#Rumah Arrasya
Motor Arrasya mulai memasuki halaman rumahnya. Seperti biasa, Arrasya harus turun terlebih dahulu untuk membuka pintu garasi lalu memasukkan Blacky kedalam garasi dan tak lupa mengunci garasi kembali.
Setelah melepas helmnya, Arrasya masuk ke rumahnya melalui pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang keluarga.
Enam tahun sudah Arrasya tinggal dirumah ini. Dua tahun Arrasya lalui bersama Kakek Galih dan Nenek Imah, sedangkan Empat tahunnya Arrasya sendiri yang menghuni rumah ini.
Arrasya beserta Nenek Imah dan Kakek Galih mulanya memang tidak tinggal di Kota ini. Mereka tinggal di salah satu kota di Jawa Barat.
Tetapi saat Arrasya naik ke kelas empat SD, Kakek Galih dan Nenek Imah memutuskan untuk pindah ke ibu kota.
Ceklek
"Assalammualaikum, Aa' pulang." Salam Arrasya saat masuk ke dalam rumah.
"Huhhh... seperti biasa sepi." Ucap Arrasya sambil menekan saklar lampu agar lampu menyala.
Mata Arrasya melihat sekeliling ruangan. Tidak ada aktivitas satupun disini. Sepi dan hening. Tapi di baliknya menyimpan begitup banyak kenangan.
Ruang keluarga itu mengingatkannya pada masa masa dirinya beserta kakek nenek nya menghabiskan waktu bersama dirumah ini. Kenangan indah bersama mereka.
Di sofa ruangan itu, Arrasya biasa meminta Nenek Imah untuk mengelus kepalanya sampai tertidur. Televisi itu juga, Ia dan Kakeknya pasti menonton bola dan menjadi suporter paling heboh jika menyaksikan pertandingan sepakbola antar negara.
Arrasya menghembuskan nafasnya kasar, kemudian menaiki tangga menuju kamarnya. Arrasya ingin mandi untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya.
Selepas membersihkan tubuhnya, Arrasya kembali turun ke bawah dengan membawa beberapa buku, speaker bluetooth, dan alat alat untuk belajar.
Di ruang keluarga, Arrasya meletakkan seluruh barang yang ia bawa di atas meja. Arrasya berencana belajar di ruangan ini setelah ia memasak untuk makan malam.
Meskipun sekolahnya belum mulai KBM, tapi Arrasya sudah mencuri start dengan mempelajari beberapa materi yang akan diajarkan di tahun ajaran ini.
Sebelum melanjutkan langkanya ke dapur, Arrasya sempat menghidupkan lagu lewat speaker bluetooh agar rumah ini tidak terlalu sepi.
Dengan langkah lebar, Arrasya menuju dapur yang tidak terlalu jauh dari ruang tamu. Perutnya sudah keroncongan.
"Masak apa masak apa masak apa sekarang." Gumam Arrasya berdendang memasuki dapur.
Pertama kali yang Arrasya lakukan saat sampai di dapur adalah mengecek bahan bahan untuk memasak yang ada didalam kulkasnya.
Mata Arrasya melihat satu persatu bahan bahan yang ada di kulkannya. Arrasya menggaruk kepalanya, semua bahan hampir habis.
Hanya ada satu ikat sawi, dua butir telur, beberapa botol selai hampir habis, air putih dingin, dan yang terakhir satu bungkus mie instan.
Arrasya merutuki dirinya sendiri karena ia lupa mampir ke mini market untuk membeli bahan makanan yang sudah habis.
"Oke, waktunya gue berkreasi." Ujar Arrasya mengambil satu ikat sawi, dua butir telur dan satu bungkus mie instan goreng.
Arrasya tak lupa mengambil beberapa siung bawang putih dan bawang merah, sekaligus cabai sebagai bahan tambahan masakannya kali ini.
Melihat semua bahan dan alat sudah tersedia, Arrasya segera menggulung sweater coklat yang ia pakai kemudian memakai celemek dan mulai memasak.
Tangannya begitu lihai memotong semua bahan diselingi merebus mie instan. Mulutnya tidak pernah berhenti mengikuti alunan lagu yang masih bisa ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrasya Brian A.
Humor#NotRomance {RAMPUNG}~{LAGI DIREVISI} Bukan hal mudah bagi Arrasya bisa sampai di titik ini. Begitu banyak hal yang Tuhan uji kepadanya di usia yang masih belia. Dari semua hal yang terjadi, merelakan orang tersayang pergi adalah salah satu hal ters...