Bab 43 Pusaka Garah Sampuruan

34 9 0
                                    

Bab 43 Pusaka Garah Sampuruan

Di Pendopo, Sekar sedang berdiri dihadapan 15 wanita cantik yang merupakan prajurit kesayangan atau bisa disebut dengan abdi kinasihnya. Setelah memberikan arahan, nama baru dan beberapa penjelasan kepada mereka semua, Sekar kemudian menugaskan masing-masing dari mereka dibeberapa tempat di pelosok dari wilayah Banten sampai ke penjuru Jawa Tengah. Berikut nama-nama abdi kinasih Segoro Kidul antara lain, Sekar Kedhaton, Sekar Dwi, Sekar Sari, Sekar Asih, Putri Sekar Sindu, Sekar Kinanti, Sri Kentawati, Nyimas Redasih, Sekar Wening, Lingga Sari, Sekar Tanjung, Sekar Laras Ati, Rara Winarsih, Sekar Melati dan Kirana Arum. Tugas mereka kebanyakkan sama, ada yang menjaga gunung, harta dan pusaka, tempat pemujaan/goa dan 6 gerbang Kerajaan Segoro Kidul yang tersebar dimana-mana.

Setelah selesai, 15 abdi Kinasihnya memberi hormat kepada sang ratu secara bersamaan dan pamit undur diri terbang pergi menuju ke tempat dimana mereka ditugaskan.

Tiba-tiba Dewi Muning Sari yang merupakan abdi kinasih pertamanya datang dan memberi kabar kepada Sekar kalau Pangeran Dangkura Galaherang telah diusir dari Kerajaan Linggajaya dan dilengserkan dari gelarnya oleh Prabu Danadrajaksa.

"Aku tidak menduga kalau Prabu Danadrajaksa akan melakukan hal itu pada Dangkura. Sebagai seorang ayah dia melakukan tindakan yang benar" ucap Sekar
"Benar kanjeng ratu, hamba rasa Pangeran Dangkura memang patut mendapatkannya, mengingat dia adalah pangeran yang suka membuat keonaran dimana-mana" ucap setuju Muning sari.
"Kau benar Muning, aku bahkan tidak menyukainya. Sejak pertama kali aku mengenalnya dia sudah bersikap tidak sopan kepadaku" Sekar sependapat.

*******

Sedangkan Dangkura dan teman-temannya mulai menjalankan rencana mereka agar membuat Sekar keluar dari istana dan bisa menculiknya. Rencana mereka semakin bertambah mudah ketika mendapati adanya manusia yang secara kebetulan juga mencari sebuah pusaka sakti di desa itu. Dangkura menjebaknya, membisik-bisikinya dan hadir dalam mimpinya berhari berturut-turut dengan berkata kalau ada pusaka yang sangat sakti didalam gua yang berada dibukit tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pusaka sakti itu bernama Garah Sampuruan, yaitu sebuah pusaka yang memiliki kekuatan tinggi berbentuk melingkar seperti Golok namun berwarna hitam dengan ukir-ukiran aneh. Secara sengaja Dangkura tidak memberitahu kepada manusia itu kalau pusaka itu dijaga oleh tiga Raksasa Sarkabala yang terkenal galak dan menakutkan menurut cerita. Manusia yang sangat ingin mengumpulkan 100 pusaka sakti dalam 7 hari 7 malam itu tentulah langsung percaya dan pergi ke tempat yang dimaksud oleh Dangkura.

Pria itu memanjat bukit yang memiliki medan curam dan terjal dengan mengandalkan kayu dengan ujung runcing yang sudah dia siapkan kemaren sore, jalan yang menanjak membuat dia harus ekstra hati-hati dalam melangkah agar tidak terpeleset dan jatuh ke bawah. Demi pusaka sakti itu dia rela menempuh perjalanan yang sangat sulit untuk mendapatkan pusaka sakti Garah Sampuruan sebagai pusakanya yang ke 93.

Setelah sampai ditempat yang dimaksud, dia malah kebingungan karena dia tidak melihat dan menemukan satupun gua disana. Merasa gua itu telah dimantrai, pria itupun mengayunkan kedua tangannya dan membaca sebuah mantra lalu mengusapkannya ke kedua matanya. Seketika pandangan didepannya berubah menjadi sebuah gua besar dan mengerikan, bibir gua itu sangatlah tinggi dan ditutupi oleh tanaman merambat yang lebat. Walaupun dia merasa ada energi aneh yang terdapat di dalam gua itu, pria itupun tetap kekeh memberanikan diri lalu masuk dengan hati-hati.

Saat berjalan jauh masuk ke dalam dia tidak menduga kalau digua itu mendapati tiga raksasa berada tidak jauh didepannya, untung saja dia bisa menahan rasa kagetnya dan langsung bersembunyi dibalik batu besar yang ada disampingnya. Tidak beberapa lama, karena rasa penasaran dia pun mengintip dan melihat tiga raksasa itu sedang asik memakan seekor kambing mentah dengan lahabnya, seketika perasaan pria yang melihat perawakan dan wajah raksasa yang mengerikan itu dilanda rasa takut dan sedikit mual. Sekali lagi dia memberanikan diri menengok dengan hati-hati untuk mencari tahu keberadaan Pusaka Garah Sampuruan itu. Dengan keringat yang bercucuran dan hati yang gelisah akhirnya dia menemukan keberadaan pusaka itu setelah beberapa kali menengok ke arah para raksasa, yang mana pusaka itu ada di salah salah satu raksasa yang tergantung di pinggangnya. Pikirnya bagaimana dia bisa mengambil pusaka itu, sedangkan tiga raksasa itu memiliki energi yang sangat kuat dimendingkan dirinya.

Takdir Dewi SekarwangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang