Kematian Prabu Blantara wangi membuat Kerajaan Mandalawangi dan Jawadwipa berduka, sosok pemimpin yang paling berkuasa di Nuswapada ini telah tiada. Atas wasiat dari Prabu Blantara wangi, tidak menunda lama lagi akhirnya Sekar diangkat menjadi ratu di Kerajaan Mandalawangi mengantikan anumerta ayahandanya.
Di saat acara abhiseka-nya (acara penobatan) menjadi seorang ratu, atas keinginan Sekar sendiri Pendopo tidak dihias begitu mewah namun terlihat sederhana tanpa adanya pesta dan perjamuan yang besar mengingat Kerajaan Mandalawangi masih dalam keadaan berduka, walaupun penobatannya terdapat kendala karena hilangnya pusaka leluhurnya akibat dirinya sendiri, hal itu tidak menjadi masalah karena Sekar tlah menggantikannya dengan pusaka naga putih miliknya, karena baginya pusaka ini juga merupakan pemberian dari ayahnya. Saat dia melihat semua orang bahagia akan penobatannya, seketika Sekar jadi teringat akan mimpi buruknya, dimana iblis membunuhnya dengan pusaka milik ayahnya.
"Sekarang aku mengerti kenapa keris itu ada ditangannya teryata penyebabnya adalah aku sendiri, semoga mimpi buruk itu tidak benar-benar jadi kenyataan" gumam Sekar dalam hati.
Setelah acara berjalan dengan lancar, akhirnya Sekar menjadi seorang ratu Mandalawangi yang sah dengan keluarga dan beberapa pemimpin yang hadir di pelosok Nuswapada ini menjadi saksinya. Sekar diangkat menjadi ratu dengan nama gelar Sanghiyang Ratu Sekaring Jagad kencana Sari.
"Sekaring Jagad" ujar Sekar yang duduk di singgasana dengan wajah tersenyum.
"Iya gusti, nama itu kami ambil dari perbuatan baik dan kemurahan hati kanjeng ratu yang telah menyelamatkan Jawadwipa ini. Nama yang sudah dikenal arum (wangi) di seluruh Nuswapada dan sekitarnya seperti ribuan bunga, Gusti Sanghiyang Ratu Sekaring Jagad Kencana Sari"
"Aku menyukai gelar yang kalian berikan" ucap Sekar tersenyum ke arah mereka dan mengangguk sekali sebagai tanda setuju.
"Hidup Sanghiyang Ratu Sekaring Jagad"
"Hidup...." Sorak mereka
"Hidup Sanghiyang Ratu Sekaring Jagad"
"Hidup"Setelah penobatan itu selesai, Sekar mengucapkan beribu-ribu banyak terimakasih kepada semua orang yang terlibat dan meluangkan waktunya untuk hadir disana. Dia bersumpah dihadapan semua orang yang ada di pendopo itu, kalau dia akan melindungi Segoro kidul dari bangsa iblis semampu yang dia bisa walaupun nyawa sendiri taruhannya.
Sekar kemudian memberikan hadiah beberapa peti berisikan emas dan permata kepada raja dan ratu yang telah turut membantunya berperang melawan para iblis, namun sebagian besar dari mereka menolak dan tidak mau menerimanya karena mereka tidak menginginkan dan mengharapkan sebuah imbalan ataupun hadiah dari Ratu Sekaring Jagad, bagi mereka kemerdekaan dari para durbiksa selatan adalah hadiah paling istimewa khususnya bagi wilayah-wilayah yang terdampak.
Satu persatu para raja dan ratu berpamitan kepada Sekar untuk pulang kembali ke kerajaan mereka masing-masing. Namun saat raja dari Sangarasi yang bernama Wungah Malihak itu hendak berpamitan, dia memberikan sesuatu kepada Sekar berupa sebuah senjata untuk menambah koleksi yang disimpan oleh Sekar. Namun, karena ia sudah membantunya secara halus Sekar pun menolaknya, karena Raja Wungah memaksa akhirnya Sekar pun menerimanya dengan senang hati. Sebagai balasan kebaikan dan kepedulian Raja dari Sangarasi itu, Sekar juga memberikan sebuah hadiah candra mata unik dan selendang kuning kepadanya.
"Terimalah, kau sudah membantuku dan juga menolak hadiahku. Kebaikan dan kepedulianmu membuatku sangat berhutang budi kepadamu, ambillah sebagai kenang-kenangan dariku"
Raja Wungah Malihak akhirnya menerima candra mata pemberian Sekar dan berterimakasih kepadanya, lalu dia pun berkata kepada Sekar agar dia bisa menyempatkan diri untuk jalan-jalan atau berkunjung ke kerajaannya di Banua.
"Bila aku ada kesempatan maka aku akan berkunjung ke tempatmu nanti" ujar Sekar tersenyum.
"Apa nama senjatamu ini Raja Wungah?" Tanya Sekar penasaran sambil memegang senjata dengan dihiasi bulu burung Tingang di ganggangnya.
"Mandau Tolea, kanjeng gusti" jawabnya
"Hmm aku menyukainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Historical FictionMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...