Terdengar suara gemericik air, deburan ombak datang pecah di atas batu karang, angin yang berkesiur dari utara terasa menyejukkan, kepiting dan kerang tersapu ombak tertarik ke laut kembali ke daratan, air yang jernih bisa membuatmu melihat dengan jelas berbagai jenis ikan dan penyu yang berenang diterumbu karang. Membentang lautan biru yang terhampar luas bagaikan kristal biru nan indah bila dipandang dari kejauhan, burung-burung usiran melayang-layang dan berkicau seakan bermain dengan angin menghiasi langit biru ditingginya awan.
Di laut Jawadwipa tepatnya di utara daerah Halong (Pekalongan), terdapat sebuah kerajaan megah dan besar di atas laut sama halnya seperti Kerajaan Segoro kidul. Setelah kematian dari Maharaja Hyang Sumadra, Kerajaan Kurbantara jatuh pada anak pertamanya yaitu Pangeran Dharurawan yang bergelar Sri Baginda Hyang Suma Dewari atau sering dikenal dengan Raja Samudra si penguasa Pantai utara Jawadwipa. Raja Samudra terkenal akan ketampanan dan rayuannya yang bisa membuat siapa saja wanita yang mendengarnya pasti terpikat akan gombalan dan langsung jatuh hati padanya. Sebagai seorang raja muda, raja yang satu ini memang pemilih untuk masalah wanita, apalagi wanita yang akan menjadi kekasihnya haruslah sesuai dengan kriteria yang ia inginkan. Oleh karena itu dia suka membuat sakit hati para wanita yang sudah terperangkap jaring rayuan yang dia ciptakan ketimbang menikahinya.
Sekarang Raja samudra ini sudah mempunyai 4 orang selir berparas ayu namun sayang empat diantaranya tidak ada yang bergelar sebagai Garwa Padmi atau permaisuri ratu.
Hari ini kerajaan mereka akan mendapat kunjungan dari Ratu Sekar Kencana, kedatangannya kesana bukan lain dan tidak bukan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama (Bilateral) antara dua kerajaan besar. Tentulah kedatangan Ratu Segoro kidul adalah hal yang dinanti-nantikan oleh Raja Samudra karena dia tertarik pada adik-adik Ratu Sekar Kencana yang terkenal akan kecantikannya sampai ke seantero jagad Nuswapada.
Di Kerajaan Segoro kidul, Sekar menaiki Kereta kencana bersama Anjani yang merupakan mantri luar urusan istana dan Mahapatih Sigarawongso, mereka pun berangkat menuju Kerajaan Kurbantara.
Gerbang istana telah dibuka lebar, Raja Samudra, para petinggi dan beserta keempat selirnya menyambut kedatangan Ratu Segoro kidul beserta rombongan didepan istana
"Sugeng rawuh kanjeng" sambut Raja Samudra sambil membantu Sekar turun dari kereta kencananya.
Setelah penyambutan itu, Raja Samudra kemudian mengajak Sekar beserta yang lainnya masuk ke dalam istananya.
"Mari kanjeng!"
"Teryata Kerajaan Kurbantara sangatlah indah, ini baru pertama kalinya aku ke kerajaanmu dan aku merasa senang kedatanganku kemari disambut dengan baik dan semeriah ini olehmu" Sekar sembari melihat bangunan Istana Kurbantara yang mewah identik dengan warna putih dan keemasan.
"Hamba merasa sangat senang mendengarnya kanjeng, teryata apa yang hamba persiapkan dihari-hari sebelumnya tidak sia-sia" ucapnya membuat Sekar tersenyum.Raja Samudra lalu mempersilahkan Sekar dan lainnya untuk duduk. Mereka pun memulai percakapan dan membahas tentang hubungan kerjasama menyangkut keamanan, senjata serta lainnya.
*******
Di dunia manusia, terdapat seorang pemuda melewati keramaian warga dipasar dengan membawa kudanya berjalan pelan. Riuh pedagang saling bersahutan mengejar pembeli, barang-barang jualan mereka tertata rapi baik berupa sayuran, telur, buah-buahan, kain, kelapa, kendi, tikar, kambing dan lain-lain sebagainya.
"Ubinya den?" tawar laki-laki itu
"Tidak paman"
"Ikan ikan ikan" teriak pedagang lain.Terlihat seorang kakek tua rambutnya gondrong dan badannya kurus. Saat berjalan punggungnya sedikit membungkuk sembari memegang perutnya menahan lapar. Perutnya terus berbunyi sepanjang jalan karena tidak punya uang sang kakek hanya bisa menatap makanan dan jajanan ubi bakar yang ada disana dengan tatapan giur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Historical FictionMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...