♥Happy Reading♥
°°°°°°°
Bunga tidur yang aneh akhirnya membuatnya terbangun dari masa kritis. Membuka mata yang masih sayu perlahan meneliti sekitar. Silau cahaya menyakiti netranya seketika.Tapi, perasaan kacau dirasa pertama kali. Sunghoon menangis. Isakan lirihnya mampu didengar seorang Perawat di sampingnya yang baru menyadari jika Sunghoon sudah sadar.
Amat terkejut dan kebingungan. Perawat itu memilih memanggil Dokter untuk memeriksanya. Perawat tersebut menekan tombol didekatnya.
"Anda baik-baik saja? Tenanglah, Dokter segera datang," Perawat menenangkan. Tapi Sunghoon semakin tersedu tak sanggup mengendalikan emosi.
Tak lama Dokter datang dengan Jay bersamanya. "Sunghoon!"
"Ada apa?" tanya Dokter.
"Dia menangis begitu sadar, Dokter," jelas Perawat. Jay hawatir melihat kondisi Sunghoon yang tiba-tiba. "Sunghoon, tenanglah," Jay menepuk pelan pipi Sunghoon.
"Jay, di mana Jungwon?" ucapnya tiba-tiba. Jay diam. Apa yang harus dijawab. Jika Sunghoon tahu segalanya, kondisinya akan semakin menurun.
"Tenangkan Dirimu dahulu!"
"Di mana Dia.. Aku ingin menemuinya!"
Tempat yang sangat indah. Wangi semerbak bunga Dandelion yang tertiup angin berhembus ke segala arah.Sangat luas dan cuaca sangat cerah semakin percantik tempat yang saat ini dijadikan tempat bersuka ria dua bersaudara yang berlarian saling mengejar.
"Hyung, Kau sangat lambat. Cepat tangkap Aku jika bisa!"
"Larimu cepat sekali. Aku tak sanggup mengejarmu lagi.." protesnya dengan nafas terengah.
Anak itu berhenti berlari, menatap saudaranya yang berhenti mengejar jauh di belakangnya. Ia berdecak dan menghampiri setelahnya. "Payah. Kau cepat sekali menyerah!"
"Jangan berharap lebih padaku," Jungwon mengatur nafas.
"Kenapa? Padahal selama ini Aku berharap besar darimu, Hyung."
"Apa yang Kau inginkan?"
"Tidak banyak. Hanya ingin Kau bertahan sedikit lagi. Aku sudah tenang karena Kau telah memberi keadilan untukku. Jadi, sekarang giliranmu untuk bahagia, Hyung."
"Daniel, Kau bicara apa?!"
Daniel, Anak itu memegang pundak sang Kakak dengan senyuman yang turut dihadirkan. "Aku sudah bebas dan tenang di sini, Hyung. Terima kasih. Kau berhak bahagia sekarang. Pergilah bersama Heeseung Hyung, Dia sudah menunggumu di sana," Daniel mengarahkan tatapan ke arah belakang Jungwon, yang mana terdapat seorang yang dimaksut. Heeseung berdiri seorang diri, tersenyum ke arah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood •[EN-]•
General Fiction"Tak apa jika para saudaraku membenciku. Harapanku hanya ingin melihat mereka selalu bersama dan bahagia. Meski bahagia mereka dengan ku terluka dan menderita." -"Jungwon"- ➢Akan lebih baik follow akun Author terlebih dahulu✓ ➢Meski cerita sudah le...