Sunghoon. Tpi masalahnya, Jungkook tak bisa dihubungi sedari tadi. Mereka sangat ingin tahu apakah Dokter Kim sudah menemukan pendonor saat ini.
"Apa yang harus Kita lakukan sekarang. Jika Kita mengulur waktu, Sunghoon akan semakin kritis. Kita harus bertindak!" Heeseung semakin kacau. Gelisah dan hawatir membuat Jay juga tak dapat berfikir apa yang harus dilakukan.
Jungwon, Anak itu berdiri mematung menatap sendu saudaranya. Ingin sekali jika Ia mengatakan ada seseorang yang berusaha menyakiti Sunghoon tadi. Tapi Heeseung tak akan mau mendengar penjelasannya. Jungwon semakin takut jika hanya dibiarkan. Mereka harus mengetahuinya.
Jungwon beranikan membuka suara. "Hyung.."
Tak ada jawaban. Seakan suaranya hanya sekedar angin lalu bagi Heeseung. Jay melirik kala mendengar. Tak menjawab, hanya menatapnya tak percaya. Mungkinkah memang Jungwon yang melakukan. Jay merasa ragu. Tapi, Ia tak salah lihat dengan apa yang terjadi di depan matanya langsung.
"Hyung, bolehkah Aku mengatakan sesuatu. Ku mohon, ini sangat penting."
Jay menghampiri dengan tatapan seakan menghakimi. "Aku tak percaya Kau tega melakukannya. Aku sudah memberimu kesempatan menemuinya, tapi apa yang Kau lakukan?!"
Jungwon mulai terisak. "Tidak. Bukan Aku yang melakukannya. Percayalah padaku, Hyung_"
"Kau tahu. Perlahan Aku mulai memercayaimu. Tapi, Kau sendiri yang menghancurkan kepercayaanku!"
Benarkah jika Jay mulai peduli padanya. Lalu, bagaimana sekarang. Apa Dia masih meduli atau kembali pada egonya lagi setelah kesalah paham kembali diyakininya.
"Hyung, percayalah padaku.."
Di tengah keadaan, Heeseung mencekal kasar lengannya tiba-tiba. Jungwon terkejut dan merintih menahan sakit. Heeseung sangat kuat memeganginya.
"Kau masih saja mengelak padahal sudah jelas Kau berniat buruk padanya. Dasar licik. Apa rencanamu sekarang? Menghabisi Kami satu per satu, begitu?!" tekan Heeseung.
"Bukan Aku yang melakukannya. Orang lain datang dan_"
"Simpan saja kebohonganmu. Percuma Kau katakan jika hanya akan membuatku semakin membencimu."
Jungwon sakit mendengarnya dan semakin terisak dengan batas kesabaran. "Sudah ku katakan bukan Aku yang melakukannya. Kenapa kalian tega membuatku semakin kesakitan. Aku berhak bicara di sini, Hyung!!"
Heeseung menampar pipi Jungwon dengan keras sampai rasa sakit dan panas di rasa. Jungwon semakin tak bisa kendalikan air mata yang semakin deras keluar. Heeseung semakin muak karena Jungwon berani meneriakinya. "Ingat ucapanku sebelumnya. Aku tak akan tinggal diam jika suatu hal buruk terjadi pada Sunghoon!"
"Bunuh Aku jika perlu, Hyung. Aku tak ada harapan lagi setelah melihat Kalian seperti ini," Jungwon berlalu begitu saja. Anak itu sudah tak tahan menanggapi sikap saudaranya yang semakin menyakiti batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...