Bab 25 Mimpi Buruk

48 8 0
                                    

Tiba-tiba Sekar sudah berada ditanah dalam keadaan tersungkur disuatu tempat yang tidak ia ketahui.
"Dimana aku?" Batinnya bingung.

Sekar mendengar deru suara ombak dan merasakan angin yang berhembus datang kearahnya.
"Pesisir" ujar Sekar.

Dia berdiri dan berbalik, betapa kagetnya ia ketika melihat para raja yang merupakan sahabat baik ayahnya itu menertawakannya.
"Hahahaha hahaha"
"Apa yang terjadi, kenapa mereka menertawakan ku?" pikir Sekar.

Seketika didepannya, dia melihat sesosok besar merah bertanduk sedang berjalan kearahnya dengan memegang pusaka ditangan kirinya.

"Pusaka romo, bagaimana bisa ada ditangannya?" Herannya

Iblis itu berjalan mendekati Sekar, Sekar yang hendak melarikan diri mendadak tidak bisa melangkahkan kakinya, tubuh dan tangannya seketika menjadi kaku tidak bisa digerakkan sama sekali layaknya seperti orang lumpuh, bahkan mulutnya bungkam entah kenapa tidak bisa berkata-kata membuatnya bingung.

"Ada apa ini kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan dan... kenapa aku tidak bisa bicara" batin Sekar bingung lalu menitikkan air mata.
"Bunuh saja dia, bunuh" teriak para raja menyuruh iblis itu untuk segera membunuh Sekar.
"Kumohon bergeraklah"

Sekar sangat ingin menyerangnya, suara hatinya berteriak namun semuanya sia-sia karena pikirannya tidak sejalan dengan tubuhnya.
"Apa ini, ini bukanlah diriku, aku tidak mau mati" jerit Sekar dalam hati.

Sekar kemudian mencari selendang putihnya agar dia bisa melawan iblis itu namun selendangnya tidak ada dipinggang bahkan dimana-mana. Iblis itu kemudian menerbangkan pusaka milik ayahnya dan mengarahkannya pada Sekar

Seett

Pusaka itu terbang dan menusuk dada kiri Sekar dengan cepat. Seketika Sekar terjatuh ke tanah, sekilas Sekar dapat melihat mereka semua tertawa dan perlahan semuanya jadi gelap.

"Aaaaaa" teriak Sekar terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah serta keringat di dahinya.
"(Menghela napas cepat) Rasanya seperti nyata" ucap Sekar sambil memegang dada kirinya yang entah kenapa meninggalkan rasa sakit akibat mimpi buruk itu.

"Ini aneh, kenapa dalam mimpi itu aku tidak bisa menggerakkan tubuhku dan...kenapa aku juga tidak bisa berbicara?" Bingung Sekar.

Beberapa Waracethi pun datang masuk ke kamarnya dan membawa beberapa pakaian. Dia tidak mempedulikan Waracethi itu bekerja karena mimpi itu tlah membuatnya duduk diam di dhipan melamun lama, bagi Sekar mimpi ini serasa nyata sehingga membuatnya bertanya-tanya. Akibat mimpi buruk itu, Sekar jadi takut akan kehilangan selendangnya, ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak meninggalkan dan melepaskan selendangnya baik itu sedang tidur maupun sedang mandi sekalipun.

"Itu hanyalah mimpi" ujar Sekar mencoba menenangkan dirinya dan kemudian berdiri, waracethi-waracethi itu menghampiri Sekar dan melepaskan pakaiannya dan menggantinya, lalu menggulung rambutnya yang panjang seperti membentuk kundai.

"Monggo gusti air mandinya sudah kami siapkan" ucap salah satu waracethi itu.

Sekar lalu mencelupkan badannya ke air kembang itu perlahan dan ditemani salah satu Waracethi untuk memijat bahunya, sehingga membuat Sekar merasa nyaman dan kemudian tertidur.

"Bagaimana caranya aku bisa mengambil kalung ini?" pikir waracethi itu sambil melihat ke arah kalung yang melingkar di leher Sekar.
Melihat Sekar tidur, waracethi itupun melakukan aksinya. Dengan perlahan ia mencoba melepaskan ikatan kalung itu dari leher Sekar dengan kedua tangannya yang gemetar

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sekar membuatnya kaget.
"A ampun gusti, ham hamba mau melepaskan kalung ini karena kalung ini...."
"Ikat kembali" ucap Sekar memotong perkataannya dengan kedua mata masih dalam keadaan terpejam.
"Baik gusti" ucapnya dengan wajah ketakutan.

Takdir Dewi SekarwangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang