Sekar tidak menyangka kalau ayahnya sang Raja Kerajaan Mandalawangi akan memberikan waktu luang bersama anaknya untuk berlatih dan sekaligus menjadi guru untuknya."Hamba merasa sangat terhormat romo" Senyum Sekar sumringah sembari bertekuk lutut dihadapan ayahnya.
"Berdirilah putriku!" ucap Prabu Blantara wangi membantu Sekar berdiri dan kemudian berjalan mendekati air mancur itu.
"Sekarang cobalah kau gerakkan air di air mancur ini dengan kekuatanmu, kali ini cobalah untuk tidak terfokus pada gerakkan tanganmu. Yakinlah, tenangkan dirimu, pusatkan pikiranmu, biarkanlah energi itu menjalar ke seluruh tubuh dan tanganmu" jelas ayahnya.Sekar berdiri didepan kolam itu dan mencoba untuk berkonsentrasi, menarik napasnya dan menghembuskannya dengan perlahan berkali-kali, kemudian dia menutup matanya seraya mengayunkan tangannya. Setelah itu dia mencobanya, namun tidak ada reaksi apapun pada airnya.
"Cobalah lagi, konsentrasi!"
Sekar pun mencoba untuk yang kedua kalinya namun tetap saja hasilnya tidak berhasil, kemudian dia melihat ke arah ayahnya yang masih memandanginya.
"Tenang, Yakinlah kalau kau bisa melakukannya dan jangan terburu-buru" ujar ayahnya memberi semangat kepada putrinya.Sekar akhirnya mencoba untuk yang ketiga kalinya, dia menutup matanya, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, mencoba untuk tenang, memusatkan pikirannya dan merasakan alam disekitarnya. Seketika ia bisa merasakan energi itu muncul pada badannya, dada, leher serta kepalanya.
"Salurkan energi itu pada tanganmu!" Kata ayahnya memberi arahan
Sekar mengayun-ayunkan tangannya, seketika air di pancuran itu berterbangan didepannya. Sekar yang melakukannya tidak percaya dengan apa yang ia lihat kalau dia berhasil mengeluarkan kekuatannya. Melihat keberhasilannya sendiri ia tersenyum bahagia sembari memandang ayahnya, ayahnya yang menyaksikan itu tersenyum memandang kagum kepada putrinya.
"Bagus, sekarang cobalah lagi!" Perintah ayahnya.
*******
Sekar tumbuh menjadi seorang wanita yang bukan saja berparas cantik jelita dan berwibawa, tapi juga sakti, pemberani, bersemangat dan berjiwa pemimpin.Ibunya sang ratu tidak setuju kalau putri cantiknya itu menjadi seorang petarung layaknya seorang laki-laki, tapi bagaimana lagi dia melihat putrinya itu lebih menyenangi ilmu kanuragan, pemerintahan dan bela diri dimendingkan menjadi wanita yang anggun sepertinya. Bahkan ada saja para adipati dan raja-raja jin yang mengeluhkan hal ini pada Prabu Blantara, bagaimana bisa seorang putri sulung dari kerajaan besar seperti Sekar menjadi seorang petarung dan mempelajari Aji jaya kawijayaan atau ilmu perang protes mereka, namun Prabu Blantara selalu menentangnya. Hal kecil di perbesar-besarkan kata raja.
Menurut Prabu Blantara wangi hal itu merupakan hal wajib bagi anak pertama sebagai pewaris, pelindung diri, adik-adiknya, kerajaan serta rakyatnya. Mengingat sang raja tidak memiliki trah atau keturunan anak laki-laki, oleh karena itu Sekarlah yang akan meneruskan pemerintahan ayahandanya selanjutnya. Mendengar hal itu para adipati, panglima dan para raja jin dan siluman terdiam seribu bahasa dan tak bisa menentangnya lagi.
Setelah merasa usia Sekar cukup, Prabu Blantara menyuruhnya untuk pergi ketempat manusia dan melakukan Kepatibrata untuk meminta restu leluhur disana, tanpa pikir panjang Sekar pun menyetujuinya. Beberapa hari kemudian, dia pamit kepada kedua orang tua dan kedua adik perempuannya. Setelah itu dia berangkat dan pergi meninggalkan Kerajaan langit atau Kerajaan Mandalawangi untuk waktu yang lama.
*******
500 tahun kemudian di dunia manusia...
Di Kerajaan Tarumanegara (Taruma), ada sebuah cahaya kuning melayang di istana, namun anehnya tidak ada satupun orang yang melihat bahkan menyadari kehadirannya, ia melayang dengan cepat dan masuk ke kamar sang raja. Lalu cahaya kuning itu masuk kedalam mimpi sang raja dan berubah menjadi sesosok manusia yang memberikan pesan kepada sang raja, raja itu bernama Wisnuwarman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Historical FictionMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...