Chapter 44

82.2K 10.6K 2.9K
                                    

Vote dan komennya yuk~

Happy Reading♡

"Keluar dari kubur?! Berarti Kak Sonia beneran jalangkung?!"

*********

Saat ini, gosip tentang Sonia yang dikeluarkan dari sekolah sudah menyebar luas, sepanjang koridor selalu terdengar bisik bisik dan bahan ghibahan tentang Sonia.

Tentu saja sebagian besar merasa senang dan juga terharu, bahkan mungkin ada yang sampai membuat tumpeng untuk memperingati kejadian ini. Tentu saja, siapa yang tidak merasa senang jika Ratu bullying disekolah ini sudah tidak ada?

Walaupun ada sebagian kecil yang merasa sedikit tidak rela, terutama para kaum adam yang sudah kehilangan satu primadona sekolah, meski sangat diyakinkan pasti mata mereka semua katarak, karena julukan primadona sangat tidak estetik jika dinobatkan untuk Sonia.

Yah, disaat semua sibuk membicarakan Sonia, berbeda lagi dengan Rubby yang sejak tadi sudah dengan asiknya menikmati berbagai makanan yang berada dimeja kantin yang ditempatinya.

"Dara, Sisil, mereka semua berisik banget sih! Nggak tau apa ya Rubby lagi makan." Ucap Rubby sedikit kesal, tangan mungilnya dengan aktif mengambil satu tusuk bakso bakar yang berada didepannya.

"Heh! Yang lain sibuk ghibah, lo malah makan teross! Itu perut apa bak mandi?" Cibir Sisil.

Rubby menatap Sisil dengan heran. "Sisil gimana sih? Nggak liat ini jelas jelas perut? Masa iya perut disamain bak mandi, Heran Rubby tuh, Sisil belajar anggota tubuh manusia dari siapa sih?" Gerutu Rubby, tangannya kembali memasukkan tusukan bakso bakar untuk yang kesekian kalinya.

"Heh Juminten! Gue juga tau itu perut! Yang gue heran itu perut apa bak mandi bisa nampung makanan sebanyak itu?!" Balas Sisil dengan ngegas.

"Kalau bak mandi ya buat nampung air dong, ngapain makanan ditampung dibak mandi? Terus juga, coba tanya sendiri sama perut Rubby, kenapa bisa muat banyak." Ucap Rubby santai, tanpa melihat wajah Sisil yang sudah kesal.

"Serah lo dah serah lo! Susah emang kalo ngomong sama orang yang otaknya cuma sebesar kacang kedelai." Ucap Sisil gregetan.

Rubby menatap Sisil dengan wajah penasaran. "Siapa yang otaknya cuma sebesar kacang kedelai? Emang ada ya? Berarti orang itu mini dong, pasti kepalanya cuma sebesar buah kelengkeng."

Sisil tidak menanggapi lebih ucapan Rubby, takutnya malah semakin membuatnya darah tinggi, dia menusukkan garpu pada somaynya dengan hasrat membunuh.

Sedangkan Dara, dia dari tadi hanya menahan tawa melihat kedua temannya, apalagi saat melihat ekspresi yang berbeda dan saling bertolak belakang dari Rubby dan Sisil.

Rubby yang sudah selesai dengan bakso bakarnya, langsung mengambil susu kotak strawberry dan meminumnya. Berdecak pelan saat suara suara bisikan memenuhi pendengarannya.

"Sebenernya mereka semua ngomongin apa sih, kok heboh banget? Kembang tujuh rupa turun harga ya?" Tanya Rubby.

"Kenapa malah jadi kembang?" Tanya Dara heran.

"Ya kalo kembang tujuh Rupa turun harga, Rubby seneng dong, kan Rubby suka beli buat ngilangin kuman dan Virus." Jawab Rubby.

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang