Sekar berjalan menyelusuri selasar istana dengan beberapa waracethi yang mengiringinya dari belakang. Saat melihat cahaya nan indah di timur, dia menghentikan langkah kakinya dan menyempatkan diri untuk memandangnya sejenak.
"Langit telah menunjukkan tanda kalau hari ini akan cerah, tapi mengapa aku malah merasa akan terjadi hujan" gumam Sekar dalam hati sambil menatap cahaya itu sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanannya.
Setibanya dia di Joglo, dia mendapati adik-adiknya sudah berada disana sedang menari mengikuti alunan musik dari pukulan gamelan yang merdu.
Sekar yang baru datang kemudian berlatih bersama adik-adiknya menari membentuk sebuah formasi tari dimana Sekar berada ditengahnya. Gerakkan yang serempak, indah dan harmonis, bahkan mereka masing-masing memakai selendang bewarna kuning yang sama, serta rambut yang terurai dengan bunga kamboja yang terselip di daun telinga sebelah kiri menambah kesan cantik dan juga anggun. Saat mereka semua hanyut pada gerakan dan tarian mereka yang luwes serta lemah gemulai, tiba-tiba langit berubah menjadi mendung dan seketika turun hujan yang lebat disertai suara gemuruh. Joglo yang hanya terdiri dari tiang-tiang penyangga, lantai serta atap saja membuat hujan yang datang dengan mudahnya masuk dan membasahi lantai tempat mereka berlatih, karena tidak ada dinding yang menutupi setiap sisinya.
"Aaa Hujan"
"Cepat kita berlindung!" ajak Larasati menuju tempat berteduh dari tampiasan hujan, sedangkan Sekar malah tetap berada disana dan berjalan mendekati hujan, perlahan ia mengulurkan tangannya setinggi pinggang dan berkata
"Teryata benar, hari cerah tlah berganti hujan" ujar Sekar dalam hati dengan wajah pilu.Sekar melamun manatap setiap tetesan hujan yang jatuh ke tangannya, dia tidak peduli dengan hujan yang mulai membasahi selendang dan kain jarik miliknya.
"Beberapa hari ini aku tidak mengerti dengan hatiku. Aku merasa lara setiap harinya, entah apa penyebabnya akupun tidak tahu. Bagaikan air disentuh angin yang tidak meninggalkan bekas dan jejak" pikir Sekar."Yunda apa yang kau lakukan, kau kehujanan" Anjani langsung menarik tangan Sekar ke tempat yang teduh
"Oh lihat kain jarikku jadi basah" kesal Kencana lingga sambil menepuk-nepuk jariknya yang basah
"Kenapa tiba-tiba jadi hujan?" Tanya Anjani
"Akupun juga tidak tahu yunda" jawab Kencana wunggu.
"Kalau hujan disini, berarti didunia manusia akan musim hujan kan" ujar Laras
"Yunda benar, kalau begini terus kita tidak akan bisa mempersiapkan tarian ini untuk mempersembahkannya kepada romo dihari ulang tahunnya nanti" Anjani dengan wajah sedih
"Jika hujan lama reda akan lebih baiknya kita lanjutkan saja besok diwaktu yang sama" ujar Sekar.
"Baik yunda" sahut mereka serentak.Setelah cukup lama akhirnya hujan pun mulai reda walaupun terlihat sedikit rintik, akhirnya mereka pun memutuskan untuk melanjutkan latihan mereka besok hari dan pergi dari Joglo itu bersama-sama.
"Yunda Laras, habis mandi dan berganti pakaian yunda mau kemana?" Tanya Gentari dengan wajah imutnya berjalan sambil bergandengan tangan dengan Larasati.
"Aku ingin menemui diajeng kecil kita Wulandari?"
"Aku ikut ya yunda"
"Baiklah, nanti kalau sudah mandi dan berganti pakaian datanglah ke kamar yunda ya"
"Hmm" angguknya, Sekar yang mendengar percakapan mereka di belakang hanya tersenyum melihat Gentari dan Larasati terlihat sangat akrab sekali, dimendingkan dengan dirinya.*******
Di kamar...Selir Sena menatap perhiasan emas dicermin miliknya yang mana kalung itu melingkari lehernya dengan sangat indah.
"Aku terlihat sangat cantik sekali dengan menggenakan ini" pujinya pada dirinya sendiri sembari memegang kalung itu. Saat memandangi dirinya lama, seketika raut bahagia pada wajahnya langsung berubah.Pakkk
Geramnya sambil menepuk meja dengan kedua tangannnya.
"Ehhhh, apa yang ku lakukan ini, duduk disini dan memuji kecantikan yang sudah ada dalam diriku. Emas, permata, kekuasaan sekarang tidaklah berarti bagiku, yang penting sekarang adalah bagaimana caranya aku membalas dendam Rajendra dan kedua orangtuaku kepada si sombong itu. Lihat saja apa yang kulakukan pada kalian nanti karena sekarang kesedihan kalian merupakan tujuan hidupku hahahaha" tawanya licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Narrativa StoricaMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...