Di bawah Gunung yang bernama Wukir Susundara diwilayah Mamrati atau yang dikenal sekarang sebagai Gunung Sindoro, berdirilah sebuah kerajaan jin yang bernama Rawangsa.
Di suatu tempat yang gelap, terdapat seorang mpu paruh baya yang ditahan di sel bawah tanah sendirian. Kedua kaki beliau terikat oleh rantai besi dan badan beliau juga terlihat kurus. Tempatnya yang kotor, dingin serta lembab membuat nyaman serangga dan hewan tinggal disana, baik yang beracun ataupun tidak sedang merayap di lantai, dinding serta tubuhnya. Dijaga oleh tiga iblis Dhemit dan Harimau jawa sakti namun hal itu tidak menganggu tapanya sang Mpu Waskito ruh Saktunyiwinarah.
Mpu itu bersemedi cukup lama dengan keadaan tenang, hampir berbulan-bulan beliau diposisi duduk seperti itu. Tiba-tiba dalam penglihatannya beliau melihat dirinya sudah berada disebuah istana megah dibangun diatas laut. Di kerajaan itu terdapat banyak bangsa siluman, jin dan lainnya sedang menghadiri pesta yang sangat besar dan meriah.
Tiba-tiba alunan gamelan berhenti berbunyi membuat semua orang menjadi keheranan, wanita yang duduk di singgasana berdiri dan berkata dia akan mengenalkan seseorang kepada mereka semua. Pandangan semua orang yang ada di Pendopo langsung tertuju pada seorang wanita yang berjalan dengan anggunnya menggunakan pakaian kebaya indah dengan balutan warna hijau rumput dan kain jarik abu-abu gemerlap, wanita itu memakai hiasan kepala dengan untaian bunga melati memanjang ke samping, namun sayang beliau tidak melihat jelas wajah wanita itu. Dia mendengar bahwa ratu itu akan mengangkatnya sebagai Putri kinasihnya. Seketika, sang mpu terlempar dan sudah berada di atas gunung. Betapa terkejutnya beliau ketika menyaksikan Mahapralaya Pulau Jawa.
Dimana gunung menjadi angkara murka, bangunan dan candi berjatuhan rata dengan tanah, langit menjadi hitam bukannya mendung bukan pula hujan, daratan rendah seketika menjadi hamparan buih. Bukan saja itu, dia juga melihat para raja-raja dan ratu jin, khodam dan bangsa siluman berbagai kalangan berperang di laut melawan pasukan iblis. Tiba-tiba dari arah langit barat datang ratusan ribu pasukan yang dipimpin oleh seorang laki-laki berbaju putih memakai sorban di kepalanya, dengan menunggangi kuda berwarna coklat semu hitam.
"Allahuakbar" serunya kemudian diikuti oleh prajuritnya dan turun ke bawah maju berperang.
Pemandangan yang begitu mengerikan, dia melihat banyaknya kematian, darah dan kebakaran dimana-mana, dari dampak perang dan Mahapralaya yang sangat besar ini.
"Tidaakkkk" teriak sadar sang mpu dari samedinya dengan wajah berlinang air mata.
"Mengerikan, ini sangat mengerikan" ucapnya sehingga membuat dhemit berwajah garang itu menjadi marah dan menyuruhnya untuk diam.Tidak lama setelah itu muncul lah seorang laki-laki dengan pakaian kebesarannya, pakaiannya tanpa lengan dengan perpaduan antara tunik keemasan dan celana panjang yang terbuat dari kulit dan memakai mahkota emas dikepalanya. Dia datang menuruni tangga dan menemui sang mpu yang tengah duduk terdiam dengan keringatan di dahi serta badannya.
"Aku sudah memberi tahumu Rajendra, apapun yang kau lakukan tidak akan menjadikanmu raja di Mandalawangi" tegas mpu pada Raja Rawangsa yang bernama Rajendra itu.
"Kau sudah tua ramalan mu itu pasti meleset, akan ku buktikan bahwa ramalan mu itu salah. Aku pasti bisa merebut kekuasaan dari Blantara yang sombong itu, walaupun aku harus membantai semua putrinya sekaligus" ucapnya marah dengan mata melotot tajam pada sang mpu.
"Asalkan kau tahu, kedatanganku kemari adalah hanya sekedar ingin memberitahumu kalau aku sudah mempunyai cara untuk mengambil tahta Mandalawangi dari Blantara hahaha"
"Percuma kau menguasainya karena Mandalawangi akan menjadi kerajaan yang dilupakan dan suatu saat nanti ada masanya kau mengakhirinya sendiri karena merasa sangat hina" ucapnya pada Rajendra yang tidak peduli dengan omongannya.Rajendra kemudian berjalan mendekati dhemit itu dan berkata
"Cambuk dia, pastikan kau melihat tulang punggungnya!" suruh Rajendra pada dhemit berbadan tinggi dan besar itu, kemudian ia pergi meninggalkan penjara bawah tanah yang menurutnya semakin kotor dan menjijikkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Historical FictionMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...