Vote dan komennya yuk~
Jangan lupa Follow sebelum baca!!Happy Reading♡
"Enggak! Yang ada gue malah tekanan batin liat kalian!"
*******
Garvin memarkirkan motornya di garasi rumahnya, dengan wajah datar dia berjalan ringan menuju pintu sambil memainkan kunci motor yang berada ditangannya. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, terdapat senyuman tipis yang terpatri diwajah Garvin sejak tadi.
Mengingat kejadian tadi membuat Garvin melebarkan senyumnya, namun dia mendatarkan kembali ekspresinya saat akan membuka pintu.
Setelah sesaat dia membuka pintu, yang dilihatnya pertama kali adalah Devan dengan penampilan yang membuat Garvin menyerngit heran.
"Lo mau ap-"
"Silahkan masuk Tuan Garvin yang terhormat." Belum selesai Garvin berbicara, Devan sudah lebih dulu memotongnya.
Devan membungkukkan badannya sesaat kemudian kembali berdiri tegak. Dengan Penampilannya yang membuat Garvin jadi aneh sendiri melihatnya.
Bagaimana tidak, Devan memakai sarung kotak kotak berwarna kuning mencolok, kemeja dengan jas rapi dan jangan lupakan dasi kupu kupu yang terpasang sempurna, peci yang terpasang miring dikepalanya dan juga kumis palsu yang terbuat dari solasi berwarna hitam.
Penampilannya diperlengkap dengan raut datar serta serius yang dibuat setegas mungkin, tapi jatuhnya malah jadi konyol dan menjengkelkan bagi Garvin.
"Mau buat apa lagi dia?" . Batin Garvin bertanya tanya.
Belum sempat dia membuka suara, Devan sudah dengan seenaknya menarik tubuhnya menuju ruang tamu, Devan mendudukkan tubuh Garvin dengan paksa di Sofa, jangan lupakan wajah tegas yang sejak tadi dia pertahankan.
"Maksud lo ap-"
"Sstt.. Tuan Garvin yang terhormat, Anda dilarang berbicara saat ini, Anda hanya perlu menikmati pertunjukan Seni yang sebentar lagi akan dimulai." Lagi lagi ucapan Garvin terpotong dengan kalimat panjang Devan.
Devan berjalan dengan langkah tegas menuju tengah tengah ruangan, sebelum itu dia sempat mengambil buku resep masakan yang tergeletak dimeja dan mendekapnya erat bagaikan pembawa undang undang.
Devan berdehem dengan wajah cool miliknya, dia menatap Garvin yang juga sama menatap dirinya dengan pandangan bingung, dia tersenyum tipis walaupun aslinya dia ingin ngakak kenceng sekarang.
"Karena tamu terhormat kita sudah datang, jadi saya persilahkan kepada Bapak Deno dan juga nyonya Yera untuk menuju kesumber suara." Devan mengucapkan kalimat itu dengan lantang seraya membaca buku resep ditangannya, seakan disana ada tulisan yang tadi dia lontarkan.
Garvin yang sejak tadi sudah was was kini melongo kaget melihat kedua orang tuanya keluar dari balik pintu dengan gaya songongnya, dan juga penampilan yang sama anehnya dengan Devan.
Yera berjalan anggun menuju tengah ruangan, dagunya terangkat dengan sombong, salah satu roll yang terlepas dari rambut dan menghalangi matanya tidak sedikitpun melunturkan semangat Yera, sepatu boots berwarna hitam itu terlihat keren saat terpasang dikaki jenjang Yera, namun sangat kontras dengan daster berwarna hijau tai ayam yang digunakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARVIN
Novela Juvenil"Garvin, udah mau belum jadi temen Rubby?" "Lo tanya itu terus, nggak bosen?" "Nggak! Rubby nggak bakal berhenti tanya sampai Garvin mau jadi temen Rubby!" Garvin Sargareo Xaver, Cowok yang paling ditakuti disekolahnya. Siapa yang tidak mengenal man...