#Apartemen Mahendra
"Saya orang yang pernah membully Arrasya."
Terkejut? Tentu. Bagaimana bisa remaja itu bisa berbicara dengan lantang dihadapan mereka semua? Semua orang menatap tak percaya, sungguh diluar ekspektasi mereka.
Brakkk
Gebrakan yang muncul akibat tindakan Keenand semakin menambah ketegangan di ruangan itu.
Dikta sebagai pusat perhatian hanya bisa menunduk. Meskipun sudah bertahun tahun, Dikta tentu tidak lupa kesalahan yang ia perbuat kepada Arrasya.
Dia tau dia salah, tapi dia juga sudah memperbaikinya.
"Salah apa yang sudah dilakukan Adik saya sampai kamu berani melakukan itu?!" Tanya Keenand yang seketika murka karena tahu Arrasya pernah dirundung. Bahkan pelakunya sendiri berani mengaku dihadapannya langsung.
Setelah Ayahnya, ternyata ada orang yang lebih menyeramkan ketika marah hingga membuat Dikta tidak bisa berkutik.
"Kita bicarakan ini dengan kepala dingin, Keenand." Ucap bijak Bagas yang menengahi.
Bagas juga marah, tapi ini bukan waktunya meluapkan emosi. Begitu juga dengan yang lainnya.
"Saya minta maaf." Ucap Dikta dengan tulus.
"Kalau pun kamu meminta maaf sekarang. Tidak akan merubah masa lalu Arrasya bukan?" Balas Keenand sembari merendam emosinya.
"Ya, Masa lalu Arrasya memang tidak akan bisa berubah. Tapi setidaknya pada masa itu saya sudah mencoba untuk memperbaiki segalanya." Kata Dikta.
"Cihh basa basi." Gerutu Keenand masih menatap tajam Dikta dengan mata elangnya.
"Kalian semua keluarga kandung Arrasya bukan? Ada banyak hal yang terjadi kepada Arrasya sewaktu kecil. Dan itu dimulai dari masalah ini." Kata Dikta.
"Beri tahu kami apapun yang terjadi kepada Arrasya. Segalanya." Desak Ricky.
Mengalirlah cerita dari mulut Dikta tentang sebagian kecil kisah hidup Arrasya waktu masih kecil. Dan ini hanyalah permulaannya saja.
6 tahun yang lalu
Suasana Sekolah Dasar Dharma Bakti terlihat sangat ceria. Siswa siswinya berlarian kesana kemari, saling bercanda gurau dengan sesama, dan ada juga yang hanya duduk dikursi taman untuk makan bersama dengan teman temannya.
Arrasya Brian, biasa dipanggil Brian dalam kesehariannya di sekolah. Brian saat ini berdiri di dekat taman tempat semua siswa siswi bermain.
Ada niatan untuk mendekat ikut bermain, namun terhalang oleh pagar tak kasat mata dimana pagar itu yang membuatnya memisahkan diri dari teman temannya.
Brian tau diri jika dia tidak diterima oleh semua temannya. Oleh karena itu ia mengurungkan niatnya. Brian memilih pergi dan duduk dikursi taman belakang sekolah yang sepi. Hanya ada satu bangku taman disana.
Brian sendiri. Hampir empat tahun sudah menganyam pendidikan disekolah dasar ini, namun satu bulan belakangan ini Brian justru dijauhi oleh kawan kawannya.
Padahal sebelum ini, dia memiliki banyak teman. Tidak ada yang menjauhinya. Tetapi setelah ia memenangkan olimpiade yang ia ikuti satu bulan lalu, membuat semua mulai berubah.
Teman teman yang ia miliki semua menjauh. Tidak ada yang mau mendekati Brian. Brian selalu berusaha mendekati mereka, namun sebelum Brian menghampiri mereka sudah pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrasya Brian A.
Humor#NotRomance {RAMPUNG}~{LAGI DIREVISI} Bukan hal mudah bagi Arrasya bisa sampai di titik ini. Begitu banyak hal yang Tuhan uji kepadanya di usia yang masih belia. Dari semua hal yang terjadi, merelakan orang tersayang pergi adalah salah satu hal ters...