Ruang kerja milik Dokter Senior Hendra menjadi tempat bagi ke enam orang itu berkumpul. Termasuk juga Dikta dan Sarah. Mereka butuh penjelasan tentang semua yang terjadi.
Menggenggam erat tangan ibunya, Dikta mencoba meyakinkan Sarah. Namun, Sarah memandang Dikta menyiratkan sedikit keraguan.
"Dikta udah cerita sama mereka, tapi belum semuanya. Mereka berhak tau, Ma." Ujar Dikta meyakinkan Sarah.
Dengan mata sembabnya, Sarah memandangi satu per satu orang dihadapannya. Sulit dipercaya, tapi memang benar adanya. Orang-orang itu memang Keluarga Kandung Arrasya.
"Kami, bertemu dengan Arrasya baru beberapa minggu yang lalu. Belum banyak hal yang kami ketahui tentang Arrasya. Bahkan setelah ini terjadi, kami masih belum mengerti apapun tentang Arrasya." Kata Rizky yang memulai pembicaraan itu setelah menanti beberapa waktu menunggu wanita itu berbicara.
Sarah menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi ketika mengingat apa yang terjadi kepada Arrasya. Sarah tidak bisa menahannya.
"Hmm.. maaf saya terlalu larut dalam perasaan." Ucap Sarah segera menghapus jejak air matanya.
Dikta yang mengerti segera mengambil tissue di tengah meja itu lalu menyerahkannya kepada Sarah.
"Sebelumnya, Saya harus meminta maaf kepada kalian sebagai orang tua dari Dikta karena pernah memperlakukan Arrasya tidak baik. Kalian pasti sudah tahu apa yang dilakukan oleh anak saya."
"Mungkin permintaan maaf saya tidak bisa mengubah masa lalu Arrasya, tapi saya pastikan Dikta sudah menyesali perbuatannya." Tutur Sarah.
"Awal dari semua hal buruk yang terjadi kepada Arrasya memang permasalahan pembullyan itu. Tapi sebenarnya itu sudah berakhir secara kekeluargaan."
"Sayangnya, itu belum sepenuhnya berakhir. Selesai pertemuan antara para wali murid dan perwakilan sekolah itu, kita semua sepakat untuk berdamai. Tapi setelahnya, Gilang kembali menemui Arrasya di halte yang tidak terlalu jauh dari sekolah."
"Entah apa yang mereka bicarakan tapi tak lama Gilang pergi begitu saja meninggalkan Arrasya sendiri di halte. Sayangnya, dari arah kanan ada mobil box yang melaju dengan cepat sehingga kecelakaan itu terjadi."
"Bukan hanya Gilang yang menjadi korban, Arrasya juga ikut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Dikta dan Ayahnya menjadi saksi karena melihat peristiwa itu dari kejauhan."
"Kecelakaan tersebut membuat nyawa Gilang melayang sedangkan Arrasya masih bisa diselamatkan. Itu yang Ayahnya Dikta ceritakan kepada saya. Dan mungkin kecelakaan itu yang membuat Arrasya takut saat melihat peristiwa yang sama."
"Sebenarnya kasus ini sudah ditangani oleh polisi tapi Samuel, kakak dari Gilang yang tidak terima tentang kecelakaan itu mencoba mencari sendiri apa yang terjadi."
"Keesokan setelah kecelakaan itu, Samuel mencari sendiri informasi tentang kecelakaan tersebut hingga Samuel mendapat rekaman CCTV dari minimarket yang tak jauh dari lokasi tkp."
"Sayangnya, ada kesalahpahaman saat Samuel melihat rekaman itu. Samuel melihat Arrasya seperti mendorong Gilang. Tetapi nyatanya Arrasya hanya ingin menyelamatkan Gilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrasya Brian A.
Humor#NotRomance {RAMPUNG}~{LAGI DIREVISI} Bukan hal mudah bagi Arrasya bisa sampai di titik ini. Begitu banyak hal yang Tuhan uji kepadanya di usia yang masih belia. Dari semua hal yang terjadi, merelakan orang tersayang pergi adalah salah satu hal ters...