14. Rumit✓

2.4K 350 2
                                    

Happy Reading
°°°°°°°

'FlashBck'

15 panggilan tak terjawab. Nontifikasi tersebut terus bertambah pada layar ponsel Jake. Dering ponsel cukup menganggunya. Tak ada niatan sesekali mengangkat panggilan itu karena lelah. Ia tak peduli bagaimana semua saudaranya sekarang sangat menghawatirkan dirinya yang tak kunjung pulang.

Sekarang Ia duduk tertunduk pada bangku taman tepian jalan. Kehabisan bahar bakar membuatnya terpaksa istirahat ditepi jalan. Malam semakin larut. Tak ada niatan untuk pulang, hanya membutuhkan waktu sendiri dalam keheningan.

Jake melihat satu Cafe masih terbuka tak jauh dari tempatnya. Ia putuskan memberi minuman yang ada.

"Satu soda dingin," ucapnya pada pelayan Cafe itu.

Pyaarrrr...

Satu suara berhasil menarik perhatiannya. Terlihat seorang Pria tertidur dengan beberapa botol minuman berserakan di hadapannya. Lebih tepatnya, Pria itu mabuk.

"Dia belum pergi?" ucap pelayan itu terheran.

"Siapa?" sahut Jake.

"Sudah lama Dia seperti itu. Sepertinya sudah menghabiskan beberapa botol. Kami tak tahu harus menghubungi siapa, ponselnya mati."

"Baiklah, terimakasih minumannya."

Jake menghampiri Pria mabuk itu perlahan. Seperti tak asing baginya.

"Hee!?"

Benar, Heeseung yang ada di hadapannya sekarang. Jake tak menyangka. Ia tak pernah melihat Heeseung sampai seperti itu sebelumnya.

 Ia tak pernah melihat Heeseung sampai seperti itu sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi...

Seluruh penghuni rumah telah menyelesaikan sarapan mereka sebelum berangkat sekolah. Terkecuali Jake, Heeseung yang masih terlelap akibat kejadian semalam dan.. tentu saja Jungwon. Anak itu belum keluar kamar.

Mereka mulai membereskan piring masing-masing. Merapihkan diri dan memeriksa pelajaran agar yakin tak ada yang tertinggal.

"Jake tak ingin sarapan?" ucap Sunoo menarik perhatian seluruh saudaranya.

"Dia masih di kamar. Sunghoon, coba Kau panggil suruh Dia turun dan sarapan," perintah Jay sibuk dengan piring cucian di dapur.

Tak ada jawaban, Sunghoon hanya diam. Sepertinya secara tak langsung Ia memberi jawaban dengan diamnya. Menolak.

Jay heran, mengapa Sunghoon hanya diam tak acuh pada perintahnya. Terlihat jelas diwajah Sunghoon jika Ia memikirkan sesuatu, wajahnya masam.

"Ada apa denganmu? panggil Jake sekarang, Sunghoon!" perintah Jay dengan sedikit penekanan.

"Kami terlambat. Sunoo, Kau panggil lah Dia. Ku tunggu Kau dimobil," Sunghoon berlalu keluar tanpa berpamitan. Mengabaikan saudaranya yang heran dengan sikap anehnya barusan. Ia tak pernah seperti itu sebelumnya. Jay yakin jika Sunghoon mengalami sesuatu yang mengusik pikirannya. Tapi Ia tak tahu pasti apa itu.

Red Blood •[EN-]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang