Kantor

9K 902 55
                                    



#Kantor Adhiasa Group


         Arrasya mendongakkan sesaat kepalanya menatap gedung menjulang tinggi dihadapannya. Gedung itu sangatlah tinggi hingga baru sesaat Arrasya menatapnya, Arrasya sudah menundukkan kepalanya. Pegal.

"Mari Tuan." Sapaan salah satu bodyguard yang menemaninya segera membuat Arrasya beranjak dari tempatnya berdiri mengikuti arahan bodyguard itu.

Ya, Arrrasya sekarang berada di kantor pusat milik keluarganya sendiri. Sebenarnya bukan kemauan Arrasya bisa sampai di tempat ini.

Bahkan seharusnya Arrasya saat ini bisa berguling-guling di kasur dan bersantai sepuasnya karena sekolahnya libur. Namun, itu gagal sebab salah satu Abang tercintanya tu meningggalkan berkas yang katanya 'penting' dan harus segera diantar.

Hanya ada Arrasya dirumah, akhirnya Arrasya menjadi korbannya. Sedangkan saudaranya yang lain?

Reyhand dan Mahesa? Mereka pergi kuliah. Dewa? Entah hilang kemana orang itu dari pagi. Kalau Bara? Arrasya juga tak tau Abangnya itu kemana.

Dua hari berturut turut ini, Arrasya masih segan untuk mengajaknya bicara. Bara juga tidak mengajaknya bicara. Ah, mengingat masalah itu Arrasya kembali merasa tak enak.

Tetapi, tak lama pikiran itu segera teralihkan ketika Arrasya menyadari sekarang dia menjadi pusat perhatian hingga membuat langkahnya berhenti.

Bagaimana tidak? Sebelumnya, sama sekali tidak ada remaja yang datang hanya memakai hoodie dan celana training ke kantor itu sembari menjinjing sebuah tas. Jangan lupakan sandal hiu yang juga remaja itu pakai.

Sial. Arrasya merutuki dirinya sendiri baru menyadari penampilannya sekarang. Memalukan. Jika punya pintu kemana saja, langsung Arrasya keluarkan dan pergi dari tempat itu.

"Ada apa Tuan? Kenapa berhenti?" Pertanyaan itu sontak menyadarkan Arrasya.

"Hah? Oh? Nggak apa apa. Ini terus kemana ya Pak?" Tanya Arrasya menutupi rasa malu dihadapan bodyguardnya.

"Kita kearah sana, Tuan." Ucap bodyguard itu dengan sangat sopan lalu mengarahkan tangannya ke arah lift khusus petinggi yang tak jauh dari tempat mereka.

Tanpa basa basi Arrasya segera berjalan cepat ke arah lift itu sembari sedikit mengangkat tas jinjing di tangannya untuk menutupi wajahnya sendiri.

Bodyguard yang melihat tiba tiba Tuannya itu pergi secepatnya nengejar langkah tuannya memasuki lift itu.

Interaksi kedua orang itu sudah cukup untuk menundukkan pandangan orang-orang yang sedari tadi menatap kehadiran remaja itu.

Mereka hafal betul Bodyguard yang berada dibelakang remaja itu adalah Bodyguard pribadi khusus menjaga pemilik kantor ini. Ternyata remaja itu bukan orang sembarangan, batin mereka. Tapi mereka baru pertama kali melihat remaja itu.

Beralih kembali ke Arrasya. Sumpah serapah sudah Arrasya ucapkan dalam hatinya. Semua ini salah Abangnya. Andai tadi Arrasya tidak didesak untuk segera mengantar dokumen itu hal ini tidak akan terjadi.

Tinggg

Lift khusus petinggi itu berhenti kala mereka sudah mencapai lantai yang di tuju. Arrasya melangkahkan kakinya kesal lagi-lagi meninggalkan bodyguard di belakangnya.

Arrasya Brian A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang