Selamat?

3.5K 449 48
                                    

⚠️




"Puas lu sekarang?"

                Brian menengok kesamping. Brian mendapati Gilang berada didekatnya, melihat raut wajah memerah karena marah membuat Brian langsung berdiri dari duduknya.

"Udah puas lu sekarang udah bikin hidup gue tambah hancur hahh. Lu tau NGGAK!" ucap Gilang dengan berteriak diakhir.

"Kenapa sih harus elu? Kenapa Elu selalu dipuji puji sana sini? Kenapa bukan gue? Kenapa elu? Kenapa harus hidup elu lebih baik daripada hidup gue?" Pertanyaan itu bertubi tubi Gilang berikan kepada Brian.

"Elu cuma Anak haram yang dibuang karena pembawa sial. Sedangkan gue, gue punya orang tua lengkap hidup gue juga nggak kekurangan. Tapi kenapa hidup lu lebih baik dari pada hidup gue?" Ucap Gilang dengan nada frustasi.

"Bang, gue min-" belum menyelesaikan ucapannya, Gilang sudah memotongnya.

"Gue nggak butuh permintaan maaf lu. Nggak seharusnya elu ada disini. Seharusnya elu itu nggak pernah lahir didunia. Kehadiran lu itu cuma bikin orang disekitar lu sial." Maki Gilang.

"Bang-." Lagi lagi perkataan Brian dipotong oleh Gilang.

"Yang perlu lu ingat, Gue Benci sama lu." Ucap Gilang dengan penekanan tepat didepan wajah Brian kemudian berbalik untuk pergi.

Brian sebenarnya ingin berdamai dengan Gilang. Namun, sayangnya Gilang tak menyambut itu. Selepas masalah tadi, Brian kira Gilang dan dirinya akan berteman baik. Tapi kenyataan berkata lain. Gilang justru semakin membencinya.

Brian menatap punggung Gilang yang mulai menjauh pergi menuju sebrang jalan lumayan jauh dari halte bus.

Brian membulatkan mata melihat sebuah mobil box yang melaju dengan kecepatan lumayan tinggi dari arah kanan. Sedangkan, Gilang akan keluar dari trotoar untuk menyebrang jalan.

Brian langsung berlari kearah Gilang yang masih berjalan tanpa memperhatikan sekitar karena larut dalam emosi.

"Awasss.."

Teriakan Brian tak mampu menghentikan langkah Gilang yang sudah keluar trotoar.

Brian semakin menambah kecepatan larinya untuk menarik Gilang dari tengah jalan. Sampai dibelakang Gilang, Tangan Brian terus terulur agar bisa menggapai tas punggung yang digendong Gilang untuk menarik Gilang ke pinggir jalan.

Brakkk

                Belum sempat menyentuh tas itu, Brian kehabisan waktu sehingga kecelakaan pun tak bisa dihindarkan. Tubuh Gilang mengenai terlebih dahulu bamper depan mobil kemudian diikuti tubuh Brian yang juga mengenai bamper mobil itu.

Sehingga Tubuh Gilang terpental paling jauh daripada tubuh Brian. Sedangkan, Mobil yang menabrak itu dengan enaknya pergi begitu saja tanpa ingin mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Gilang langsung terkapar tak berdaya dengan darah segar keluar deras dari kepala Gilang. Brian yang masih tersadar mencoba menggapai tubuh Gilang yang berada tiga meter darinya. Darah juga keluar dari kepala Brian tapi tak sebanyak Gilang.

"Bang....."ucap Arrasya dengan lemah.

           Kepala Brian semakin memberat, kesadarannya mulai menipis, tubuhnya seperti remuk dihantam tembok. Sebelum menutup mata masih bisa Brian lihat Nenek nya berlari kearahnya sambil berteriak.




Byurrr



             Samuel kembali menyiram Arrasya dengan air dingin karena dari tadi orang didepannya hanya melamun walau video yang diputarnya sudah habis. Arrasya yang tadinya melamun langsung tersadar mendapat kembali siraman air dingin di tubuhnya.

Arrasya Brian A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang