Diskusi

4.1K 413 18
                                    

#Mansion Adhiasa Family

Mata yang tadinya terpejam perlahan mulai bergerak. Hingga dirinya benar benar terbangun, Arrasya baru merubah posisi tidurnya menjadi terduduk.

"HOAAMMM....." Mulutnya terbuka lebar sebab masih merasa mengantuk. Padahal sudah lebih dari dua jam ia tertidur.

Meregangkan sejenak ototnya, Arrasya lalu menyibakkan selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka. Tidurnya sangat nyenyak, mungkin karena ia kurang tidur semalam.

Oh ya, Arrasya tiba di Mansion ini pagi tadi. Sebenarnya juga tidak banyak hal yang ia lakukan, selepas sarapan tadi ia hanya menemani Nadia menyirami tanaman lalu bermain handphone hingga membuatnya ketiduran.

Membuka pintu kamarnya, yang Arrasya lihat hanya kesepian. Tidak ada orang sama sekali di lantai itu. Arrasya menggaruk belakang lehernya, ia tak tau kemana semua abangnya pergi.

"Sepi amat." Keluhnya.

Tapi Arrasya tak mau ambil pusing, yang terpenting ia harus mengambil air minum dulu. Tenggorokannya terasa kering.

Arrasya berjalan sembari melihat kanan kiri. Benar benar sepi. Hanya satu dua saja ia melihat maid ataupun penjaga yang sedang berkeliling.

Niat awalnya memang ingin pergi ke dapur, tapi dipertengahan jalan Arrasya berubah sebab tak sengaja mendengar bunyi benda terjatuh.

Sesampainya disana Arrasya melihat seorang maid yang sedang membersihkan pecahan guci penghias ruangan di jalan menuju taman belakang.

Ruangan itu tidak ada siapa siapa, hanya ada maid itu ditambah dirinya sekarang. Merasa hatiya tergerak, Arrasya segera mendekat dan membantu maid itu.

"Arsy bantu ya Bi." Ucap Arrasya ketika mendatangi maid itu dan langsung membantu memungut pecahan pecahan guci itu.

Tentu maid itu terkejut. "Astaga. Tidak perlu Tuan Muda. Biar saya saja." Cegah maid itu.

"Bibi baru ya di sini? Arsy baru lihat Bibi. Udah berapa lama di sini? Kok Arsy nggak tau ya." Kata Arrasya diakhiri kekehan.

"Letakkan saja Tuan Muda. Biar saya yang membereskannya. Nanti bagaimana kalo Tuan Muda terluka?" Ucap maid itu yang panik melihat Arrasya yang justru terus melanjutkan aksinya.

"Nggak apa apa, nggak bakal luka. Oh ya, Arsy panggil Kak atau Mbak aja gimana? Kayaknya kakak masih muda, nggak pantes dipanggil Bibi. Ketuaan." Bantah Arrasya yang masih kekeh dengan pendiriannya.

Maid itu dibuat tertegun oleh Tuan Mudanya itu. Dia tidak menyangka jika Tuan Mudanya sampai bertindak seperti demikian.

"Kakak kenapa diem aja?" Tanya Arrasya membangunkan lamunan maid itu.

"Nama kakak siapa?" Imbuhnya lagi.

"I-"

Tapi belum sempat maid itu menjawab, panggilan dari Nadia membuat Arrasya dan Maid itu menengok sepenuhnya ke sumber suara.

"Arsy." Panggil Nadia sembari berjalan mendekati kedua orang itu.

"Ada Apa ini?" Tanya Nadia yang heran melihat putra bungsunya, maid itu, dan pecahan guci di dekat mereka.

Maid yang ditanyai itu gelagapan mencari jawaban pertanyaan dari Nyonya Besar rumah ini. Melihat gelagat itu, Arrasya tiba tiba bersuara.

"Arsy minta maaf ya Bunda. Gucinya Arsy pecahin. Tadi Arsy jalan nggak lihat lihat terus nggak sengaja nyenggol gucinya terus pecah. Untung ada Bibi ini yang bantuin." Kata Arrasya sekali lagi membuat Maid itu terhenyak.

"Apa benar begitu?" Tanya Nadia kepada Maid itu. Melihat kode dari Arrasya yang memaksa mengangguk, jadilah Maid itu menuruti permintaan Tuan Mudanya.

"Kayaknya Arsy masih ngantuk Bund. Makanya nggak fokus. Maafin ya Bunda." Ujar Arrasya diakhiri senyuman lebarnya sebagai tanda perdamaian.

Arrasya Brian A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang