Prolog

397K 24.3K 1.4K
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya di Vote dulu biar nggak lupa wkwk.

Happy Reading♡

"Mau nggak jadi temen Rubby?"

*****

Bugh!

Bugh!

"Kalau mau hina, didepan orangnya Anjing! Jangan jadi pengecut!"

Seorang Cowok menatap nyalang orang didepannya, tangannya beralih mencengkram kerah orang didepannya dengan kencang. Banyak tatapan siswa siswi yang menyaksikan kejadian itu, tidak ada yang berani mendekat, mereka masih sayang nyawa.

"Siapa lo, berani ngomong gitu hm?" Ucapnya dengan dingin. Orang didalam cengkramannya sedikit bergetar, wajahnya sudah pucat pasi.

"M-ma-af b-bukan gi-"

Bugh!

"Alah basi!"

"Vin udah Woy! Sekarat itu anak orang!" Lerai Ragael Dadiobare. Salah satu teman dari cowok itu, sambil menarik tangannya menjauh.

"Udah bel masuk Njir! Ayo masuk kelas!" Ucap seseorang yang lain Seno Radjis Yerite

"Garvin!"

Yang dipanggil menoleh, Garvin Sargareo Xaver namanya. Dia mendengus dan melepaskan cengkeraman orang didepannya dengan tidak ikhlas. Sebelum orang itu Pergi Garvin sempat menendangnya hingga terhuyung kedepan.

"Udah, ayo ke kelas." Ucap Genta Hardika yang diangguki oleh Zearo Garion.

Akhirnya mereka semua berjalan masuk kedalam kelas. Suasana kelas yang tadinya ricuh langsung hening seketika saat mereka masuk. Mereka berlima tidak memperdulikannya, dan memilih duduk ditempat Favorite mereka, bangku belakang pojok.

Tidak ada lagi yang berani bicara, kecuali lima orang itu sendiri. Sebenarnya hanya Garvin yang paling ditakuti, sedangkan empat temannya masih mending, mereka berempat tidak semenyeramkan Garvin.

"Tau nggak?! Hari ini ada murid baru! Cewek lagi!" Seru Ragael dengan nada antusias.

"Beneran cuk?! Cantik kaga?" Tanya Seno yang sama antusiasnya.

"Katanya sih cantik!"

Sedangkan tiga orang lainnya hanya acuh, seperti tidak berminat sama sekali dengan pembahasan kedua temannya. Garvin memilih menyumpal telinganya dengan headphone . Genta yang memilih memainkan ponselnya. Dan Zearo yang membaca buku dengan tenang.

Bangku mereka tepat ditiga baris paling belakang,pojok dekat jendela. Ragael dan Seno duduk sebangku. Menurut Garvin itu cocok, sama sama berisik. Dan Genta duduk dengan Ragael dibarisan paling belakang, dan menurut Garvin juga itu cocok, sama sama kalem.

Sedangkan Garvin memilih duduk sendirian, tepat dibelakang Seno dan Ragael. Dia sengaja untuk duduk sendiri, Garvin tidak mau ada yang mengganggu dan mengusiknya.

Satu kelas pun sudah tau, tidak ada yang berani duduk dibangku samping Garvin, mereka tidak mau berurusan dengan Garvin. Tentu saja mereka mengenal jelas siapa sosok Garvin.

"Assalamualaikum!" Ucap seorang guru perempuan dengan kata mata khasnya.

"Waalaikumsalam Bu!" Setidaknya murid murid dikelas itu sedikit lega dengan kehadiran guru tersebut.

"Hari ini kita kedatangan murid baru." Ucapnya mengundang beberapa ucapan heboh, terutama Ragael dan Seno yang sangat antusias daritadi.

"Ayo nak masuk."

Tepat setelah itu seorang gadis dengan tubuh mungil masuk kedalam kelas dengan kepala tertunduk. Dia berdiri disamping Bu Rosi.

"Ayo perkenalkan nama kamu."

Mereka mengira bahwa gadis itu pemalu, karena terus menundukkan kepalanya. Tapi sepertinya mereka salah..

Gadis itu mendongak, wajah cantiknya langsung terpatri senyuman yang begitu manis. Sontak saja para kaum adam dikelas ini langsung memekik heboh.

"Haii Semuanya! Kenalin, nama aku Rubby Arsyine Janeto. Kalian bisa panggil aku Rubby, tapi jangan panggil Uby ya?! Karena Rubby bukan makanan hehe." Ucapnya dengan wajah berseri, dia bahkan sempat melambaikan tangannya dengan semangat.

"Rubby pindahan dari SMA JAYASAKTI Bandung, Pindah kesini karena Bunda ada kerja. Semoga bisa berteman baik ya?" Lanjutnya, Senyumnya tidak pudar sama sekali.

"Perkenalkan Ruby, Saya ibu Rosi selaku wali kelas disini." Ucap Bu Rosi dengan ramah.

"Baik ibu! Sekarang Rubby duduk dimana?"

Rubby mengedarkan pandangannya keseluruh kelas, dan menemukan satu bangku kosong disana. Dia tersenyum lebar.

"Ibu! Rubby duduk sana ya?" Ucapnya Sambil menunjuk bangku yang dimaksud.

Bu Rosi melotot." E-h jangan, kamu ja-" tapi sayang ucapannya tidak tersampaikan ketika Rubby sudah ngacir duluan.

Seisi kelas menahan napas, melihat gadis itu melenggang santai duduk dibangku yang paling dilarang itu.

"Nggak papa deh, dapet dibelakang. Yang penting Rubby duduk hehe." Ucap Rubby dengan riang. Dia meletakkan tasnya dan menoleh pada orang disampingnya.

Keningnya mengerut ketika cowok disampingnya malah memejamkan mata dengan headphone tersumpal ditelinganya. Rubby berpikir, apa itu boleh?

Dengan berani Rubby mencolek lengan cowok itu, wajahnya berubah antusias saat mata cowok itu mulai terbuka. Rubby melirik sekilas name tag pada seragam cowok itu.

"Haloo. Kamu Garvin kan? Mau nggak jadi temen Rubby?"





TBC:/

Tertarik? Yang betah ya buat baca cerita ini.
Inyaallah aku update dengan cepat, jika sedang tidak ada kendala😉

Setidaknya hargai karya seseorang dengan memberi Vote dan komenn..

Ayukk jangan pelit pelit hhe...

Seeyounextpart❤

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang