Bab 38 Perang di Segoro Kidul
Berita tentang pertarungan Sekar melawan iblis yang menyebarkan berita bohong tentang dirinya langsung tersebar kemana-mana. Bahkan sampai ke Kerajaan Mandalawangi dan Swarnadwipa. Prabu Blantara yang mengetahui tindakan putrinya itu hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Anak itu, dia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan" dengkus Prabu Blantara
Sedangkan Sekar yang menyekap iblis ditempat persembunyiannya mengeluarkan Mantra prasantra. Namun masalahnya mantra itu tidak bisa menghilangkan suara iblis dari dalam karena mantra itu hanya bisa mengedapkan suara yang ada di dalam gua agar tidak terdengar sampai keluar, malah Sekar yang berada didalamnyalah yang mulai pening mendengar teriakkan dan ocehannya seperti raungan naga yang tak henti-hentinya dari pagi hingga malam.
"Ya ampun, kukira dengan membawamu aku bisa mendapatkan informasi tentang kelamahan raja kalian, teryata sia-sia" kesal Sekar sembari memegang kepalanya yang terasa sakit dan pergi keluar
"Seharusnya aku membunuh mereka semua" umpat SekarTiba-tiba kakek misterius itu muncul di depan Sekar, Sekar yang melihat kehadirannyapun memberi hormat.
"Pergilah keluar dan lihatlah!" Suruh kakek itu kepada Sekar.
Tanpa pikir panjang Sekar pun menurutinya dan betapa kagetnya ia, ketika melihat para raja dan ratu yang berkuasa di Segoro kidul berkumpul didepan dan meminta maaf padanya. Mereka juga berkata, mereka akan ikut bersama Sekar untuk membantunya melindungi Jawadwipa dari jajahan para iblis.
"Keberanian serta tekad dan keyakinan dari putri, membuat kami semua tidak takut untuk melawan para durbiksa yang telah menghancurkan tanah leluhur dan membunuh rakyat-rakyat kami, kami akan ikut serta bersamamu untuk melindungi Jawadwipa di Segoro kidul ini"
"Pimpinlah kami putri!" pinta salah satu raja kemudian bertekuk lutut dihadapan sekar dan diikuti oleh lainnyaSifat yang berani dan kuat serta juga peduli, baik, berwibawa dan berjiwa pemimpin, membuat mereka yakin kalau ditangan Sekar mereka pasti bisa melindungi Jawadwipa bersama-sama.
"Aku harus mencari bala bantuan dari kerajaan-kerajaan lain" pikir Sekar.
"Waktumu tidaklah banyak gusti, lakukanlah apa yang kau pikirkan sekarang" ucap kakek itu yang berdiri disampingnya hingga membuat Sekar menatapnya heran dan tersenyum mengangguk, pikirnya bagaimana kakek ini bisa mengetahui apa yang ia pikirkan dikepalanya. Sekar memandang kakek itu sejenak dan melupakan rasa penasarannya.*******
Setelah mengunjungi satu persatu kerajaan besar untuk meminta dukungan dan bantuan, akhirnya ada beberapa kerajaan besar yang turut bergabung bersama Sekar melawan para iblis untuk melindungi Jawadwipa antara lain adalah Kerajaan Anggala caklawu, Kelik, Bahamaha, Bandangan, Purwo, Kurbantara, Sangarasi dari Borneo dan Arubaya dari Pamona serta juga kerajaan-kerajaan kecil lainnya, karena bagi mereka melindungi Jawadwipa sangatlah penting dimendingkan memusuhi sebangsa, membedakan jabatan, kasta dan golongan. Menyelamatkan Jawadwipa dari jajahan para iblis lebih penting karena Jawadwipa juga merupakan bagian Nuswapada tempat tinggal mereka. Walaupun mereka dipisahkan jarak dan beribu-ribu mil lautan dan daratan tidak akan membuat mereka terpecah belah, karena sama-sama memiliki musuh yang sama, yaitu para iblis dari dunia selatan.
Sekar kemudian memberanikan dirinya untuk menemui ayahanda dan ibundanya di Kerajaan Mandalawangi meminta bantuan dan dukungan mereka untuk membantunya melawan para iblis, namun ayahnya dengan nada tegas menolak permintaannya mentah-mentah untuk yang kedua kalinya.
"Jangan lakukan itu Sekar, tarik panyuwunmu dari kerajaan-kerajaan lain, durbiksa dari selatan bukanlah musuh yang mudah untuk dilawan dan dikalahkan"
"Aku yakin romo kalau kita bersatu dan berjuang bersama-sama kita pasti bisa mengalahkan mereka" yakin Sekar namun ayahnya memalingkan muka dan diam tanpa berkata-kata. Istrinya yang melihat sifat suaminya mencoba untuk membujuknya, namun tetap saja suaminya itu tidak membantu niat baik putrinya melindungi Jawadwipa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Dewi Sekarwangi
Historical FictionMenceritakan tentang takdir kehidupan dan cinta seorang wanita dari bangsa lelembut tanah Jawa yang hidup selama ribuan tahun yang lalu pada masa Kerajaan tertua di Jawa hingga pada masa Kerajaan Medang Mataram, ia lah saksi dari peradapan nusantara...