Dokter

19.3K 1.4K 58
                                    


#Rumah Sakit Merdeka

Hari kedua Arrasya terikat dengan infus. Arrasya tidak pernah sendiri di ruangan serba putih itu, minimal ada salah satu dari anggota keluarga yang akan menemani.

Seperti sekarang ini, Arrasya ditemani oleh Bara, Reyhand Mahesa. Mereka bertiga menggantikan Desi dan Nadia yang baru saja pulang untuk menyiapkan makan malam.

Tidak ketinggalan pula, ada Altha dan Erick. Mereka berdua datang bersama Bara setelah pulang sekolah tadi.

Mengenai kejadian kemarin malam, Altha damn Erick melarang Arrasya untuk membahas hal itu lagi. Sebab, rasa malu itu terus ada dan tidak mudah hilang.

"Wait.. kenapa jadi gue yang kupasin buah buat elu?!" Tanya Altha menyadari sesuatu. Altha ingat, awalnya dia mengupas buah apel yang tadi dia bawa itu untuk dimakan sendiri.

Tapi justru Arrasya yang memakan buah itu sedangkan Dia sendiri terus mengupas buah apel sampai buah yang ketiga. Mendengar itu Arrasya tetap santai melahap buah apel di piring itu lagi.

"Begini nih kalo raga masih muda pikiran udah tua, jadi pelupa kan. Abang sendiri loh yang tawarin." Kata Arrasya bertolak belakang dengan kebenaran.

"Ahh masak, perasaan gue ngupasnya buat gue sendiri." Ucap Altha tak percaya.

"Serah kalo nggak percaya." Balas Arrasya santai sembari membawa potongan terakhir di piring itu ke dalam mulutnya. Altha sendiri masih berusaha mengingat ingat apa yang diucapkan oleh Arraaya itu benar atau tidak.

Lagi pula Arrasya heran dengan Altha. Terkadang Altha memakan sendiri buah yang awalnya itu diberikan kepada Arraaya.

'Dia sendiri yang bawa, dia sendiri yang makan.' Batin Arrasya menggerutu.

Mengacuhkan Altha, Arrasya menatap kembali layar televisi besar yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Sangat seru menyaksikan pertandingan game antara Erick dan Bara itu hingga Arrasya tidak menyadari kedatangan seseorang.

"Assalammualaikum. Idola kalian datang...." Ucap salam pria berjas putih yang baru saja masuk memandangi beberapa orang duduk di sofa ruangan itu.

"Waalaikumsalam." Balas salam semua orang di sana masih fokus dengan kegiatannya masing masing.

Satya menatap malas mereka semua yang sibuk dengan kegiatan masing masing. Tetapi tatapan itu berhenti pada Arrasya yang sangat fokus melihat layar televisi.

"ARRSYY." Teriak Satya ceria kemudian berlari ke arah Arrasya dan memeluknya. Sebelum itu, Satya terlebih dahulu melempar asal paperbag putih bawaannya ke samping Mahesa sampai mengenai Mahesa

Karena kesal, Mahesa melemparkan paperbag itu begitu saja menjauh ke sofa kosong yang ada di sampingnya.

"Uhukk uhukk." Bukan hanya Arrasya yang terkejut, Altha yang baru memakan satu potong apel ikut tersedak karena teriakan itu.

Altha langsung saja meminum air di atas nakas entah milik siapa sehingga nyawanya masih selamat. Rasanya Altha ingin marah, tapi melihat siapa pelakunya Altha hanya diam saja.

"Dokter siapa?" Teriak Arrasya terkejut mendapat serangan mendadak itu.

"Elah om kasihan tuh adek gue. Lepasin itu." Tegur Mahesa tanpa melihat ke arah Satya.

Arrasya Brian A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang