Bab 32 Ramalan

55 10 0
                                    

Bab 32 Ramalan

Prabu Blantara yang tengah duduk di singgasanannya tersenyum sendiri, karena malam tadi ia bemimpi ada seorang anak laki-laki yang mendatanginya dan memanggilnya dengan sebutan kakek lantas Prabu Blantara merasa sangat bahagia karena didalam mimpi itu mereka bermain dan tertawa bersama. Bahkan Prabu Blantara pun juga mengajarkan anak itu ilmu bela diri, dan yang lebih bahagianya lagi adalah dimana Prabu Blantara memanggil anak itu dengan sebutan cucuku.

"Cucuku" gumam raja sambil tersenyum mengingat mimpi itu.

Mengetahui teman manusianya Linggawarman sudah menikahkan putri terakhirnya dengan seorang raja di Swarnadwipa, membuat Prabu Blantara menjadi tidak sabar untuk menikahkan putri sulungnya dengan pria pilihannya dan menjadi ratu memimpin Kerajaan Mandalawangi ini bersama suaminya.

Rasa penasaran Prabu Blantara dengan apa yang terjadi dimasa depan nanti, membuat Prabu Blantara memanggil seorang peramal kerajaan dan bertanya padanya tentang masa depan putrinya.

"Bayanaka kau adalah peramal yang selalu kami andalkan di kerajaan ini, kau selalu meramal apa yang terjadi di dunia manusia. Aku ingin kau meramalkan masa depan putriku Sekar, tidak ramalkan semua putriku. Aku ingin tahu bagaimana masa depan semua putri-putriku" pinta Prabu Blantara pada peramal itu.
"Ampun gusti, bukankah itu melanggar peraturan"
"Bayanaka Bayanaka, apakau tidak tahu siapa yang ada dihadapanmu ini, ini adalah orang yang menciptakan peraturan itu aku adalah rajamu maka turutilah perintahku" paksanya
"Sendiko gusti Prabu hamba akan melakukannya" ujar peramal itu

Peramal itupun duduk bersila dihadapan gusti Prabu Blantara wangi dan menutup kedua matanya sambil merapal sebuah mantra.
Sedangkan Prabu Blantara duduk sembari terus memperhatikannya dan tidak sabar mendengarkan ramalan itu darinya

Setelah selesai, Prabu Blantara pun tersenyum dan bertanya padanya
"Apa yang kau lihat Bayanaka?" Tanya raja penasaran
"Hamba melihaat, beberapa putri dari kanjeng gusti akan menjadi ratu di Nuswapada ini, sedangkan gusti putri.....(dengan wajah ragu)"

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Prabu Blantara sudah memotong pembicaraannya dan bertanya
"Bagaimana dengan putriku Sekar?" Tanyanya lagi
"Gusti putri. Akan menjadi seorang ratu yang sangat disegani dan memiliki banyak pengikut bahkan pengikut dari bangsa manusia. Kejayaan ada dimana-mana, kerajaan-kerajaan besar akan tunduk padanya, namanya akan menggema dan terkenal sama halnya seperti gusti prabu. Na...."
"Hahahahaha, sudah kuduga putriku Sekar akan mengantikan diriku di Kerajaan Mandalawangi ini hahaha" tawa Prabu Blantara memecah keheningan dipendopo.

Mbah Bayanaka merasa ragu dengan perkataan Prabu Blantara wangi tentang Sekar yang akan mengantikannya bertahta di Kerajaan Mandalawangi, karena dalam penglihatannya ia melihat istana yang ditempati oleh Sekar sangatlah jauh berbeda dengan Kerajaan Mandalawangi, karena merasa ragu ia pun mencoba untuk memberitahukannya pada Prabu Blantara.

"Maaf gusti hamba me...."
"Jangan sungkan tentu saja Bayanaka, pengawal cepat berikan seribu keping emas padanya"
"Tidak gusti hamba hanya ingin mem...."
"Ayolah Bayanaka jangan malu-malu, terimalah saja hadiah dariku. Pengawal tambahkan lagi dan berikan padanya cepat"
"Baik gusti"

"Ambillah!" ujar Prabu Blantara
"Tapi gusti"
"Hari ini aku sangat bahagia Bayanaka sekarang kau bisa pergi dari hadapanku, aku tidak ingin kau menganggu kebahagiaanku" ucap Prabu Blantara menatapnya

Mendengar hal itu, terpaksa sang peramal pergi tanpa memberitahu Prabu Blantara tentang keraguannya, ia takut dihukum karena menganggu kebahagiaan rajanya.

*******

Sedangkan di Junggring saloka, Sekar jalan-jalan dipinggir pantai berdua dengan Adiwesa. Sepanjang jalan mereka terus berpegangan tangan, bercakap-cakap dan tertawa bersama.

Takdir Dewi SekarwangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang