Izin

6K 687 27
                                    

          

          Matahari sudah condong ke barat. Mereka bertujuh masih berada di teras bermain uno sambil mengobrol ini itu ditemani cemilan juga kue buatan Nadia dan Desi. Mereka mungkin tak tahu jika sudah sore karena terlalu masuk dalam permainan sampai tak ingat waktu.

Prakk

Uno Stacko kayu roboh seketika karena Arrasya menarik salah satu bagiannya. Sorakan dan tawa keluar dari mulut Dewa, Erick, Altha, dan Bara.

Tak lupa Mahesa dan Reyhand juga tak luput ikut. Mereka berdua sudah menyelesaikan Tugasnya dan saat ini ikut bermain Uno Stacko Kayu bersama yang lain.

Mereka sudah bermain selama 5 kali dan saat ini giliran Arrasya yang kalah. Bara, Dewa, Altha dan Erick sudah menerima hukuman. Yang bersih hanya tinggal Arrasya. Mahesa dan Reyhand sendiri baru mengikuti 2 kali permainan dan belum kalah.

"Kena juga kan lu. Makanya jangan sombong dulu. Haha Akhirnya lu dapet juga." Ucap Altha bangga. Arrasya sedikit kesal karena harus kalah dan pastinya hukuman yang ia buat sendiri.

Mau tak mau Arrasya harus menerima konsekuensi karena kalah. Di meja dekat Uno, terdapat satu botol besar bedak bayi, lipstik dan pensil alis milik Nadia yang Arrasya pinjam, dan terakhir karet ikat rambut yang Arrasya minta dari Desi. Itu semua Arrasya yang siapkan sendiri untuk hukuman nantinya jika ada yang kalah.
        
Altha, Erick, Bara, Dewa, Mahesa dan Reyhand segera mengerubungi Arrasya dengan membawa senjata alias benda itu yang akan digunakan untuk menghukum yang kalah.
          
Dewa dan Mahesa bertugas dibagian rambut, mereka masing masing membuat satu ikatan seperti air mancur. Bara dan Erick bertugas untuk memberikan bedak bayi tebal diwajah Arrasya, dilanjutkan dengan Reyhand yang menebalkan alis Arrasya seperti sinchan.

Terakhir Altha yang mencoret wajah Arrasya, menggunakan lipstik merah berbentuk bulatan di masing masing pipi Arrasya

"Nah, udah siap. Makin cakep kan." Ucap Altha menyelesaikan karyanya. Semua orang tertawa karena berhasil menciptakan karya yang pada wajah Arrasya.

         Jangan kira hanya Arrasya yang seperti itu. Semua yang dihukum tak jauh keadaannya seperti Arrasya sekarang. Dan itu belum dihapus dan dilepaskan ikatannya sesuai kesepakatan bersama. Mereka akan menghapusnya saat permainan benar benar selesai.

Cekrekk

Cekrekkk

Dewa memotret beberapa kali wajah Arrasya sambil tertawa jahil.

"Senyum tiga jarinya mana? Senyum dulu dong." Goda Dewa yang ingin memotret Arrasya. Arrasya hanya memanyunkan bibir tak bisa protes, karena ini adalah keputusan yang ia usulkan sendiri.

        Uno Stacko kayu kembali ditata oleh Altha di bantu Erick. Namun, belum sampai 5 tingkat Uno itu sudah jatuh karena Altha yang sedikit terkejut akibat pekikan seseorang.

"Astaga kalian mau ngamen kemana?" Pekik seseorang yang tampak terkejut dengan pemandangan yang ia lihat.

Semua yang ada diteras langsung memandang kearah pintu. Mereka mendapati Mahendra yang masih menggunakan setelan Jas lengkap dan rapi. Pastinya Mahendra baru saja pulang dari bekerja.

Mahendra baru saja pulang dari kantor setelah berperang dengan kertas kertas putih di mejanya seharian. Niatnya ingin bertemu dengan adik adiknya yang sedang bermain di teras tapi justru menemukan 5 orang yang menjabat sebagai adik dan sahabat adiknya itu seperti badut.

"Pada ngapain?" Ucap satu orang lain terkejut aaat melihat itu. 

Ketujuh orang itu hanya tertawa melihat ekspresi Mahendra dan Keenand yang masih terkejut melihat penampilan mereka. 

Arrasya Brian A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang