Bab 21 Takdir

58 9 0
                                    

Sekar mengikuti burung itu hingga ke Junggring Saloka di daerah Serayu (Cilacap), burung itu kemudian hinggap disalah satu dahan. Sekar langsung menyuruh naganya untuk turun dan berubah menjadi selendang karena ia tidak mau naganya menakuti burung cantik itu. Dia ingin menangkap burung itu dan menjadikannya hewan peliharaan di istana, dengan perlahan Sekar mendekati burung itu langkah demi langkah, namun karena hembusan angin yang kencang datang dengan tiba-tiba dari arah pantai membuat burung cantik itu kabur dan terbang ke utara.

"Yah kabur. Sebenarnya aku penasaran burung apa itu, kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?" Ucap Sekar penasaran sambil melihat kepergian burung itu yang terbang semakin jauh ke arah bukit. Sekar yang tak berminat untuk mengejarnya pun berbalik memandang keindahan pesona pantai berwarna biru muda di Junggring saloka.

Husssst

Tiba-tiba angin yang kencang dari selatan membuat selendang Sekar yang diletakkan diatas kepalanya terbang, diapun berlari mengejar selendang itu ke arah bukit karena dia tidak mau kehilangan selendang yang sudah menjadi kesayangannya itu.

Adiwesa yang sibuk mengawasi prajuritnya belatih seketika melihat sesuatu berwarna putih terbang melintas di atas kepalanya.

"Kenapa selendang itu mirip dengan selendang putih yang dimiliki oleh gusti putri" pikirnya, ia pun langsung menyuruh temannya untuk mengawasi prajurit yang sibuk berlatih kemudian mengejar selendang itu. Walaupun menurutnya sangatlah mustahil bagi seorang putri seperti Sekar datang ke tempatnya yang sederhana dan terpencil ini kemudian membuang selendangnya.

Sedangkan Sekar terus mengejar selendangnya, Sekar yang melihat beberapa prajurit berpakaian khas Kerajaan Mandalawangi hanya berjalan melewati dan tidak mempedulikan mereka, walaupun mereka terus memandangi Sekar dengan tatapan aneh. Menurutnya sekarang selendangnya lebih utama dari pada mereka.

"Beraninya mereka memandangiku seperti itu, seandainya aku tidak tergesa-gesa sekarang mungkin aku sudah menghukum mereka" desis Sekar kemudian terus berjalan mencari selendangnya.

Berbeda dengan pandangan para prajurit ketika melihat ada seorang wanita yang tiba-tiba muncul melintas, mereka hanya tercengang ketika melihat Sekar melalui mereka karena tidak mengenalinya

"Siapa wanita tadi?" Tanya salah satu prajurit.
"Tidak tahu, namun sepertinya aku pernah mengenalnya tapi dimana yah?"
"Pakaiannya putih dan penampilannya persis seperti seorang putri, apakah dia gusti putri?"
"Matamu kabur tidak mungkin, aku kenal seperti apa gusti putri itu" ucapnya seolah kenal dengan Sekar.
"Wangi, memang bajunya berwarna putih tapi dengan melihat wajah wanita itu aku yakin itu bukanlah dia, tidak mungkin gusti putri wajahnya jelek seperti itu, gusti putrikan orangnya sangat cantik" lanjutnya.
"Benar juga hehehe gusti putrikan sangat cantik" angguknya sembari mengaru-garuk kepalanya.
"Iya yah, lantas siapa wanita tadi? Tanya temannya disamping yang penasaran.
"Ah jangan pedulikan, kita latihan saja" ujar temannya yang lain kemudian mereka pun melanjutkan latihan mereka tanpa kehadiran Adiwesa disana. Mereka tidak bisa mengenali Sekar karena kalung yang ia pakai. Kekuatan kalung itu membuat wajah Sekar terlihat buruk rupa dimata para laki-laki kecuali Prabu Blantara.

Selendang itu terbang terbawa oleh hembusan angin yang kencang dan akhirnya jatuh disalah satu ranting, dengan perlahan Adiwesa mengambilnya

"Milik siapa selendang putih ini?" gumamnya kemudian mencium aroma harum yang muncul pada selendang itu.
"Bagaimana bisa selendang ini bisa sampai kesini?" Herannya.

Sekar menengok ke segala arah untuk mencari selendangnya yang jatuh entah kemana. Adiwesa kemudian kembali ke Pejagan tiba-tiba dia mencium bau cendana wangi dan datangnya tentu bukan dari selendang yang ia pegang

"Sepertinya aku mengenal wangi ini milik siapa?" pikirnya langsung tertuju kepada Sekar, karena tidak yakin akhirnya dia memutuskan mencari dari mana asal datangnya bau itu dan siapa pemiliknya.

Takdir Dewi SekarwangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang