Untuk pertama kalinya, Altha dan Erick datang kesini. Mereka berdua kompak menatap kagum gerbang besar didepannya. Hari minggu yang cerah ini, mereka diundang Arrasya datang ke rumahnya.
Kedatangan dua orang itu tak luput dari pandangan bodygyard yang berjaga di pos yang berada tepat di samping gerbang besar itu.
"Ada keperluan apa kalian kemari?" Tanya bodyguard itu menghampiri mereka berdua. Maklum saja bodygyard itu bertanya, sebab mereka belum pernah datang sebelumnya.
Erick mencoba tak takut menjawab. Tapi tubuh kekar, badan tegap, wajah sangar dan baju serba hitam yang ada dihadapannya itu cukup membuatnya ciut.
Berbeda dengan orang disebelahnya. Altha saat ini sibuk memainkan kaca spion motornya karena tak ingin berurusan dengan orang bertubuh kekar yang ada dihadapan mereka. Altha menyerahkan segalanya kepada Erick.
Erick yang tahu itu mengumpati dalam hati. Altha dan Erick mencoba terbiasa dengan Bodyguard dengan tubuh kekar yang ada disekeliling Arrasya, tapi belum bisa. Masih ada rasa takut dihati mereka berdua.
"Kita berdua ingin bertemu Arrasya." Ucap Erick hati hati. Salah sedikit bisa kena pukul kali.
"Apa sudah ada janji?" Tanya orang itu lagi.
"Ya, Arrasya yang meminta kami datang." Jawab Erick.
"Siapa Nama kalian?"
"Erick dan Altha."
"Tunggu sebentar." Titah orang itu lalu masuk kedalam pos kembali.
Setelah beberapa saat menelepon, mungkin menghubungi tuannya. Orang itu segera membuka gerbang dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
Altha dan Erick bernafas lega. Akhirnya bisa terbebas dari bodyguard itu. Motor mereka memasuki pekarangan Mansion Adhiasa.
Baru pertama kali ini mereka masuk ke Mansion Adhiasa. Tidak berhenti mereka berdecak kagum melihat karya manusia itu.
"Kira kira Erick mau kagak ya gue ajak ngepet biar dapat rumah kayak gini?" Gumam Altha.
Berhenti di depan teras mansion itu, sudah ada dua orang lagi yang berdiri seperti menunggu kedatangan mereka berdua. Sempat salah sangka, namun ternyata dua orang itu hanya ingin memarkiran motor di basement.
Perginya kedua orang itu dengan membawa motornya meninggalkan Altha dan Erick berdiri didepan Mansion Adhiasa sendiri.
"ARRASYA MAIN YUK." teriak Altha.
Plakk
Pukulan di belakang kepala Altha dilanyangkan oleh Erick. "Sakit tau." Ucap Altha mengusap belakang kepalanya."Bego amat sih. Mau elu teriak sampe jakun lu ketelen juga kagak bakal kedengeran sampe dalem. Noh ada bel." Mulai kesal Ercik menghadapi tingkah laku Altha.
"Yee sante aja dong." Sungut Altha hanya dianggap angin lalu oleh Erick.
"Salah apa gue ketemu curut kayak lu dari kecil. Bar bar banget." Gerutu Erick melangkahkan kakinya menuju pintu utama Adhiasa dan memencet bel di samping pintu itu diikuti Altha dibelakangnya.
Ting Tong
Ting Tong
Ting Tong
Bunyi bel ketiga pintu utama Mansion dibuka menampilkan Nadia yang masih memakai celemek memasak.
"Assalammualaikum tante." Sapa Erick ramah.
"Waalaikumsalam. Wah kalian udah nyampe?" Ucap Nadia berbasa basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrasya Brian A.
Humor#NotRomance {RAMPUNG}~{LAGI DIREVISI} Bukan hal mudah bagi Arrasya bisa sampai di titik ini. Begitu banyak hal yang Tuhan uji kepadanya di usia yang masih belia. Dari semua hal yang terjadi, merelakan orang tersayang pergi adalah salah satu hal ters...